Kekuatan Militernya Jelas-jelas Kalah Telak Dibandingkan dengan China, Tapi Taiwan Diprediksi Bisa Kalahkan Tiongkok Bila Perang Terjadi, Begini Caranya

Selasa, 11 Agustus 2020 | 08:13
Xinhua/Intisari Online

Perkara Rubah Nama Pulau Bikin Sensitif, China Disebut Berniat Kirim Serangan Besar-besaran ke Jepang Hingga Sepakat Bersekutu dengan Taiwan

Sosok.ID - Sudah jelas siapa yang menang bila China dan Taiwan berperang.

Bila dilihat dari segi kekuatan militernya, Taiwan jelas-jelas kalah telak.

Sebab Tiongkok memiliki jumlah tentara terbanyak di dunia.

Bahkan, satu-satunya negara yang sanggup menyaingi bujet militer "Negeri Panda" adalah Amerika Serikat ( AS).

Baca Juga: Ketegangan Makin Meruncing, Menteri Pendidikan Larang Siswa India Belajar Bahasa Mandarin Sebagai Protes Semakin Konflik dengan China

Sementara itu Taiwan dengan populasi penduduk 23 juta jiwa, perekonomian dan kekuatan militernya sangat kecil dibandingkan China, dan terus berada di bawah ancaman invasi.

Baru-baru ini ketegangan meningkat lagi dengan AS yang mengirim delegasinya ke Taipei, dan menjadi kunjungan tingkat tertinggi sejak Washington mengalihkan pengakuan diplomatik ke China pada 1979.

Lalu andaikata Taiwan dan China terlibat perang, bagaimana perbandingan kekuatan dua negara itu?

Berikut prediksinya yang disarikan dari AFP Senin (10/8/2020).

Baca Juga: Pesawat Pembom AS Ongkang-ongkang di Laut China Selatan, Xi Jinping Langsung Kerahkan Militernya Lakukan Hal Ini di Udara!

1. Mengapa mereka bermusuhan?

Taiwan dan China berpisah pada 1949 ketika nasionalis Chiang Kai-shek melarikan diri ke pulau itu untuk membentuk pemerintahan otoriter yang terpisah, setelah kalah dalam perang saudara di China daratan melawan komunis Mao Zedong.

Kedua pihak mengklaim mewakiliki China dan selama 30 tahun pertama, konflik tetap memanas.

China kerap menembaki pulau-pulau Taiwan yang dekat dengan daratan mereka.

Baca Juga: Macam-macam Senggol Konflik Taiwan dan Laut China Selatan, Trump Dapat Peringatan agar Tak Sembrono! Pecah Perang dengan Tiongkok Bisa Bikin AS Jongkok

Kemudian dalam serangan terbesar pada 1958, Tentara Pembebasan Rakyat China menembakkan 470.000 peluru selama 44 hari, menewaskan 618 prajurit dan warga sipil.

Hingga akhir tahun 1970-an China masih membombardir pulau-pulau itu, meski telah dihujani dengan selebaran propaganda.

Kemudian detente (peredaan ketegangan) terjadi, disusul kesepakatan diam-diam pada awal 1990-an di mana kedua pihak sepakat menjadi "satu China" tapi memiliki versinya masing-masing.

Sejak itu identitas Taiwan berubah dengan menjadi negara merdeka secara de facto, yang terpisah dari daratan China.

Baca Juga: Tambah Nekat, China Spionase Latihan Perang dengan 2 Kapal, Ogah Tinggal Taiwan Kejar Pasukan Tiongkok yang Menyamar jadi Kapal Sipil dengan Armada Penuh, Begini Penyerbuannya!

2. Di mana kelemahan Taiwan?

Dalam jumlah dana dan personel militer, jelas Taiwan sangat kerdil di hadapan China.

Taiwan memiliki sekitar 215.000 tentara dan anggaran pertahanan sebesar 12 miliar dollar AS (Rp 176,8 triliun, kurs Rp 14.700/dollar AS).

Bandingkan dengan China, yang memiliki sekitar 2 juta personel dan didukung anggaran militer 178 miliar dollar AS (Rp 2,62 kuadriliun, kurs Rp 14.700/dollar AS).

Baca Juga: Pesawat Pembom Nuklir China Terobos Zona Udara Taiwan, Bentrokan Bersenjata Segera Meletus

China juga memiliki senjata nuklir, dengan persenjataan mutakhir yang terus berkembang termasuk jet tempur canggih, dua kapal induk, dan banyak lagi yang sedang diproses.

