Pakar Sekaligus Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Soroti Keliru Strategi Pemerintah Hadapi Corona yang Kasusnya Semakin Meninggi di Indonesia, Ahli: Ada yang Salah...

Rabu, 01 Juli 2020 | 14:00
Sky News

Pakar Sekaligus Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Soroti Keliru Strategi Pemerintah Hadapi Corona yang Kasusnya Semakin Meninggi di Indonesia, Ahli: Ada yang Salah...

Sosok.ID -Hermawan Saputra, salah satu anggota Tim Satgas Penanganan Covid-19 yang juga masuk dalam keanggotaan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) soroti langkah penanganan virus corona di Indonesia.

Strategi yang diambil oleh pemerintah dalam hal ini dilaksanakan oleh lembaga-lembaga terkait untuk menangani corona dinilainya kurang tepat.

Yang menjadi sorotan olehnya adalah sejak awal virus corona tercatat masuk ke Indonesia.

Menurutnya, pihak terkait dalam hal ini pemerintah kurang melibatkan pakar dan ahli kesehatan masyarakat dalam menangani virus corona yang telah jadi pandemi ini.

Baca Juga: Xi Jinping Renggut Kebebasan Hong Kong dengan 4 Poin Pembungkam Hukum, Kendali Keamanan Utuh di Tangan Beijing

Keterlambatan merekrut para ahli tersebut adalah awal dari kekeliruan strategi yang diambil hingga penganan covid-19 agaknya seperti lamban.

Tak hanya itu saja, menurut Hermawan, Presiden Jokowi harus lebih jeli melihat masalah yang ada di masyarakat yang berbasis kesehatan komunitas seperti saat ini.

Menurutnya, pemerintah pusat kini lebih fokus pada penanganan covid-19 yang berbasis infrastruktur atau pelayanan medis saja.

Namun pencegahan di tingkat paling bawah atau akar tidak jadi prioritas utamanya.

Baca Juga: Corona Umpak-umpakan, RS Darurat Covid-19 Jakarta Malah Gelar Dangdutan Malam-malam, Netizen Geram: Ini Mau Saling Menularkan Virus atau Bagaimana?

"Tetapi memang ada yang salah dalam strategi penanganan Covid-19 oleh pemerintah. Pemerintah tidak cukup merekrut dan meminta pendampingan dari pakar kesehatan masyarakat, para ahli epidemiologi dan juga yang sifatnya berbasis komunitas," kata Hermawan yang dikutip dari Kompas.com, Senin (29/6/2020).

Sebagai catatan menurutnya pencegahan covid-19 di tingkat akar rumput jauh lebih serius untuk diperhatikan oleh pemerintah.

"Tetapi juga pencegahan yang memang ini menjadi konten terbesar penanganan Covid-19 malah kurang diperhatikan," ujar dia.

Dalam hal ini Hermawan juga menyoroti insentif untuk petugas medis yang menjadi garda depan penanganan virus corona.

Baca Juga: Virus Corona Sudah Tembus 10 Juta Kasus dan 500 Ribu Kematian, WHO Sebut Dunia Baru Menuju Puncak Wabah Covid-19 : Akhir Pandemi Bahkan Belum Terlihat

"Nah hal-hal yang sifatnya insentif ini kan tertuju pada tenaga medis yang di rumah sakit ya padahal upaya kesehatan masyarakat harus dikuatkan," ucap Hermawan.

Sebagai informasi, sampai hari Selasa (30/6/2020) kemarin, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengungkap catatan kasus covid-19 bertambah lagi di Indonesia.

Hal ini disebut lantaran masih adanya penularan virus corona yang terjadi di masyarakt hingga hari kemarin.

Baca Juga: Beda Nasib dengan Siti Nurbaya, Wanita Ini Pilih Kawin Lari Ketimbang Dijodohkan, Tapi Baru Sebulan Nikah Langsung Menjanda

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yuri dalam konferensi pers dari Graha BNPB kemarin sore.

Sampai pada hari Selasa pukul 12,00 WIB kemarin, ada tambahan 1293 kasus baru covid-19 hanya dalam satu hari.

Baca Juga: Bercerai dengan Laudya Cynthia Bella, Sifat Playboy Engku Emran Dibongkar Mbak You, Postingan Mantan Istri Soal Buaya Jadi Sorotan

Penambahan itu menyebabkan total 56.385 kasus Covid-19 di Indonesia, sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

"Kasus baru konfirmasi Covid-19 sebanyak 1.293 orang, sehingga total menjadi 56.385 orang," ujar Yurianto. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya