2 Hari Kelaparan Sampai Cuma Bisa Minum Air Galon untuk Ganjal Perut, Pemulung di Banten Meninggal Dunia, Sempat Nangis Saat Adukan Nasibnya di TV

Selasa, 21 April 2020 | 20:00
Kolase gambar tang kap layar YouTube/Kompas TV

2 Hari Kelaparan dan Cuma Bisa Minum Air Galon untuk Ganjal Lapar, Pemulung di Banten Meninggal Dunia, Sempat Nangis Saat Adukan Nasibnya di TV

Sosok.ID - Seorang pemulung, warga kota Serang, Banten meninggal dunia pada Senin (20/4/2020).

Sebelum meninggal dunia, pemulung warga kota Serang, Banten ini sempat dikabarkan kelaparan hingga tak makan selama berhari-hari.

Sambil menggendong anaknya, pemulung di kota Serang, Banten yang meninggal dunia ini sempat menangis saat mengadukan nasibnya di televisi.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Selasa (21/4/2020) pemulung yang diduga meninggal akibat kelaparan ini bernama Yuli (43).

Baca Juga: Jadi Mualaf, Pacar Cita Citata Ucapkan Syahadat Sampai Bikin Dirinya Menangis: Dia Pengin Banget Ramadhan Ini Berpuasa

Sehari-hari, Yuli dan suaminya bekerja sebagai pemulung untuk menafkahi keempat anaknya.

Semenjak pandemi virus Corona melanda Indonesia, Yuli mengaku kondisi perekonomian keluarganya kian tercekik.

Terlebih lagi selama pandemi virus Corona, ia dan suami tidak bisa leluasa bekerja di luar rumah.

Melansir tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (21/4/2020) penghasilan sebesar Rp 25 sehari yang biasa ia dapatkan pun kini tidak ada lagi.

Baca Juga: Amuk China kepada Trump: Tiongkok juga Korban! Saat AS Sebabkan 200 Ribu Kematian Akibat Flu H1N1, Adakah yang Menuntut Kompensasi?

"Jadi per hari dibayarnya. Kalau misalkan masuk Rp 25 ribu, kalau sakit enggak dikasih," ujar Yuli seperti yang dikutip Sosok.ID, Selasa (21/4/2020).

Kendati keluarganya termasuk masyarakat yang membutuhkan, Yuli sempat mengaku bahwa ia belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.

Padahal, menurut pengakuan Yuli, ia telah mengajukan dari jauh-jauh hari.

Baca Juga: Resmi! Presiden Jokowi Keluarkan Larangan Mudik Bagi Masyarakat, Kemenhub: Jalan Tol Ditutup

"Belum ada, saya udah ngajuin," lanjut Yuli.

Mirisnya lagi, kondisi yang seperti ini membuat Yuli semakin tidak berdaya.

Pasalnya, ia dan suami memiliki empat anak yang harus diberi makan setiap hari.

Baca Juga: Jika Ibadah Haji 2020 Dibatalkan Gegara Virus Corona, Kemenag Siap Kembalikan Uang Calon Jemaah, Sudah Ada 2 Opsi Cara Pengembalian

Tak tahu harus bagaimana lagi, Yuli mengaku terpaksa minum air galon untuk mengganjal rasa lapar yang menyiksa.

Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih ya," kata Yuli sembari berlinang air mata, seperti dilansir Kompas TV.

Sembari menggendong anaknya yang masih bayi, Yuli bercerita, empat anaknya pun terpaksa harus menahan lapar.

Baca Juga: Jokowi Resmi Larang Mudik, Kemenhub Sudah Siapkan Skenario Larangan Gerak Transportasi Antar Daerah, Jalan Tol Bakal Ditutup?

"Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit. Abah juga nyuruh, sabar ya," tutur Yuli pilu.

Dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Yuli meninggal dunia pada Senin (20/4/2020) di perjalanan menuju Puskesmas Sindangdaru.

Yuli yang berada di rumah bersama dengan suami dan keempat anaknya tiba-tiba saja tidak sadarkan diri.

Baca Juga: Dibooking Rp 200 Juta untuk 'Temani' Kalangan Aktor hingga Pejabat Tinggi, Luna Maya: Sorry Saya Nggak Jualan, Saya Kerja Halal

Namun saat dibawa menuju Puskesmas Sindangdaru, nyawa Yuli sudah tidak bisa diselamatkan.

Kendati demikian, pihak rumah sakit belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Yuli.

Yuli sendiri juga tidak memiliki riwayat penyakit apapun hingga detik ini.

Baca Juga: Padahal Sudah 1 Bulan Isolasi Hingga 10 Kali Jalani Tes, PDP Corona Ini Tunjukkan Hasil yang Berubah-ubah, Bikin Dinkes Bingung Hingga Minta Tolong WHO

Terkait kabar meninggalnya Yuli, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatikan Kota Serang, Hari Pamungkas mengungkapkan turut berduka cita.

Mengutip Kompas.com, Hari Pamungkas mengatakan usai pemberitaan mengenai keluarga Yuli, pemerintah langsung bertindak cepat beri bantuan.

"Sebelumnya kan di berita ramai keluarga almarhumah nahan lapar sampai minum air galon.

Baca Juga: Pertama Sepanjang Sejarah, Harga Minyak Dunia Mentah Anjlok di Bawah 0 Dollar AS, Kenapa Pertamina Tak Turunkan Harga BBM? Ini Alasannya!

Keluarga almarhumah itu sudah terdata penerima bantuan masyarakat terdampak Covid-19, Sabtu kemarin pihak pemkot sudah berikan bantuan itu," tutur Hari Pamungkas.

Lebih lanjut, Hari Pamungkas menyakinkan warga bahwa pemkot Serang telah berupaya maksimal untuk merespons keluhan masyarakat.

Baca Juga: Murka Jokowi: Jangan Ada Lagi yang Menganggap Kita Menutup-nutupi Data!

"Kami memiliki keterbatasan, kami butuh semua pihak, kami enggak bisa kerja sendiri, butuh semua elemen untuk bekerja sama saling support.

Jangan lagi ada saling menyalahkan, sama-sama kita lagi ikhtiar menyelesaikan masalah pandemi ini," tansa Hari Pamungkas.

(*)

Tag

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber Kompas.com, YouTube