Pandemi Covid-19 Mungkin Bisa Berakhir Sebelum Vaksinnya Ditemukan, Ahli Sebut Virus Corona Sudah Tak Seagresif 'Harimau' : Sekarang Ini Lebih Seperti 'Kucing Liar'

Senin, 22 Juni 2020 | 17:00
Pixabay

Ahli menyebut virus corona kini sudah tak seganas 'harimau' melainkan seperti 'kucing liar', sebut kemungkinan pandemi Covid-19 bakal berakhir sebelum vaksinnya ditemukan.

Sosok.ID - Sudah tak seganas 'harimau' ahli menyebut virus corona kini layaknya seekor 'kucing liar'.

Bahkan, ada kemungkinan pandemi Covid-19 ini dapat mereda sebelum vaksinnya ditemukan.

Melansir dari Mirror, hal itu disampaikan oleh kepala klinik penyakit menular di rumah sakit Policlinico San Martino Italia, Profesor Matteo Bassetti.

Kepada Sunday Telegraph, dia mengaku baru-baru ini melihat pasien lanjut usia yang pulih lebih awal.

Baca Juga: Akhir Pandemi Virus Corona Sudah di Depan Mata, Obat Covid-19 Telah Ditemukan Peneliti Indonesia, Sudah Lulus Uji Klinis dan Beredar di Pasaran

Padahal, ia bisa saja meninggal dunia bila terinfeksi sejak awal pandemi.

"Bahkan pasien berusia 80 atau 90 kini bisa duduk di tempat tidur dan bernapas tanpa bantuan.

"Pasien yang sama akan meninggal dunia dua atau tiga hari sebelumnya," kata Bassetti.

"Pada bulan Maret dan April, virus itu agresif seperti harimau, tetapi sekarang ini seperti kucing liar."

Baca Juga: Terlanjur Santai-santai Mengira Bakal Dibiayai Pemerintah, Pasien Isolasi Covid-19 Malah Rugi Bandar Gegara Ditagih Pihak Rumah Sakit, Terpaksa Pontang-panting Ngutang ke Tetangga untuk Lunasi Rp 6,7 Juta

Dokter mengatakan bahwa puncak pandemi Covid-19 di Italia terjadi pada bulan Maret hingga awal April.

Pada masa itu, pasien sering mengalami gejala yang "sangat sulit untuk diatasi".

Orang yang mengalami gejala paling parah sering kali membutuhkan bantuan oksigen dan ventilator.

Beberapa di antaranya bahkan mengalami gejala pneumonia.

Baca Juga: Seolah Tak Kapok Makan Hewan Liar hingga Sebabkan Pandemi Covid-19, China Kembali Jadi Sorotan Usai Ditemukan Ratusan Kucing Curian yang Siap Dijadikan Santapan, Merintih Kesakitan Sambil Berjubel di Dalam Kandang Berkarat yang Sempit

Namun, dia mengatakan dalam empat minggu terakhir gambaran itu telah "berubah total".

Hal ini bisa disebabkan karena virus telah bermutasi menjadi bentuk yang lebih lemah.

Seiring virus itu menyebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Teori lain adalah tindakan menjaga jarak dan penggunaan APD seperti masker semakin mengecilkan kemungkinan seseorang tertular virus corona.

Baca Juga: Waduh! Bukannya Reaktif Covid-19, Pria Ini Justru Dinyatakan Positif Hamil Usai Jalani Rapid Test, Kok Bisa?

Dengan demikian, jumlah orang yang sakit akan semakin kecil.

Dapat dikatakan, ada kemungkinan pandemi Covid-19 bisa berakhir sebelum vaksinnya tersedia, menurut Bassetti.

"Mungkin pandemi ini bisa hilang sepenuhnya tanpa bantuan vaksin.

"Orang yang terinfeksi terus-terusan berkurang dan bisa saja berakhir dengan virus itu yang menyerah," tambahnya.

Baca Juga: Ilmuwan Bongkar Kecerobohan China yang Diduga Jadi Penyebab Virus Corona Menyebar Luas hingga ke Seluruh Penjuru Dunia

Sekretaris Kesehatan Matt Hancock mengatakan, pembuatan vaksin tengah diupayakan.

Vaksin-vaksin itu bahkan sudah ditimbun.

Agar nantinya stok bisa tersedia ketika vaksin sudah disetujui.

Pada Kamis, dia mengatakan kepada Downing Street bahwa perusahaan obat AstraZeneca sudah mulai memproduksi vaksin yang dibuat oleh para ilmuwan Universitas Oxford.

Baca Juga: Gegara Talenan Ikan Salmon, Jumlah Kasus Virus Corona di Beijing Melonjak Drastis, WHO Beri Peringatan Keras pada Seluruh Negara di Dunia agar Tak Bernasib Sama dengan Ibu Kota China

"Sekarang mereka sudah mulai memproduksinya, bahkan sebelum disetujui.

"Sehingga kita dapat menyediakan cadangan dan siap digunakan bila disetujui secara klinis," katanya.

Di tempat terpisah, vaksin yang diproduksi di Imperial College di London juga tengah mencapai tahap pertama uji coba klinis, katanya.

Orang yang berusia di atas 50 tahun, pekerja di garis depan dan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung serta ginjal akan diprioritaskan jika dan ketika vaksin tersedia.

Baca Juga: Temukan Hal Janggal di China Saat Lihat Satelit, Peneliti Harvard Klaim Virus Corona Kemungkinan Sudah Mewabah Sejak Agustus 2019, Tapi Baru Dilaporkan ke WHO pada Akhir Tahun

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Mirror

Baca Lainnya