Orang Tua Tak Sanggup Belikan Kuota, Gadis 14 Tahun Pilih Akhiri Hidupnya Gegara Tak Bisa Ikuti Sekolah Online Seperti Teman-temannya

Senin, 08 Juni 2020 | 16:35
Pixabay

Ilustrasi - Gadis 14 tahun nekat bunuh diri karena stres tak bisa ikuti kelas online gegara orang tua tak sanggup belikan kuota.

Sosok.ID - Adanya pandemi telah merubah berbagai aspek kehidupan manusia.

Salah satunya di sektor pendidikan di mana pemerintah menganjurkan para siswa untuk belajar di rumah.

Untuk melakukan hal tersebut para siswa dan guru diharuskan memiliki fasilitas internet.

Namun, masih banyak siswa yang tak mampu memiliki fasilitas internet dikarenakan adanya keterbatasan ekonomi.

Baca Juga: Kelar Rapat Online Langsung Buka Baju, Politisi Ini Tidak Sadar Kamera Masih Nyala, Fotonya Tanpa Pakaian Viral Hingga Bikin Senator Turun Tangan

Terlebih lagi bagi anak-anak yang orang tuanya menjadi korban PHK akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Itu lah yang dirasakan gadis 14 tahun asal India ini.

Melansir dari The Sun, ia memilih bunuh diri karena tidak dapat mengakses internet untuk melakukan sekolah online.

Gadis bernama Devika Balakrishnan ditemukan sudah terbujur kaku di dekat rumahnya di Valancherry di Kerala, India.

Baca Juga: Muridnya Ada yang Tak Punya TV Maupun Ponsel, Seorang Guru di Sumenep Rela Datangi Rumah Siswanya Satu Persatu Untuk Mengajar: Saya Belum Jadi Guru yang Baik

Ada botol kosong berisi racun di samping jasadnya.

Ia diduga nekat mengakhiri hidupnya karena khawatir bakal tertinggal pelajaran selama masa lockdown virus corona di India.

Sebab, orang tuanya tak sanggup membeli kuota untuk mengakses internet.

Sang ayah, yang baru-baru ini harus bekerja lebih keras karena adanya pandemi, mengatakan kepada media setempat bahwa putrinya merasa tertekan karena ia tak bisa mengikuti kelas online.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Masih Belum Kelar, WHO Kembali Beri Peringatan Soal Ancaman Penyakit Lain, Virus Mematikan Lagi-lagi Mewabah di Tengah Masyarakat

"Dia telah memberi tahu kami untuk memperbaiki televisi (agar dia bisa) menghadiri kelas online.

"Tapi kami tidak punya uang untuk memperbaiki televisi dan kami tidak punya smartphone," ujarnya.

Kematian gadis itu telah memicu aksi protes di Kerala.

Para demostran menyoroti adanya ketidaksetaraan dalam kebijakan lockdown di India.

Baca Juga: Ogah Terima Kenyataan Hasil Rapid Test-nya Reaktif, Sepasang Suami Istri di Bali Diam-diam Kabur dari Rumah Sakit Usai Menolak untuk Dirawat Inap, Ngakunya Panik Gegara Tak Alami Gejala Covid-19

Siswa miskin di daerah pedesaan disebut memiliki kesempatan yang kecil untuk bisa menghadiri kelas online.

Abijith, kepala Serikat Pelajar Kerala mengatakan :

"Tindakan pemerintah telah membuat pada siswa miskin kesulitan dan tertekan."

Menteri Pendidikan India Profesor Raveendranath (64) mengatakan penyelidikan akan dilakukan.

Baca Juga: Surabaya Digadang-gadang Bakal Jadi Wuhan Kedua Setelah Dinyatakan Sebagai Zona Hitam, Tapi Risma Malah Panen Pujian Usai Ditemukan Penyebab Tingginya Lonjakan Kasus Covid-19 di Kota Pahlawan

"Kami telah melakukan survei tentang fasilitias di rumah siswa dan memperkenalkan ruang kelas untuk siswa miskin yang tidak memiliki televisi atau smartphone.

"Kami telah meluncurkan kelas online berdasarkan percobaan dan akan menyiarkan ulang semua kelas lagi dan lagi.

"Tapi sangat disayangkan gadis itu bunuh diri," ujarnya.

Beberapa sekolah di India mulai dibuka kembali tetapi masih banyak yang menyediakan sekolah online.

Baca Juga: Risma Pamit di Tengah Kasus Covid-19 di Surabaya Masih Tinggi, Begini Pesannya untuk Warga Surabaya!

Pemerintah negara bagian juga telah mengarahkan pemerintah daerah untuk membuat ruang kelas yang dilengkapi dengan televisi untuk para siswa yang tak memiliki fasilitas di rumah.

(*)

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber The Sun