Sosok.ID - Kita tentu sudah tidak asing dengan untaian-untaian kalimat manis dan puisi tentang ibu.
"Kasih ibu sepanjang masa" bukan sekedar bagian dari lirik lagu anak-anak.
Cinta seorang ibu memang tiada duanya. Tidak akan pernah ada yang rela mengandung bayi dan menahan sakit selama 9 bulan 10 hari jika bukan ibu yang melakukannya.
Oleh karenanya kerap kali kita mendengar nasihat-nasihat orang tua agar selalu menghargai Ayah dan Ibu saat mereka masih ada di dunia.
Sebuah kisah pilu datang dari Jepang. Dimana seorang wanita kehilangan ibunya secara tragis saat ia pulang dari sekolah.
Mengutip Oriental Daily, seorang wanita Jepang, melakukan segala upaya agar ia tidak lupa dengan rasa masakan ibunya.
Perasaan takut itu membuatnya memilih jalan untuk membekukan makanan terakhir yang dimasak ibunya sebelum meninggal dunia.
Ia lantas menyimpan makanan itu di dalam freezer selama lima tahun.
Kisah mengharukan ini pertama kali dilaporkan oleh acara televisi Jepanng.
Menurut acara itu, Takaya Reiki, wanita Tokyo yang berusia 25 tahun menyimpan satu wadah bubur babi buatan ibunya di lemari pembeku selama lima tahun.
Mirisnya, di hari kematian sang ibu, Takaya Reiki dan ibunya telah merencanakan menu makan malam yang bakal disantap keluarga.
Rencananya, mereka akan makan setelah Reiki pulang dari sekolah.
Ia dan ibunya kemudian memilih menu bubur babi untuk disantap bersama, sehingga sang ibu mempersiapkannya.
Tak disangka, saat pulang dari sekolahnya, Reiki justru mendapati sang ibu telah tergeletak di lantai rumah tak sadarkan diri.
Meskipun sudah sempat dilarikan ke rumah sakit setempat, namun nyawa ibunya tidak dapat diselamatkan.
Karena takut tidak akan pernah bisa mencicipi masakan ibunya lagi, Reiki dan sang ayah memutuskan untuk menyimpan bubur babi itu di sebuah wadah di dalam freezer.
Lima tahun kemudian Reiki dan ayahnya kembali mencicipi masakan ibunya.
Ya, bubur babi itu dicairkan dan diperbaiki rasanya.
Untuk mewujudkan hal yang terkesan mustahil itu, Reiki dan ayahnya dibantu oleh seorang profesor biologi.
Setelah diperiksa, piringan itu ternyata sudah memiliki beberapa tanda adhesi mikroba.
Tetapi jika dimasak kembali dengan benar pada suhu lebih dari 100 derajat Celcius,sebagian kecilmasakan itu mungkinmasih dapat dikonsumsi dengan aman.
Seorang koki memperbaiki bubur itu, ia menyiapkan sisa makanan tersebut dalam panci bertekanan setelah dicairkan.
Ia juga menambagkan bawang jahe dan bawang hijau untuk memuat ulang cita rasa masakan ibunya.
Reiki dan ayahnya sontak banjir air mata. Keduanya tidak dapat menahan rasa rindu akan sosok yang membuat makanan tersebut.
"Enak, rasanya benar-benar seperti cara ibu memasaknya," ungkap Reiki sembari menangis.
Sementara sang ayah hanya bisa berkata, "Setelah lima tahun.."
Kisah haru ini tentu mengingatkan kepada kita agar senantiasa menghargai keberadaan orang tua selama masih ada.
Sebelum dipisah maut, dan hanya tersisa kenangan tanpa raga. (*)