Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, 24 Jam Rawat 190 Pasien Covid-19 Seorang Diri, Dokter di Makassar Juga Tak Kunjung Diberi Insentif Seperti yang Dijanjikan Jokowi : Saya Kecewa Diperlakukan Seperti Ini

Jumat, 03 Juli 2020 | 09:13
Pixabay

Ilustrasi - Dokter di Makassar rawat 190 pasien Covid-19 seorang diri.

Sosok.ID - Merawat pasien positif virus corona (Covid-19) tentunya bukan pekerjaan yang mudah.

Apalagi bila harus dikerjakan seorang diri.

Terlebih lagi bila pekerjaan tersebut tak diberi bayaran sama sekali.

Dokter Sugih Wibowo (37) tak pernah menyangka bakal menjadi dokter yang merawat 190 pasien positif virus corona tanpa menerima insentif sama sekali.

Baca Juga: Virus Corona Sudah Tembus 10 Juta Kasus dan 500 Ribu Kematian, WHO Sebut Dunia Baru Menuju Puncak Wabah Covid-19 : Akhir Pandemi Bahkan Belum Terlihat

Dokter Sugih merupakan satu-satunya dokter yang diberi tanggung jawab untuk merawat pasien Covid-19 yang tergabung dalam program duta wisata Covid-19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Harper, Makassar.

Sejak 25 Mei 2020, pria yang sebelumnya bekerja di Puskesmas Maros ini rela meninggalkan istri dan anaknya yang berusia tiga bulan demi tugas dan tanggung jawab kemanusiaan.

Namun, dia tidak menyangka bakal menjadi satu-satunya dokter di Hotel Harper yang merawat 190 pasien.

Berbeda dengan hotel-hotel lain yang menjadi tempat program wisata Covid-19 lainnya yang diisi beberapa dokter.

Baca Juga: Bongkar Fakta Soal Kondisi Wuhan Saat Diserang Wabah Virus Corona, Mantan Pengacara Ini Langsung Diciduk Aparat, Diamankan dengan Tuduhan yang Biasa Digunakan untuk Menangkap Pembangkang di China

"Di sini saya hanya sendirian dokter dan ditemani tiga orang perawat tangani 190 pasien.

"Kita bagi shift, digilir, dan tetap saling backup," kata Sugih saat diwawancara sejumlah wartawan, Kamis (2/7/2020).

Tugas Sugih sebagai garda terdepan dalam menyembuhkan pasien Covid-19 dijalankannya dengan sikap profesionalisme tinggi.

Meski sadar resiko terpapar dan kelelahan mengintai, tapi hal itu tak menyurutkan Sugih bersama tiga perawat untuk merawat pasien Covid-19 tiap harinya.

Baca Juga: Gagal Jadi Pahlawan Bagi Warganya, Wali Kota Ini Malah Buat Ribuan Penduduknya Masuk Rumah Sakit, Setelah Sembarangan Beri Suntikan Vaksin Hewan yang Dipercaya dapat Cegah Virus Corona

"Ini jelas tidak sebanding. Jumlah pasien di sini dengan kami.

"Selama 24 jam full saya standby terus.

"Saya memang mengajukan diri, tapi tidak berpikir kalau sampai sendiri begini," kata Sugih.

Selama menangani pasien Covid-19, Sugih mengaku menemui pasien dengan keluh kesahnya sendiri.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mungkin Bisa Berakhir Sebelum Vaksinnya Ditemukan, Ahli Sebut Virus Corona Sudah Tak Seagresif 'Harimau' : Sekarang Ini Lebih Seperti 'Kucing Liar'

Meski umumnya menangani pasien Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), tetapi kebanyakan pasien merasa tidak nyaman.

Dia mengatakan ada pasien yang mengalami stres saat dikarantina hingga mengalami keguguran.

Ada juga pasien yang ingin bunuh diri.

"Semua itu harus dan mau tidak mau saya langsung tangani," ucap Sugih.

Baca Juga: Akhir Pandemi Virus Corona Sudah di Depan Mata, Obat Covid-19 Telah Ditemukan Peneliti Indonesia, Sudah Lulus Uji Klinis dan Beredar di Pasaran

Sugih berujar, sejak menangani pasien Covid-19 di Hotel Harper, telah menerima surat perpanjangan tugas sebagai penanggung jawab selama tiga kali.

Hal ini di luar ekspektasinya.

Kerinduan terhadap istri dan anaknya yang masih berusia 3 bulan menjadi imbasnya.

Dia hanya bisa meneteskan air mata kala tak bisa bersentuhan lagi dengan keluarganya.

Baca Juga: Temukan Hal Janggal di China Saat Lihat Satelit, Peneliti Harvard Klaim Virus Corona Kemungkinan Sudah Mewabah Sejak Agustus 2019, Tapi Baru Dilaporkan ke WHO pada Akhir Tahun

"Kalau terlalu rindu saya pasti menangis.

"Saya juga kecewa tidak berpikir diperlakukan seperti ini," ujar Sugih.

Kesedihan Sugih tak berhenti di sini.

Insentif, yang sebelumnya dijanjikan Presiden Joko Widodo tak kunjung diterimanya sampai saat ini.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Masih Belum Kelar, WHO Kembali Beri Peringatan Soal Ancaman Penyakit Lain, Virus Mematikan Lagi-lagi Mewabah di Tengah Masyarakat

Dia pun kecewa lantaran segalanya telah dia curahkan demi merawat pasien yang terpapar virus corona.

Kekecewaan itu kadang memuncak ketika istrinya menanyakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan keperluan sang anak.

"Semua rasa kecewa bercampur di situ.

"Saya harap ke depannya pemerintah tidak lagi memperpanjang masa tugas sebagai penanggung jawab," ucap Sugih.

Baca Juga: Menari di Atas Penderitaan Orang, ISIS Yakini Virus Corona adalah Azab dari Tuhan, Merasa Senang karena Covid-19 Buat Musuhya Kelimpungan

(Himawan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Dokter di Makassar yang Seorang Diri Rawat 190 Pasien Covid-19"

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber Kompas.com