Sosok.ID - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara soal kemungkinan krisis ekonomi.
Presiden ke 6 Republik Indonesia ini menganggap persoalan ekonomi di tengah pandemi covid-19 sebagai sesuatu yang dialami banyak negara.
Tak terkecuali negara-negara besar dan kaya.
Melansir Kompas.com, SBY meminta kepada masyarakat agar tidak semena-mena menyalahkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, saat ini pemerintah telah melakukan upaya yang terbaik untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi.
Hal itu disampaikan SBY saat launching buku "Monograf" di Cikeas, Bogor, Selasa (11/8/2020).
"Jadi jangan salahkan presiden Jokowi, jangan salahkan pemerintah, kenapa Indonesia mengalami krisis ekonomi? Ya, karena secara global, secara dunia sertaan dari pandemi Covid-19 ini adalah gejolak bahkan krisis ekonomi," katanya, dikutip dari Kompas.com.
SBY menuturkan, pemerintah tentu sudah tahu akan terjadi ancaman krisis ekonomi di kondisi ini.
Sehingga SBY mendorong pemerintah agar menetapkan kebijakan yang tepat dengan aksi yang nyata.
Ia juga menyatakan dukungannya kepada pemerintahan saat ini.
"From now ke depan pemerintah kita dukung, yang dilakukan pemerintah itu betul-betul melaksanakan penyelamatan ekonomi dengan strategi yang tepat, kebijakan yang tepat dan aksi-aksi yang tepat pula," ujarnya.
Adapun Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal II, dan tercatat minus 5,3 persen.
Terkait hal tersebut SBY yakin pemerintah telah memahami komponen-komponen yang mengalami pelemahan.
Sehingga diharapkan agar segera dilakukan perbaikan.
Ia tak lupa meminta pemerintah agar membantu masyarakat kelas bawah lewat bantuan-bantuan sosial.
"Yang terpukul mereka-mereka yang golongan bawah maka bansos apapun berikan. Amerika keluarkan BLT, banyak yang keluarkan BLT, dulu saya juga keluarkan BLT," ucapnya.
"Bola ditangan pemerintah, istilahnya we have given everything to this government, tinggal tolong ini semua digunakan dengan baik, rakyat membantu, saya pribadi ingin membantu meskipun tidal secara tidak langsung karena partai yang dulu saya pimpin tidak di pemerintahan," ujar SBY.
Terpisah, sebelumnya Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang merupakan putra dari SBY juga menyoroti banyaknya permasalahan di Indonesia.
Selain ekonomi dan kesehatan, Ibas menyoroti adanya masalah penegakan hukum dan demokrasi di Indonesia.
"Indonesia saat ini banyak tantangan. Lihat saja tantangan pandemi, ekonomi, keuangan, pembangunan, kesejahteraan, penegakan hukum, demokrasi dan hak-hak sipil," kata Ibas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/8/2020), dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut Ibas menyinggung pemerintahan jaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai presiden pada periode 2004-2014.
Ibas mengklaim saat itu kondisi Indonesia dalam aspek perekonomian terbilang baik dengan utang dan defisit negara yang terjaga.
"Alhamdulillah, kita pernah membuat itu, ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun," katanya.
"Ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain. Termasuk tentang persentase tingkat kemiskinan dan pengangguran," ujar Ibas. (*)