Rudal mereka juga semakin banyak, beberapa di antaranya hipersonik yang ditempatkan di seberang Selat Taiwan, dan lebih dari 60 kapal selam termasuk kapal bertenaga nuklir.

Sementara itu sekitar 300 jet tempur Taiwan semuanya sudah beroperasi sejak 1990-an.

Angkatan lautnya di atas kertas juga kalah telak dari China.

Baca Juga: Taiwan Tak Gentar Hadapi China, Produksi Jet Tempur Sendiri untuk Lawan Negeri Panda

Sebanyak dua dari empat kapal selam Taiwan sudah tua, dibuat pada 1940-an.

3. Lalu di mana kekuatan Taiwan?

AFP memberitakan, kekuatan militer bukan jaminan kemenangan perang, seperti pemberontak yang berhasil membungkam pasukan NATO pimpinan AS di Afghanistan selama 20 tahun.

Jika perang lawan China, Taiwan tidak perlu mengimbanginya secara dana.

Baca Juga: Hampir Tiap Hari Jet Tempur China Putari Negaranya, Taiwan Geram Hingga Produksi Pesawat Perang Sendiri dan Bakal Jadi Ancaman Untuk Tiongkok

Dengan banyaknya negara Barat yang semakin enggan menjual barang-barang militer secara besar-besaran ke Taiwan agar tidak memicu kemarahan Beijing, mereka bisa mengembangkan sendiri industri senjata dalam negeri yang dinamis dan inovatif.

Rudal bisa dibuat dengan harga relatif murah, dibandingkan China yang invasinya akan memakan biaya sangat tinggi.

4. Apa yang dikatakan China?

Beijing terus mengklaim wilayah Taiwan, dan berjanji suatu saat nanti akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

Baca Juga: Setelah Negara ASEAN, India dan Taiwan, Kini China Berulah Lagi Untuk Duduki Kepulauan Senkaku yang Bikin Jepang Marah Besar: Kami Akan Merespons dengan Tegas!

Di bawah komando Presiden Xi Jinping, hasrat itu kian menggebu, terutama sejak Tsai Ing-wen terpilih jadi Presiden Taiwan pada 2016, yang menolak sistem "Satu China" dan memandang Taiwan sebagai negara berdaulat secara de facto.

Tahun lalu Xi berpidato dengan nada yang sangat agresif, memperingatkan bahwa reunifikasi Taiwan dengan China daratan "tidak bisa dihindari".

Latihan militer digencarkan. Jet tempur China kerap terbang ke zona pertahanan Taiwan.

Para nasionalis garis keras menyebut Xi tertekan, karena Partai Komunis China tertampar atas kemerdekaan Taiwan.

Baca Juga: Giliran Taiwan Perlihatkan Taringnya, Tembakan Rudal Anti Pesawat Agar Militer China Paham Arti Menjaga Kedaulatan

Meski kampanyenya penuh tekanan, Tsai Ing-wen menang pemilu lagi dengan telah awal tahun ini, untuk mengemban periode kedua masa jabatannya.

5. Apa peran AS?

Taiwan terikat dengan Kongres untuk mempersenjatai Taiwan guna mempertahankan diri.

"Negeri Paman Sam" mengakui Beijing sebagai pusat pemerintahan China, tetapi tidak secara pasti mengakui status Taiwan, dengan mengatakan setiap perubahan harus dicapai dengan damai.

Baca Juga: Xi Jinping Panas Dengar Seterunya Gelar Latihan Perang Terbesar, China Nekat Kirim Jet Tempur Putari Wilayah Taiwan, Ini Reaksi Penentang Tiongkok!

Sejak pertengahan 1990-an untuk mendekati China, AS berhati-hati menjual persenjataan besar ke Taiwan, yang membuat Taipei frustrasi.

Namun kondisi itu berubah kala AS dipimpin Presiden Donald Trump.

Ia telah menyetujui sejumlah kesepakatan besar, termasuk 66 pesawat tempur F-16 generasi berikutnya, dan upgrade rudal Patriot di pulau itu.

Taiwan juga menjadi salah satu isu yang menghasilkan dukungan bipartisan di era Trump, dengan dua UU baru-baru ini yang meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara.

Baca Juga: Berkedok Latihan Militer, China Kepung Wilayah Taiwan dengan Jet Tempur Sukhoi

(Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Walau Kalah Kuat, Taiwan Bisa Menang Perang Lawan China dengan Cara Ini"

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya