Sosok.ID - Dugaan bahwa virus corona alias Covid-19 yang menyebabkan pandemi saat ini telah ada sejak tujuh tahun lalu mencuat.
Melansir dari Mirror, para ilmuwan China diduga menutup-nutupi temuannya tujuh tahun silam.
Yakni, sebuah virus yang mirip dengan Covid-19.
Investigasi oleh Sunday Times mengungkapkan temuan "strain" yang paling dekat dengan virus corona.
Yakni, virus yang ditemukan di sebuah tambang yang telah ditinggalkan sejak 2013.
Virus di tambang tembaga yang dipenuhi kelelawar dan tikus itu juga telah dibawa ke laboratorium di Wuhan.
Strain itu yang membuat enam pria mengalami demam, batuk, dan radang paru-paru pada 2012.
Gejala itu terjadi usai mereka bekerja dan membuat dua di antaranya meninggal dunia.
Saat dites, empat pria itu dinyatakan positif memiliki antibodi virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak China untuk menyelidiki klaim kemungkinan virus tersebut bocor dari laboratorium di Wuhan.
Tekanan itu muncul usai Presiden AS Donald Trump mengatakan dia memiliki "kepercayaan diri yang tinggi" bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan setelah melihat bukti pada April 2020 lalu.
Diketahui, institut tersebut adalah laboratorium penyakit menular terbesar di dunia.
Diduga menjadi tempat untuk melakukan eksperimen berisiko tinggi sebagai upaya untuk menemukan penyebab pandemi.
Para ilmuwan di institut tersebut diduga meningkatkan infeksi virus corona sebagai bagian dari proses untuk menemukan jawaban.
The Sunday Times mengatakan ratusan sampel virus corona dikumpulkan dari daerah terpencil di China dan dibawa ke kota untuk diuji coba.
Namun, Institut Wuhan mengatakan percobaan tersebut dibatalkan karena tidak cocok dengan Sars.
Nikolai Petrovsky dari Flinders Universitas di Adelaide mengatakan kepada The Times :
"Jika Anda benar-benar mengira Anda memiliki virus baru yang menyebabkan wabah yang membunuh manusia,
"Maka tidak ada yang tidak akan Anda lalukan, mengingat itulah alasan utama mereka untuk berada (di sana), untuk sampai ke dasar itu.
"Bahkan jika itu berakhir melelahkan sampel dan kemudian kembali untuk mendapatkan lebih banyak."
(*)