Sosok.ID - Berkecimpung dalam industri hiburan memang ada pasang surutnya bahkan tak bisa dijadikan pegangan untuk masa tuanya.
Namun ada beberapa aktor senior yang masih saja mendedikasikan hidupnya di usia senja untuk tetap menghibur penonton Tanah Air.
Salah satunya adalah artis senior Yati Surachman, bahkan artis yang memulai debutnya sejak tahun 1970-an ini kini masih berkarya.
Tetapi belum lama ini, Yati mengungkap praktik dunia perfilman di Indonesia yang pahit bagi artis senior seperti dirinya.
Bahkan secara blak-blakan, wanita kelahiran Yogyakarta 8 Agustus 1957 itu mengungkap sikap dan perlakuan dari banyak rumah produksi di Indonesia tak patut dicontoh.
Yati mengungkap bagaimana perlakuan industri perfilman bagi artis senior dengan artis pendatang bak langit dan bumi.
Salah satunya adalah bayaran atau honor artis senior yang seperti diinjak-injak oleh rumah produksi.
Padahal Yati mengungkap lebih hemat saat memproduksi sebuah film dengan artis yang sudah berpengalaman memainkan banyak peran di depan kamera.
Ia mencontohkan bila pemain baru butuh waktu dua sampai tiga hari hanya untuk satu adegan, sedang artis senior mungkin hanya butuh waktu sejam saja.
"Kalau kita pakai pemain baru untuk satu scene itu pasti produksi berhari-hari. Tapi, kalau kita yang sudah legend, mungkin cuma sekian jam. Jadi secara biaya produksi juga akan mengecilkan," ujar Yati Surachman.
Namun apapun yang dilakukan oleh artis senior tersebut, menurut Yati tak pernah dianggap oleh industri perfilman.
Tak sampai disitu saja, Yati juga mengatakan bahwa artis senior yang masih berkecimpung sampai saat ini di dunia layar lebar tak akan mengambil judul film bila bukan karena kecintaannya dengan seni peran.
Tapi untuk honor tetap saja Yati merasa tak ada yang menghargai artis senior seperti dirinya.
"Ya, memang kita sangat sayangkan di Indonesia itu pemain-pemain yang sudah lama justru kurang dihargai. Justru honornya malah diinjak-injak, malah ada kesan mereka bilang 'masih untung dikasih kerjaan', gitu," ungkap Yati, yang dikutip dari Kompas.com.
Bahkan Yati menambahkan untuk saat ini, bayaran artis senior dianggapnya tak sepadan tak pantas bagi mereka.
Ia pun berharap bahwa rumah-rumah produksi sedikit lebih memperhatikan nasib dari artis senior tersebut.
Yati pun menambahkan bahwa dirinya tak butuh bayaran yang banyak, yang terpenting untuknya sekarang adalah rekan sejawat serta dirinya dibayar yang layak.
"Cuma ya itu, kembali kepada beberapa yang disebut produser pelaksananya, ya tolong kami juga bukan kepengin harga yang wah, yang selayaknya aja," ujarnya lagi.
Artis yang pernah mendapat bayaran Rp 100 juta dalam satu judul film itupun mengungkap bahwa alasan dirinya bertahan di industri ini selama puluhan tahun.
"Mencintai pekerjaan itu karena kita cinta, maka kita semangat bekerja," ujar Yati. (*)