Ongkang-ongkang Kaki Berlagak Meninggal Selama 7 Tahun, Guru SD Ini Tiap Bulan Kantongi Gaji Buta Hingga Kumpulkan Honor Sebanyak Rp 435 Juta!

Selasa, 09 Juni 2020 | 19:42
(TRIBUN MEDAN/DEDY KURNIAWAN)

Ongkang-ongkang Kaki Berlagak Meninggal Selama 7 Tahun, Guru SD Ini Berhasil Kumpulkan Gaji Hingga Rp 435 Juta, Tiap Bulan Kantongi Honor Puluhan Juta

Sosok.ID- Tak bisa dipercaya, guru SD yang satu ini benar-benar memakan gaji buta dengan maksimal.

Bagaimana tidak, guru SD asal Medan, Sumatera Utara ini berhasil mendapatkan gaji selama 7 tahun tanpa bekerja sama sekali.

Cara mendapatkan gaji buta yang guru SD ini lakukan pun cukup curang.

Baca Juga: Malam Pertama Belum Kelakon Sudah Dipolisikan, Pengantin Wanita yang Ternyata Pria Ini Sebut Pernah Disetubuhi Suami, Tahu Berjenis Kelamin Sama Tetap Dilanjut

Yakni dengan pura-pura meninggal dunia.

Guru SD Nomor 027144 Kelurahan Damai, Binjai Demseria Simbolon harus duduk di kursi pesakitan usai memalsukan kematiannya, di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jumat (3/5/2019).

Terdakwa terbukti melakukan penipuan usai memalsukan kematiannya dan tidak mengajar selama tujuh tahun namun tetap mendapatkan gaji.

Baca Juga: Baru Beberapa Waktu Membaik, Korea Utara Putuskan Hubungan dengan Korea Selatan: Ini Adalah Tanda Permusuhan Bagi Semua Orang Kami...

"Terdakwa Demseria Simbolon yang diangkat sebagai Guru SD Nomor 027144 mendapat pembayaran gaji sebesar Rp 44.901.000; tahun 2012 dapat gaji Rp 49.406.400; tahun 2013 dapat gaji Rp 52.851.600; tahun 2014 dapat gaji Rp 55.621.000; tahun 2015 dapat gaji Rp 58.325.700; tahun 2016 dapat gaji Rp 63.805.600; tahun 2017 dapat gaji Rp 63.805.600; dan tahun 2018 dapat gaji Rp 46.326.400," ungkap Jaksa Penuntut Umum (JPU) Asepte Ginting dihadapan Majelis Ketua Nazar Efriandi.

Ia menuturkan bahwa total gaji yang diterima terdakwa dari hasil memalsukan kematiannya sebesar Rp 435.144.500.

"Jumlah seluruh gaji yang diterima terdakwa Demseria dari tahun 2011 sampai Agustus 2018 sebesar adalah Rp 435.144.500.

Baca Juga: Cuma Perkara Aurel Hermansyah Jarang Pajang Fotonya di IG, Krisdayanti Akui Pernah Dilarang Raul Lemos Bertemu Buah Hatinya:Suami Saya Meradang

Sejak Januari 2011 sampai Agustus 2018, terdakwa tidak pernah masuk mengajar dan tidak melaksanakan tugas sebagai guru. Namun, terdakwa tetap menerima gaji dan tunjangan," tegas Asep.

Awal mula kasus terungkap saat suami terdakwa Adesman Sagala mendatangi PT Taspen Persero Cabang Utama Medan, Jalan Adam Malik Nomor 64.

Dimana Ia datang bermaksud untuk mengajukan penagihan pembayaran asuransi kematian Demseria, padahal terdakwa tidak meninggal dunia.

"Setelah melakukan penelitian atas dokumen-dokumen yang dibawa oleh Adesman Sagala, Muhaimin Adam selaku Pjs Kepala Seksi Penetapan Klaim pada Kantor Cabang Utama PT Taspen Medan, menyetujui serta melakukan pembayaran penagihan klaim kematian Demseria Simbolon melalui pemindahbukuan ke Rekening Bank Sumut sebesar Rp 62.386.500 tahun 2018," jelasnya.

Baca Juga: Resmi Jadi Sopir Raffi Ahmad, Definisi Bangkrut Versi Dorce Gamalama Dipertanyakan Netizen: Cuma Ada 3 Rumah, Mobil Alphard, dan Deposito 3 Miliar

Lalu, berdasarkan keterangan ahli Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sumut, terdapat kerugian keuangan negara dengan perincian; untuk gaji yang didapat (setelah dipotong pajak) sebesar Rp 311.414.000 dan klaim kematian palsu sebesar Rp 62.386.500.

"Jadi, total kerugian yang dibuat terdakwa sebesar Rp 373.800.500. Ia didakwa telah merugikan negara sebesar Rp 373.800.500.

Karena tidak pernah mengajar sebagai Guru SD Nomor 027144 di Jalan Kueni Kelurahan Damai Kecamatan Binjai Utara selama 7 tahun dan mengklaim kematian palsu," terang Jaksa.

Perbuatan Demseria sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Baca Juga: Makin Sewenang-wenang, Jet Tempur China Terobos Kedaulatannya, Taiwan Ngamuk!

"Terdakwa dapat didana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 1 miliar," pungkas Asep.

Menanggapi dakwaan itu, terdakwa melalui penasehat hukumnya mengajukan eksepsi (nota keberatan).

Dalam eksepsinya, kuasa hukum terdakwa menyebut dakwaan JPU kabur dan tak jelas.

Baca Juga: Bukannya Tenang Buah Hatinya Ada di Penitipan, Ibu Ini Justru Dapati Balitanya 4 Kali Dicabuli, Bahkan Sempat Disogok Uang Damai

Namun, majelis hakim yang diketuai oleh Nazar Efriandi menolak eksepsi tersebut.

"Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk memberikan pembuktian," ucap hakim Nazar seraya mengetuk palu menutup sidang dan melanjutkannya pada minggu mendatang.(Victory Arrival Hutauruk)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Palsukan Surat Kematian, Guru di Binjai Dapat Gaji Tujuh Tahun senilai Rp 435 Juta tanpa Mengajar

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Tribun Medan

Baca Lainnya