Sosok.ID - Hasil penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan virus corona bukan berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan, China.
Dilansir The Sun dari Mail Online, para ahli biologi telah menemukan bukti bahwa virus itu ditularan dari manusia ke manusia.
Ahli biologi Yjia Alina Chan dan Benjamin Deverman dari Broad Institute melakukan penelitian baru bersama Shing Hei Zhan dari University of British Columbia.
Untuk melakukan penelitian tersebut, mereka membandingkan sampel genetik dari pasien Covid-19.
Dengan sampel dari virus corona penyebab epidemi SARS tahun 2002 silam, yang juga ditularkan dari kelelawar ke manusia.
Dalam tulisannya, mereka terkejut karena menemukan fakta bahwa virus corona yang baru mirip dengan virus penyebab SARS (SARS-Cov) di akhir fase epidemi pada 2003.
Namun, kemiripan tersebut membuat mereka curiga.
Sebab, SARS-CoV kini telah telah berevolusi saat menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Tetapi virus corona yang baru, muncul dalam bentuk yang sangat menular dan tampaknya berasal dari transmisi antar-manusia.
Covid-19 yang muncul tiba-tiba di akhir tahun 2019 "menunjukkan ada sebuah pengenalan bentuk virus yang diadaptasi manusia ke dalam populasi penduduk," tulis mereka.
Temuan itu mengarahkan para ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa data genetik yang didapat dari umum tidak menunjukkan penularan lintas spesies virus di pasar.
"Kemungkinan bahwa prekusor non-genetik yang direkayasa bisa jadi beradaptasi di manusia saat sedang belajar di laboratorium harus dipertimbangkan," tambah mereka.
Para ilmuwan juga memeriksa secara genetik terhadap empat sampel yang mengandung virus dari pasar seafood dan yang diambil dari seorang pasien di Wuhan pada bulan Desember.
Dengan melakukan perbandingan secara genetik terhadap sampel tersebut, mereka menemukan 99,9 persen kemiripan.
Hal itu membuktikan teori bahwa virus bernama Sars-CoV-2 ditularkan ke pasar oleh manusia.
Sebelumnya, kabar soal kemungkinan virus corona berasal dari laboratorium telah ditentang oleh para ilmuwan.
Bahkan WHO menyebut teori tersebut bersifat spekulatif.
(*)