Jelas-jelas Bangun Pangkalan Militer di Perairan Sengketan Laut China Selatan, Tiongkok Masih Berdalih Untuk Perdamaian, AS Geram dan Ajak Seluruh Dunia Tak Tinggal Diam

Selasa, 14 Juli 2020 | 15:35
YouTube/Frankly Explained

Jelas-jelas Bangun Pangkalan Militer di Perairan Sengketan Laut China Selatan, Tiongkok Masih Berdalih Untuk Perdamaian, AS Geram dan Ajak Seluruh Dunia Tak Tinggal Diam

Sosok.ID - Amerika Serikat pada hari Senin (13/7/2020) menolak klaim Tiongkok untuk sumber daya lepas pantai yang disengketakan di sebagian besar Laut China Selatan.

Langkah ini dinilai dapat memperburuk hubungan yang erat antara dua ekonomi terbesar dunia.

Melansir Reuters, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, China tidak menunjukkan dasar hukum yang komprehensif untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah menggunakan intimidasi terhadap negara-negara pantai Asia Selatan lainnya.

"Kami memperjelas: Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum,"

Baca Juga: Usai Latihan dan Disaksikan Oleh Militer China, Kapal Perang AS TIba-tiba Meledak Misterius, Lukai 21 Orang, Kapal Induk pun Dipindah Jauh Dari Lokasi

"seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," kata Pompeo seperti yang dikutip Reuters.

Amerika Serikat telah lama menentang klaim teritorial China yang luas di Laut China Selatan, mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur air strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana.

Pernyataan Senin kemarin mencerminkan nada yang lebih keras.

"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo.

Baca Juga: Menyerah dengan Sikap Negara ASEAN Terutama Indonesia, Tiongkok Mau Berunding Soal Kode Etik Laut China Selatan, Pakar Sebut Hanya Akal-akalan

(Google Maps)

Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan

Analis regional mengatakan akan sangat penting untuk melihat apakah negara-negara lain akan mengadopsi sikap AS.

Apa yang mungkin dilakukan Washington untuk memperkuat posisinya dan mencegah Beijing menciptakan "fakta di atas air" untuk mendukung klaimnya.

Hubungan antara Amerika Serikat dan China semakin tegang selama enam bulan terakhir atas penanganan Beijing terhadap pandemi virus corona.

Baca Juga: Ketegangan Hampir Berbuah Perang Samudera, Militer AS dan Tiongkok Gelar Latihan di Laut China Selatan Saling Berhadapan: Mereka Melihat Kami dan Sebaliknya

Cengkeraman China yang semakin ketat di Hong Kong dan penumpasannya terhadap komunitas Muslim Uighur di Tiongkok menjadi beberapa alasan penyebabnya.

Data Reuters menunjukkan, China mengklaim 90% dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi.

Akan tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya, di mana sekitar US$ 3 triliun perdagangan melalui wilayah ini setiap tahunnya.

Baca Juga: Ogah Kecolongan Atas Kenekatan Tiongkok yang Ingin Kuasai 90 % Laut China Selatan, Jepang Lebih Pilih Modifikasi 2 Kapal Perang Jadi Kapal Induk Lawan Xi Jinping

Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan di atas militer di wilayah itu, meskipun mengatakan niatnya untuk perdamaian.

Beijing secara rutin menjabarkan ruang lingkup klaimnya dengan mengacu pada apa yang disebut sembilan garis putus-putus yang meliputi sekitar sembilan persepuluh dari Laut China Selatan 3,5 juta kilometer persegi di peta Tiongkok.

Baca Juga: Pantas Saja Diincar China, Natuna Utara Ternyata Simpan Gunungan Harta Karun, Indonesia Sampai Rubah Peta untuk Pukul Mundur Xi Jinping dan Pasukannya

"Ini pada dasarnya adalah AS untuk pertama kali menyebutnya tidak sah," kata Chris Johnson, seorang analis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional.

"Tidak apa-apa untuk mengeluarkan pernyataan, tetapi apa yang akan Anda lakukan?"

(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "AS: Dunia tak akan biarkan China klaim Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kontan.co.id

Baca Lainnya