Tewas Usai Dibudak Puluhan Jam dengan Gaji Cuma Rp 135 Ribu, Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dilempar ke Laut, Aksinya Dibongkar YouTuber Hingga Viral

Kamis, 07 Mei 2020 | 10:35
Tangkap layar YouTube/MBC via Kompas.com

Tewas Usai Dibudak Puluhan Jam dengan Gaji Cuma Rp 135 Ribu, Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dilempar ke Tengah Laut, Aksinya Dibongkar YouTuber Hingga Viral

Sosok.ID- Belum lama ini viral di media sosial video jenazah ABK Indonesia di Kapal China dilempar ke tengah lautan.

Jenazah ABK Indonesia di kapal China dilempar ke tengah laut ini viral usai salah media pemberitaan Korea Selatan ramai membicarakannya dan dibongkar kembali oleh seorang Youtuber.

Aksi pembuangan jenazah ABK Indonesia di kapal China ke tengah laut yang viral ini pun dianggap sebagai kasus pelanggaran HAM berat.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Kamis (7/5/2020), video viral aksi pembuangan jenazah ABK asal Indonesia ini pertama kali di tayangkan oleh kantor pemberitaan Korea Selatan, MBC.

Baca Juga: Pikat Balik Ariel Noah Jatuh ke Pelukannya Usai Cerai, Luna Maya Ungkap Kedekatannya dengan Alleia Malah Sempat Dibatasi oleh sang Mantan:Siapa Tahu Ada Calon Mama Lainnya

Tayangan ini dirilis MBC dengan bertajuk 'Ekslusif, 18 jam sehari kerja. Jika Jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut' dan viral di Korea selatan.

Kemudian tayangan yang viral tersebut diulas kembali oleh salah seorang YouTuber Korea bernama Jang Hansol.

Dalam tayangan kanal YouTube Korea Reomit pada Rabu (6/5/2020), Jang Hansol menjelaskan bahwa telah terjadi kasus pelanggaran HAM kepada pekerja asal Indonesia di kapal China.

Berdasarkan terjemahan yang disampaikan Hansol, pihak MBC mendapatkan rekaman video viral tersebut saat kapal kebetulan tengah bersandar di Pelabuhan Busan, Korsel.

Baca Juga: Baru Sekali Ngomong Tinju Langsung Melayang, Seorang Ibu Hajar Tetangganya Sampai Bonyok Gegara Anaknya Diledek Belum Juga Kawin

Para ABK asal Indonesia yang bekerja di atas kapal China tersebut meminta bantuan kepada pemerintah Korsel dan media setempat.

Awalnya, kantor media sempat tidak mempercayai rekaman tersebut.

Terlebih lagi, saat hendak diperiksa, kapal tersebut telah kembali berlayar ke tengah lautan.

Namun pada akhirnya, video tersebut ditayangkan bersama dengan kesaksian para awak kapal yang terlibat.

Baca Juga: Rumah Tangganya Remuk Usai Pergoki Perselingkuhan Suami dengan Wanita Lain di Parkiran, Mantan Istri Pesulap Ini Pilih Cerai dan Mantap Tambatkan Hati dengan Pria Lain

Melansir tayangan kanal YouTube Korea Reomit, berdasarkan penerjemahan Hansol, aksi pembuangan jenazah tersebut terjadi pada 30 Maret di tengah Samudera Pasifik.

Dalam video tersebut terdapat sebuah kotak merah terbungkus dengan kain merah diletakkan di tengah geladak kapal.

Usut punya usut, kotak tersebut berisi jenazah ABK asal Indonesia bernama Ari (24).

Ari adalah salah satu dari belasan ABK asal Indonesia yang telah bekerja selama 1 tahun di atas kapal China tersebut.

Baca Juga: Naik Porsche Keliling Kota, Crazy Rich Surabaya Ini Turun ke Jalan Bagikan Dus Sembako Isi Uang Jutaan, Netizen Puji Setinggi Langit: Merinding Mas!

