Sosok.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara serius menaruh perhatian terhadap kasus virus corona di Jawa Timur.
Sebab belakangan Jawa Timur memberikan penambahan kasus infeksi covid-19 yang melonjak.
Presiden juga telah meminta meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan untuk membantu Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference, Rabu (27/5/2020), dikutup dari Kompas TV.
"Saya sudah perintahkan kepada Ketua Gugus Tugas, Panglima TNI, Kapolri untuk Jawa Timur misalnya, untuk kita tambah bantuan pasukan, aparat di sana agar bisa menekan, kurvanya agar tidak naik lagi," ujarnya.
Jokowi mengatakan, dukungan dan bantuan penuh keapada Jatim untuk menekan laju sebaran virus corona harus diprioritaskan.
Terutama terkait dengan persiapan rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat Covid-19.
"Ini Pak Menteri Kesehatan juga Ketua Gugus Tugas betul-betul saya minta. Jawa timur menjadi perhatian," kata Jokowi.
"Yang berkaitan dengan percepatan pengujian sampel, pelacakan untuk yang terpapar di Jawa Timur betul-betul dilaksanakan langkah-langkah pengendalian," paparnya.
Sementara itu, di lain sisi muncul statement yang menyebutkan salah satu kota di Jawa Timur, berpotensi menjadi Wuhan-nya Indonesia.
Hal ini mungkin terjadi jika masyarakat masih tidak mengindahkan imbauan.
Melansir Kompas.com, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi menegaskan, satu-satunya cara mencegah hal buruk terjadi adalah dengan patuh protokol kesehatan.
Pasalnya, Surabaya menjadi kota dengan kasus infeksi paling besar di Jawa Timur.
Per Rabu (27/5/2020), Surabaya bahkan mengantongi setengah kasus infeksi virus corona di Jatim.
Sebanyak 2.216 kasus disumbang dari kota yang dipimpin oleh Tri Rismaharini ini.
Total kasus corona di Jawa Timur sendiri telah mencapai lebih dari 4.000 kasus per 27 Mei.
Dengan 565 kasus dari Sidoarjo, dan 153 kasus dari Gresik.
Tiga daerah dalam Surabaya Raya itu telah menyumbang kasus terbanyak Covid-19 di Jawa Timur.
Hal itu yang membuat Joni khawatir dengan nasib Surabaya ke depannya.
"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni, dikutip dari Kompas.com.
Pria yang juga menjabat sebagai Dirut RSU dr Soetomo Surabaya ini mengatakan, transmisi penyebaran virus corona di Surabaya mencapai 1,6 persen.
Yang artinya, jika ada 10 orang terinfeksi covid-19, maka dalam sepekan akan berubah menjadi 16 orang.
Ini merupakan hal yang sangat serius jika masing-masing individu tidak memiliki kesadaran untuk menghentikannya.
"Jadi kita mutlak untuk disiplin, disiplin memakai masker, disiplin physical distancing, disiplin cuci tangan, disiplin hidup sehat," ujar dia.
Joni ikut menyoroti banyaknya pasar di Surabaya yang tidak jaga jarak dalam transaksi jual beli.
Ia mengaku prihatin dan khawatir dalam waktu yang bersamaan.
"Terus terang saya nangis melihat pasar-pasar di Surabaya. Saya bandingkan dengan keadaan di rumah sakit," jelasnya.
Joni memohon agar warga Surabaya Raya terkhusus Surabaya agar patuh dengan aturan PSBB.
Diketahui, Surabaya saat ini telah memberlakukan PSBB gelombang ketiga.
Di mana PSBB ketiga ini berlaku sejak tanggal 26 Mei sampai 8 Juni 2020. (*)