Tiongkok Makin Kepepet, Gegara Isu Mata-mata di Inggris, Militer Ratu Elisabeth Ikut Serbu Laut China Selatan dengan Kapal Induk Bergabung bersama Militer AS dan Jepang

Jumat, 17 Juli 2020 | 15:00
Fox News

Tiongkok Makin Kepepet, Gegara Isu Mata-mata di Inggris, Militer Ratu Elisabeth Ikut Serbu Laut China Selatan dengan Kapal Induk Bergabung bersama Militer AS dan Jepang

Sosok.ID - Situasi laut China Selatan semakin mendidih dalam waktu dekat ini.

Banyak kelompok militer yang kini tumpah ruah di perairan yang dilewati sepertiga perjalanan laut seluruh dunia tersebut.

Hal itu lantaran negara-negara yang miliki kekuatan militer besar di seluruh dunia itu ingin menekan China.

Penyebabnya tetap sama seperti sebelumnya, China dianggap telah lancang mengenai batas teritorial mereka baik di darat maupun di laut.

Baca Juga: Jelas-jelas Bangun Pangkalan Militer di Perairan Sengketan Laut China Selatan, Tiongkok Masih Berdalih Untuk Perdamaian, AS Geram dan Ajak Seluruh Dunia Tak Tinggal Diam

Bahkan perselisihan yang awalnya bermula dari sengketa perbatasan tersebut kini tengah meluas.

Termasuk yang terbaru adalah isu mata-mata yang dilancarkan oleh negeri 'Panda' di seluruh dunia termasuk Inggris melalui perusahaan-perusahaan mereka yang berada di luar negeri.

Setelah kebijakan dalam negeri untuk membatalkan kerjasama dengan pabrikan ponsel kenamaan asal China, Huawei yang diboikot oleh pemerintahan Ratu Elisabeth tersebut.

Kini Inggris akhirnya ikut bergabung dengan Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang lebih dulu mengirim kapal induk mereka ke perairan Laut China Selatan.

Baca Juga: Usai Latihan dan Disaksikan Oleh Militer China, Kapal Perang AS TIba-tiba Meledak Misterius, Lukai 21 Orang, Kapal Induk pun Dipindah Jauh Dari Lokasi

Tujuannya tak lain adalah mengepung China untuk tidak bertindak semena-mena atas perbatasan wilayah dengan banyak negara.

Bahkan seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, China tengah bersitegang setidaknya dengan 18 negara baik yang berbatasan langsung di darah dengan negara tersebut maupun yang bersengketa di laut dengan Tiongkok.

Penentangan atas dominasi China di kawasan Indo-Pasifik tersebut semakin gencar disuarakan oleh negara-negara berkekuatan militer besar belum lama ini.

Kapal induk andalan Inggris seperti HMS Queen Elizabeth dan kapal induk HMS Prince of Wales pun kini menuju ke perairan yang tengah panas tersebut.

Baca Juga: Menyerah dengan Sikap Negara ASEAN Terutama Indonesia, Tiongkok Mau Berunding Soal Kode Etik Laut China Selatan, Pakar Sebut Hanya Akal-akalan

Sebagai informasi, HMS Queen Elizabeth, merupakan kapal induk terbaru Inggris berbobot 65.000 ton.

Kapal induk ini merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibangun Inggris bersama HMS Prince of Wales untuk kebutuhan angkatan laut kerajaan.

Melansir dari The Australian, dua kapal induk tersebut bernilai 3,1 miliar pounsterling atau Rp 84 miliar.

Kapal Induk Queen Elizabeth diperkirakan akan mengunjungi Timur Jauh, melakukan latihan militer dengan sekutu mereka termasuk AS dan Jepang.

Baca Juga: Ketegangan Hampir Berbuah Perang Samudera, Militer AS dan Tiongkok Gelar Latihan di Laut China Selatan Saling Berhadapan: Mereka Melihat Kami dan Sebaliknya

news.usni.org
news.usni.org

HMS Queen Elizabeth, kapal perang terbesar yang pernah dibangun Inggris.

Kapal induk ini memiliki awak sekitar 700 personel, namun jumlah itu bisa bertambah hingga 1.600 personel ketika jet tempur dan helikopter dimuat di atas kapal induk ini.

Kapal induk Queen Elizabeth ini akan dikawal dua kapal perusak tipe 45, dua kapal fregat tipe 23, dua kapal tanker, dan beberap helikopter.

Kapal induk ini akan menyelesaikan latihan bersama sekutu pada musim gugur ini tahun depan.

Mulanya kapal induk ini hanya memuat dua skuadron jet tempur siluman F-35B Lighting II, satu dari AS dan satu dari Inggris.

Baca Juga: Ogah Kecolongan Atas Kenekatan Tiongkok yang Ingin Kuasai 90 % Laut China Selatan, Jepang Lebih Pilih Modifikasi 2 Kapal Perang Jadi Kapal Induk Lawan Xi Jinping

Ternyata bukan hanya Inggris saja yang gerah dengan tingkah China di Indo-Pasifik, tetapi negara-negara seperti Australia dan Kanada juga merasakan.

Kabarnya dua negara besar tersebut juga akan menyusul Inggris menuju Laut China Selatan untuk bergabung bersama tiga negara yang telah mendahului mereka tersebut. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber The Australian