Berdasarkan terjemahan Hansol, salah seorang rekan ABK mengatakan Ari meninggal dunia usai mengalami sakit kram dan pembengkakan pada bagian kaki selama 1 bulan.

Dalam video tersebut jenazah Ari sempat diberikan upacara pemakaman seadanya sebelum pada akhirnya dilempar kru kapal ke tengah lautan.

Sebelum Ari, terdapat dua ABK asal Indonesia yang jenazahnya juga dilempar ke tengah lautan yakni, Al Fatah (19) dan Sepri (24).

Mirisnya, pelemparan jenazah ABK ke tengah laut ini dilakukan usai para awak kapal diketahui telah menandatangani surat pernyataan terkait prosedur penanganan jenazah bila mereka wafat.

Baca Juga: Jaringan di Rumah Seretnya Minta Ampun, Puluhan Siswa di Gunungkidul Bolak-Balik Naik Gunung Berburu Sinyal untuk Kerjakan Tugas Sekolah

Mengutip Kompas.com, Hansol menerjemahkan dalam surat tersebut, setiap ABK yang meninggal di atas kapal jenazahnya akan dikremasi.

Usai dikremasi, abu jenazah dijanjikan akan dikirim ke keluarga masing-masing dengan uang asuransi sebesar Rp 150 juta untuk ahli waris mereka.

Dari pemberitaan MBC yang disampaikan Hansol, salah satu ABK yang bekerja di atas kapal tersebut bersaksi bahwa telah terjadi kasus eksploitasi manusia di tempat kerjanya.

Mulai dari jam kerja yang gila-gilaan hingga lingkungan kerja yang mirip dengan perbudakan.

Baca Juga: Ada Netizen Maki-maki hingga Umpati Jokowi, Sebut Foto Wisuda di UGM cuma Bodong, Gibran dan Kaesang Nanya ke Presiden: Oh Gitu, Palsu ya Pak?

Menurut penerjemahan yang disampaikan Hansol, ABK tersebut mengaku sehari-hari mereka bekerja selama 18 hingga 30 jam dengan waktu istirahat cuma 6 jam.

Selama bekerja sekitar 13 bulan di atas kapal tersebut, awak kapal hanya menerima gaji sekitar Rp 1,7 juta.

Jika dibagi per bulannya, para pelaut yang bekerja puluhan jam tersebut hanya dibayar sekitar Rp 135 ribu per bulan.

Baca Juga: Berniat Murtad Gegara Cintanya Kandas Dipelakori, Artis Cantik yang Nyaris Tak Percaya Tuhan Ini Akhirnya Mantap Berhijrah dan Labuhkan Hati pada Sosok yang Tepat

Dikutip Sosok.ID dariKompas.com, diketahui, kapal tersebut adalah kapal penangkap tuna yang beroperasi di sekitar perairan dalam.

Akan tetapi dalam operasinya, kapal China ini diduga kerap melakukan penangkapan ilegal ikan hiu secara besar-besaran

Melansir tayangan pemberitaan MBC melalui kanal YouTube Korea Reomit, aktivis lingkungan Korea Selatan Lee Yong-ki yakin, kapal tersebut khawatir jika aktivitas ilegal mereka ketahuan.

Oleh karena itu, jika terjadi kematian di antara ABK, mereka akan terus melanjutkan operasi tanpa harus berlama-lama bersandar di pelabuhan.

Baca Juga: Ogah Berduka atas Meninggalnya Didi Kempot, Sudjiwo Tedjo Justru Iri: Hmm, Enak Banget Kamu Lord Pergi Duluan

Kasus pelanggaran HAM ini terbongkar setelah ada salah satu awak kapal yang melapor ke pemerintah Korsel.

Namun saat Garda Penjaga Pantai Korea Selatan (KGC) hendak melakukan penyelidikan, kapal tersebut telah berlayar ke laut lepas.

Kendati demikian, para awak kapal tersebut telah meminta pemerintah Korea Selatan untuk menyelidiki dan mengusut tuntas kasus ini agar seluruh dunia tahu kengerian apa yang telah meraka alami selama ini.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, YouTube

Baca Lainnya