Makanya Tak Gentar Dikepung Militer Inggris dan AS, Ternyata Perangkat Perang China Bisa Deteksi Serangan Nuklir dan Langsung Membalasnya

Selasa, 04 Agustus 2020 | 16:00
Kompas.com

(Iustrasi) Makanya Tak Gentar Dikepung Militer Inggris dan AS, Ternyata Perangkat Perang China Bisa Deteksi Serangan Nuklir dan Langsung Membalasnya

Sosok.ID - China memang dikenal sebagai salah satu negara yang dianggap terkuat di dunia.

Hal tersebut ternyata bukan isapan jempol belaka, sebab berbagai senjata canggih dimiliki oleh negeri Panda tersebut.

Bahkan saat konflik di Laut China Selatan mengharuskan Tiongkok menghadapi tiga kekuatan militer kuat dunia, mereka tak gentar sekalipun.

Meski terang-terangan militer Amerika Serikat (AS), Inggris. dan Jepang telah berada di sekitar perbatasan China, mereka tetap adem ayem.

Baca Juga: Australia Memang Petantang-petenteng Tantang China, Tapi Indonesia Juga Harus Siap Siaga, Senjata Negeri Kanguru Disinyalir Dapat Ratakan Seluruh Wilayah NKRI

Ternyata hal tersebut dilatari karena China telah memiliki sejumlah persenjataan yang cukup mumpuni.

Bahkan persenjataan tersebut bisa dikatakan mampu menangkal semua serangan yang dilakukan oleh tiga negara tersebut di area Laut China Selatan.

Meski demikian, China memang diketahui cukup tertutup mengenai persenjataan militer miliki mereka.

Oleh karena itu banyak negara yang pasti waspada ketika terjadi konfrontasi dengan negeri Tirai Bambu tersebut.

Baca Juga: Pantas Saja Militer AS Seperti Ulur Waktu Perang, Ternyata Gegara China Tunjukkan Jet Tempur Baru J-20 yang Kecanggihannya Setara dengan F-22 Milik Paman Sam

Namun belum lama ini, seorang mantan perwira Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) China mengungkap sebuah kabar mengejutkan.

Ia menuliskan sebuah fakta mengenai kekuatan militer China dalam makalahnya.

Termasuk di dalamnya adalah peralatan tempur China yang ia sebut dapat mendeteksi rudal nuklir yang mengarah ke wilayah Tiongkok.

Tak hanya dapat mendeteksi rudal nuklir, mantan perwira tersebut juga menambahkan China pun bisa seketika membalas serangan yang dilakukan oleh musuhnya itu seketika.

Baca Juga: Bukan Hanya Laut China Selatan, 5 Negara ASEAN Geram Tiongkok Sebabkan Kekeringan di Wilayahnya, Militer AS Siap Bertindak Pindah medan Perang ke Sungai Mekong!

Oleh laporan mantan perwira tersebut, banyak pakar langsung menyimpulkan bahwa keamanan AS bisa terancam bila tetap mendesak Tiongkok di Laut China Selatan.

Ungkapan itu dilansir dari The Japan Times, Senin (3/8/2020).

Menurut pakar urusan luar negeri, apa yang diungkap oleh mantan perwira PLA tersebut bila memang benar adanya maka banyak negara yang memusuhi Tiongkok harus hati-hati.

Sebab pengembangan sistem itu membutuhkan teknologi pertahanan rudal yang sangat canggih sehingga bisa mengintergrasikan satelit buatan untuk mendeteksi peluncuran rudal dengan radar berbasis lautan.

Baca Juga: Tak Berkutik Dipecundangi China, Amerika Sudah Terlambat Mencegah Pencurian Teknologi, Militer China Pasti akan Melesat Menjadi yang Terbaik, Ini Buktinya

Nampannya, Xi Jinping telah bersungguh-sungguh untuk meningkatkan pertahanan militernya beberapa tahun ini,

Hal tersebut sesuai dengan ungkapan dari sang pemimpin yakni untuk mewujudkan tujuan mengenai militer China agar menjadi militer berkelas dunia pada pertengahan abad ke-21.

Makalah tersebut ditulis oleh Yang Chengjun yang telah lama bekerja untuk PLA Rocket Force, sebuah korps artileri yang memiliki unit rudal.

Baca Juga: Temui Si Naga Perkasa penantang F-22 milik Amerika, Jet Tempur J-20 'Made in China,' Punya Kecepatan Jelajah Supersonik dan Manuver Super, Sehebat Apa?

Dalam makalah tersebut, Yang juga menekankan bahwa kapasitas nuklir China dengan AS dan Rusia.

China sejauh ini telah berjanji dalam kebijakan untuk tidak menginisiasi penggunaan senjata nuklir dalam keadaan apa pun.

Prinsip dasar dari strategi nuklirnya adalah bahwa negara tersebut baru akan melakukan serangan balik dengan senjata nuklir yang dimilikinya jika diserang musuh dengan senjata nuklir.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : scmp, The Japan Times

Baca Lainnya