Pihak China Nyatakan Tak Ada Pasukan Khusus India yang Tewas di Tangan Beijing

Jumat, 04 September 2020 | 08:13
Xinhua

Pihak China Nyatakan Tak Ada Pasukan Khusus India yang Tewas di Tangan Beijing

Sosok.ID - India mengklaim jika seorang prajurit pasukan khusus mereka tewas saat bentrokan dengan militer China di perbatasan kedua negara.

Kematian pasukan India ini tentu membuat New Delhi marah besar.

Bahkan India sudah mengirim kapal perang ke Pasifik Selatan untuk menantang China agar tak macam-macam.

Situasi di sepanjang Garis Kontrol Aktual antara India dan China semakin meruncing.

Baca Juga: Amerika Bakal Sebar Militernya ke Asia Tenggara untuk Bendung Manuver China

Kemarin, baru saja terjadi bentrokan yang menghambat perundingan kedua pihak.

Namun, pada Rabu (2/9/2020), China mengklaim bahwa tidak ada tentara India yang tewas dalam bentrokan baru-baru ini di sepanjang perbatasan internasional.

MelansirTimes Now News, klarifikasi tersebut dibuat sehubungan dengan bentrokan baru-baru ini di Ladakh timur dekat danau Pangong Tso.

"Sejauh yang saya tahu, tidak ada tentara India yang tewas dalam bentrokan perbatasan baru-baru ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, melansirGlobal Times.
Baca Juga: Malu Tak Ketulungan, Digrebek Satpol PP di Panti Pijat, Seorang Pria Ngamuk Gegara Disebut Main dengan PSK, Ketahuan Saat Kondom Masih Terpasang di Alat Vital

Bahkan dia bilang, India melanggar konsensus di front barat LAC.

“India berulang kali melanggar konsensus penting di bagian barat perbatasan China-India, secara sepihak mengubah status quo secara paksa sehingga menimbulkan ketegangan di wilayah perbatasan. Tanggung jawab sepenuhnya ada pada pihak India,” kata Hua.

Meruncingnya ketegangan terjadi setelah tentara Angkatan Darat India mengklaim menggagalkan upaya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China agar tidak melanggar lebih jauh ke wilayah India dekat tepi selatan Pangong Tso di Ladakh.

Kementerian Luar Negeri India pada Selasa mengutuk provokasi China pada tanggal 29-30 Agustus malam dan mengatakan bahwa Beijing melanggar kesepakatan antara kedua negara pada saat perundingan diplomatik dan militer sedang berlangsung.

Pemerintah pusat mengatakan bahwa India telah mengangkat masalah provokasi baru-baru ini dan tindakan agresif dengan pihak China dan meminta mereka untuk mengendalikan pasukan garis depan mereka.

Baca Juga: Semakin Kuat, Jumlah Hulu Ledak Nuklir China Bertambah dan Siap Tantang Perang Amerika

Sebelumnya,Bangkok Postmelaporkan, seorang tentara pasukan khusus India yang merupakan kelahiran Tibet tewas saat terjadi bentrokan dengan China.

MelansirBangkok Post,kematian itu merupakan yang pertama dilaporkan dari dua insiden dalam 48 jam terakhir di perbatasan. Kejadian ini semakin meningkatkan ketegangan antara dua negara nuklir selang dua bulan setelah pertempuran yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India.
Bangkok Postmemberitakan, tidak ada pihak yang mengumumkan adanya korban. Akan tetapi, Namghyal Dolkar Lhagyari, seorang anggota parlemen Tibet di pengasingan, mengatakan kepadaAFPbahwa tentara asal Tibet itu "menjadi martir dalam bentrokan" pada Sabtu malam.

Dia mengatakan anggota Pasukan Khusus Perbatasan yang dilaporkan, termasuk banyak etnis Tibet yang menentang klaim China atas wilayah asalnya terluka dalam operasi itu.

Baca Juga: Tiba-tiba Alami Penyakit Aneh Selama 5 Tahun, Cita Citata Sempat Tak Bisa Bersentuhan Langsung dengan Benda Tajam, Ini Penyakitnya!

Melansir Livemint.com, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava mengatakan, China terlibat dalam manuver militer yang provokatif pada larut malam tanggal 29 dan 30 Agustus dalam upaya untuk mengubah status quo di daerah Tepi Selatan Danau Pangong.

Terkait hal itu, tentara India menanggapi tindakan provokatif ini dengan mengambil tindakan defensif yang sesuai di sepanjang LAC (Garis Kontrol Aktual) untuk melindungi kepentingan Indi dan mempertahankan integritas teritorial.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "China: Tak ada tentara India yang tewas dalam bentrokan perbatasan terbaru"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya