Lari Pontang-panting Sampai Nyemplung ke Rawa-rawa Demi Selamatkan Diri dari Remaja Bersamurai, Polisi Ini Ceritakan Suasana Mencekam Saat Mapolsek Daha Selatan Tiba-tiba Diserang

Rabu, 03 Juni 2020 | 11:42
Kolase Instagram.com/viralterkini99 dan Tribun Banjarmasin/Hanani

Bripda M Azmi, anggota polisi yang berhasil selamat dari teror di Mapolsek Daha Selatan.

Sosok.ID - Serangan teror kembali terjadi di kantor polisi.

Kali ini aksi teror yang terjadi di Mapolsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan pada Senin (1/6/2020) sekitar pukul 02.15 WITA.

Dalam aksi teror tersebut, seorang anggota polisi menjadi korban, yakni Brigadir Leonardo Latupapua.

Melansir dari Kompas.com, Kapolres Hulu Sungai Selatan (HSS) AKBP Dedy Eka Jaya mengatakan korban sempat berduel dengan pelaku.

Baca Juga: Bersimbah Darah, Polisi Tewas Disabet Katana Terduga ISIS, Dokumen Aliran Sesat hingga Surat Wasiat dan Kitab Suci Diamankan Aparat

Pelaku sendiri adalah seorang remaja berusia 19 tahun bernama Abdul Rahman, warga Kecamatan Daha Selatan.

"Dia kan bakar mobil terus meledak, kemudian salah satu anggota di dalam keluar, pada saat keluar langsung berhadapan dengan pelaku," ungkap Dedy, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/6/2020).

Saat itu lah, pelaku yang membawa senjata tajam berupa samurai langsung menyabet korban hingga tewas.

Setelah mendengar keributan itu, dua rekan korban, yakni Brigadir Djoman Sahat Manik dan Bripda M Azmi keluar.

Baca Juga: Polisi Tewas Ditebas Pedang Samurai, Pelaku Nyatanya Masih Remaja Labil

Keduanya melihat korban sudah terkapar karena sabetan samurai milik pelaku.

Pelaku kemudian mengejar keduanya sebelum akhirnya dilumpuhkan dengan tembakan hingga tewas.

"Dari rekaman CCTV kejadian hanya selama tiga menit," ujar Dedy.

Tak seperti rekannya yang menjadi korban, dua anggota polisi yang sempat dikejar pelaku berhasil menyelamatkan diri.

Baca Juga: Ogah Bawa Pulang Bawa Haram yang Tak Sengaja Ditemukan di Bandara, Tukang Sapu Ini Pilih Serahkan Emas Batangan Seberat 7 Kilogram ke Polisi, Bonus Rp 200 Juta Telah Menantinya

Salah satunya, Brigadir M Azmi bahkan harus nyemplung ke rawa-rawa untuk menyelamatkan nyawanya.

Sebab kala itu, melansir dari Tribun Banjarmasin, ia tak membawa senjata sama sekali.

"Sebelumnya, mendengar ada keributan. Kami kira ada warga yang mengamuk di luar.

"Karena biasa kalau ada penahanan tersangka pidana, kadang ada yang tak terima.

Baca Juga: Kematian George Floyd, Kepala Polisi AS Punya Nyali Marahi Trump: Jika Tak Bisa Berpendapat, Tutup Mulutmu!

"Tapi yang kami lihat di luar, ada api berkobar, kami kira orangnya banyak,”ungkap Azmi. seperti dikutip Sosok.ID dari Tribun Banjarmasin.

Sempat dilema harus menolong rekannya atau dirinya, ia kemudian memilih lari menyelamatkan diri.

“Spontan kami pun menyelamatkan diri, karena kondisi kami dalam keadaan tangan kosong atau tak membawa senjata.

"Jika tetap mendatangani rekan kami yang sudah terkapar, nyawa kami juga terancam,” tambahnya.

Baca Juga: Meski Tewas secara Tak Hormat, Anggota TNI yang Selingkuh dengan Istri Polisi Tetap Dimakamkan secara Militer, Bripka Herman Disanksi karena Penembakan

Ia dan rekannya, Sahat kemudian mengunci diri di ruangan berbeda karena pelaku masih terus mengejar sambil membawa samurai.

Azmi di ruang Binmas sementara Sahat ke ruang Intel.

Namun, karena khawatir pelaku bakal mendobrak pintu, Azmi kemudian berinisiatif melompat dari jendela.

Ia nekat nyemplung ke rawa yang mengelilingi area kantor Polsek dan sembunyi di bawah kolong.

Baca Juga: Istri Polisi dan Anggota TNI yang Ditembak karena Ketahuan Sedang Asyik Bersetubuh Ternyata adalah Saudara Sepupu, Sempat Pacaran dan Lamaran Tapi Gagal Naik ke Pelaminan

Beruntung situasi mencekam itu segera berlalu karena bantuan segera datang.

Azmi mengaku baru pertama kali menghadapi situasi yang mencekam seperti itu sejak ia menjadi anggota Polri.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, Tribun Banjarmasin

Baca Lainnya