Sosok.ID - Ambisi Xi Jinping untuk menjadikan China sebagai yang terkuat di dunia makin disoroti.
Klaim di berbagai wilayah serta konflik dengan Amerika Serikat pun hingga kini tak kunjung usai.
Negeri Paman Sam mengatakan bahwa China berencana untuk membangun 'militer kelas dunia' dengan memanfaatkan keterbukaannya dan memperoleh teknologi utama dari pusat penelitian, perusahaan swasta dan akademisi.
Partai Komunis Tiongkok (PKT) berencana untuk mengembangkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menjadi “militer kelas dunia” pada tahun 2049.
Melansir Times Now News, demi mencapai hal ini China harus memperoleh kekayaan intelektual, penelitian utama, dan kemajuan teknologi dari warga dunia, peneliti, cendekiawan, dan industri swasta, kata Amerika Serikat.
Amerika Serikat meyakini, Tiongkok bakal menghalalkan segala cara demi memenuhi tujuan militer PKC.
Tiongkok di bawah strategi Fusi Militer-Sipilnya berhasrat memperoleh teknologi terdepan di dunia -termasuk melalui pencurian - untuk mencapai dominasi militer, kata Departemen Luar Negeri AS dalam laporannya.
Langkah-langkah curang dengan berbohong dan mencuri untuk penuhi ambisi itu telah membuat Amerika Serikat hilang kesabaran.
Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa MCF menghilangkan hambatan antara penelitian sipil Tiongkok dan sektor komersial,juga sektor industri militer dan pertahanan.
Adapun Military-Civil Fusion (MCF)merupakanstrategi nasional Partai Komunis Tiongkok untuk mengembangkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menjadi militer kelas dunia pada tahun 2049 '
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, strategi militer Tiongkok untuk mendominasi dunia berisiko besar bagi keamanan nasional.
Baca Juga: 3000 Rudal Ditembakkan China Sebagai Sinyal Kepada Amerika Jika Beijing Siap Perang
Presiden Tiongkok dan Sekretaris Jenderal PKC Xi Jinping secara pribadi mengawasi implementasi strategi MCF dan juga mengetuai Komisi Militer Pusat PKC dan Komisi Pusat untuk Pengembangan Fusi Militer-Sipil.
"Bahkan jika Partai Komunis Tiongkok memberikan jaminan tentang teknologi Anda terbatas pada penggunaan damai, Anda harus tahu ada risiko besar bagi keamanan nasional Amerika," kata Mike Pompeo, seperti dikutip Sosok.ID dari Times Now News, Kamis (23/7).
Berbicara di Silicon Valley Leadership Group awal tahun ini, Pompeo mengatakan bahwa perusahaan teknologi global di seluruh dunia menyaksikan tren yang mengganggu.
Baca Juga: Tidak Terima Terus-terusan Digempur China, Taiwan Siapkan Langkah Ini
Di mana teknologi mereka yang paling maju dan sensitif berakhir di tangan pemerintah Cina yang kemudian dialihkan ke militer program penelitian dan produksi senjata.
"Kami benar-benar tidak dapat mengabaikan risiko yang ditimbulkan oleh strategi fusi militer-sipil pemerintah Tiongkok dan bagaimana hal itu terkait dengan ambisi geopolitik Partai Komunis Tiongkok," tambah Sekretaris Negara AS.
Di bawah strategi MCF ambisius Xi Jinping, warga sipil Tiongkok, militer, milik negara dan swasta telah diarahkan untuk menghilangkan hambatan antara ekonomi sipil dan pertahanan untuk mengejar kemajuan ekonomi dan militer secara simultan.
Negara-negara di seluruh dunia mengontrak proyek-proyek pertahanan tertentu untuk lembaga-lembaga sipil.
Banyak dari mereka termasuk AS memberikan jaminan, melalui perjanjian dan norma internasional dan bilateral, bahwa teknologi penggunaan ganda tidak akan dialihkan ke penggunaan akhir militer tanpa izin dari negara tersebut.
Cina, di sisi lain, melalui strategi MCF-nya, sengaja menargetkan kerja sama internasional untuk memperoleh dan mengembangkan teknologi canggih.
Ini digunakan demi mendukung penelitian militer dan pengembangan program dan produksi senjata canggih milik Tiongkok. (*)