Guru Besar UI Sebut Tingkat Kematian Gegara Covid-19 di Jakarta Tinggi Gegara Kondisi Udara, Telah Turun Drastis Setelah PSBB!

Jumat, 01 Mei 2020 | 16:13
Kolase Tribunnews/kontan

Guru Besar UI Sebut Tingkat Kematian Gegara Covid-19 di Jakarta Tinggi Gegara Kondisi Udara, Telah Turun Drastis Setelah PSBB!

Sosok.ID - Ahli kesehatan Universitas Indonesia menyebut bahwa tingkat kematian tinggi di Jakarta akibat Covid-19 ada yang melatarbelakangi.

Kondisi itu membuat kesehatan terutama dalam hal pernapasan penduduk Jakarta semakin rentan saat virus corona mulai menyebar di Ibu Kota.

Namun kini setelah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Tinggi (PSBB) kondisi udara di Jakarta pun berangsur-angsur membaik.

Hingga bisa membantu warga Jakarta untuk melawan virus corona.

Baca Juga: Masih Jomblo di Usianya yang Nyaris Menyentuh Kepala 4, Luna Maya Ungkap Ketakutan Terbesarnya Setelah Ditinggal Nikah Dua Kali oleh Mantan-mantannya

Guru Besar Universitas Indonesia dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Budi Haryanto meyakini bahwa polusi udara di wilayah Jakarta bisa menjadi salah satu pemicu tingginya angka kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19.

Hal tersebut karena orang-orang yang sudah lama terpapar polusi udara menjadi kelompok yang paling rentan terkena Covid-19.

Budi menjelaskan, studi yang dilakukan Universitas Harvard menemukan adanya keterkaitan antara peningkatan 1 gram meter kubik PM2.5 dengan kualitas udara saat ini yang berdampak pada meningkatnya kematian akibat Covid-19 hingga 15 persen.

Lebih lanjut, risiko kematian akibat Covid-19 lebih besar 4,5 kali lipat di wilayah berpolusi PM2.5 yang tinggi, jika dibandingkan dengan daerah berpolusi rendah.

Baca Juga: Mantan Suaminya Kini Nikahi Pedangdut, Bekas Istri Sirajuddin Sempat Rancang Gaun Zaskia Gotik dan Tak Tahu Kedekatan Mereka: Cuma Kenal Gak pernah Ketemu

Tribunnews.com/JEPRIMA
Tribunnews.com/JEPRIMA

ilustrasi kemacetan

Sebab, gangguan kesehatan atau penyakit kronis yang diakibatkan oleh pencemaran udara dapat menjadi komorbiditas yang memperparah penderita Covid-19.

“Sebenarnya kalau mau menggunakan hasil hasil temuan yang sudah ada di dunia itu dan melihat pada konsentrasi PM2.5 rata-rata yang ada di Jakarta. Sebenarnya kita bisa mengasumsikan terjadinya peningkatan seperti itu,” ujarnya dalam diskusi online, Kamis (30/4/2020).

Menurut Budi, polusi udara yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan kesehatan atau terkena penyakit, seperti ISPA, asma, dan penyakit pernapasan lainnya.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Begini Cara Menggunakan Heart Rate Monitor untuk Ketahui Detak Jantung dan Memilih Alat yang Sesuai dengan Anda

Penyakit penyerta itu membuat sistem kekebalan tubuh seseorang tidak mampu melawan virus corona jenis baru.

Akibatnya, kondisi kesehatannya akan semakin memburuk ketika terinfeksi Covid-19.

“Tidak seratus persen imunitas tubuh bisa melawan Covid-19, dibanding dengan orang yang tidak punya komorbiditas. Sementara orang yang sehat dan kemudian terkena virus, imun tubuhnya masih bisa melawan,” ungkapnya.

Baca Juga: Kehabisan Uang dan Tak Bisa Kembali ke Negaranya, Sepasang Bule Asal Rusia Bawa Anaknya Ngamen di Pasar Untuk Bisa Makan

KONTAN/Fransiskus Simbolon
KONTAN/Fransiskus Simbolon

Kondisi udara di Jakarta setelah PSBB

Hingga Kamis, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 4.138 orang.

Jumlah tersebut bertambah 105 pasien dibandingkan sehari sebelumnya sebanyak 4.033 orang.

Baca Juga: Suruh Anaknya yang Masih Bujang Belanja ke Pasar, Wanita Ini Kaget Setengah Mati Ketika Putranya Tiba-tiba Pulang Sudah Punya Istri, Nikahnya Kapan?

Dari total pasien positif Covid-19 itu, sebanyak 412 orang yang telah dinyatakan sembuh, sedangkan 381 orang di antaranya meninggal dunia.

Kemudian, terdapat 2.073 pasien yang masih dirawat di rumah sakit dan 1.272 pasien menjalani isolasi mandiri. (Tria Sutrisna)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polusi Udara di Jakarta Diyakini Jadi Pemicu Tingginya Kasus Positif dan Kematian akibat Covid-19"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya