Tipu-tipu, China Tiba-tiba Ubah Data Mengenai Virus Corona, Perubahannya Capai 50 Persen Dari Kematian Awal Hanya 2.579 Orang Dirubah Jadi 3.869 Korban Meninggal

Sabtu, 18 April 2020 | 11:17
Xinhua/Xiao Yijiu

Tipu-tipu, China Tiba-tiba Ubah Data Mengenai Virus Corona, Perubahannya Capai 50 Persen Dari Kematian Awal Hanya 2.579 Orang Dirubah Jadi 3.869 Korban Meninggal

Sosok.ID - Kini China terutama Wuhan telah berbenah untuk memulihkan kehidupan warganya seperti semula sebelum adanya virus corona.

Hal itu bisa dilihat dengan berangsur-angsur pemerintah mulai melunggarkan segala aturan termasuk lockdown yang pernah diterapkan.

Walaupun di negeri Tirai Bambu telah usai melewati masa sulit ternyata gelombang kedua serangan virus corona menghantui mereka.

Dan belum selesainya permasalahan yang timbul dalam gelombang pertama infeksi covid-19 tersebut juga masih menjadi kendala.

Baca Juga: Dapur Terancam Berhenti Ngebul Gegara Virus Corona, Pria Ini Terpaksa Tukarkan Ponselnya yang Sudah Rusak Demi Sesuap Nasi untuk Istri dan 5 Anaknya

Otoritas kesehatan Wuhan telah merevisi angka kematian akibat virus corona. Data terbaru menunjukkan, jumlah korban meninggal lebih banyak 50 persen dari data sebelumnya.

Dilansir dari Hong Kong Free Press, Pusat Pencegahan dan Kontrol Epidemi Wuhan pada Jumat (17/4/2020) mengumumkan, total korban meninggal dunia adalah 3.869 orang.

Angka itu naik 1.290 dari catatan sebelumnya, yakni 2.579 orang.

Kemudian, jumlah kasus secara keseluruhan di Wuhan direvisi menjadi 50.333, dengan tambahan 325 kasus.

Baca Juga: Beli 2 Mobil Sekaligus Gegara Sering Ketilang Aturan Ganjil Genap, Artis Ini Kehabisan Uang Hingga Harus Utang ke Raffi Ahmad, Nagita Slavina Sempat Sewot!

Perubahan ini juga membuat jumlah kasus dan korban meninggal di China juga meningkat.

Dilansir dari AFP, data nasional resmi China pada Jumat (17/4/2020) merevisi jumlah korban meninggal virus corona menjadi 4.632 orang, naik 39 persen dibandingkan data sebelumnya.

Pihak berwenang mengatakan, revisi dibuat setelah memasukkan data pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dan meninggal di rumah, karena keterbatasan fasilitas medis di tahap awal wabah corona merebak.

Pada awal 2020, banyak rumah sakit kelebihan beban dan petugas medis sangat sibuk menyelamatkan nyawa pasien.

Baca Juga: Jengah Terus-terusan Dikucilkan Warga Gegara Bertetangga dengan Wanita yang Meninggal Dunia Setelah Dinyatakan Positif Corona, Satu Keluarga Ini Pilih Ngungsi ke Hutan : Karena Kita Tidak Tau Mau Kemana

Hal ini menyebabkan keterlambatan dan pengawasan dalam melaporkan kasus, kata pihak berwenang, dikutip dari Hong Kong Free Press.

Beberapa fasilitas juga tidak segera terhubung dengan jaringan epidemi yang lebih luas, sedangkan informasi yang berkaitan dengan kematian tidak lengkap yang menyebabkan kesalahan pelaporan atau penghitungan ulang.

Virus corona pertama kali terdeteksi di Provinsi Hubei, dan hingga kini telah menjangkiti lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia.

Lebih dari 144.000 orang meninggal karena penyakit pernapasan ini, menurut data para peneliti di Universitas Johns Hopkins.

Baca Juga: Foto Jadulnya dengan Dua Penyanyi Senior Tersebar di Media Sosial, Wajah Syahrini Jadi Sorotan, Warganet Sibuk Bandingkan Penampilan Istri Reino Barack

tangkapan layar Youtube CGTN
tangkapan layar Youtube CGTN

China Klaim sembuhkan pasien terjangkit virus corona

Lockdown Wuhan dicabut dan tanggapan Trump

Setelah dua bulan menerapkan lockdown, Wuhan telah mencabut kuncian itu pada Rabu (8/4/2020) pekan lalu.

Warga diizinkan meninggalkan kota selama bisa menunjukkan QR code warna hijau di ponselnya untuk membuktikan mereka sehat dan aman untuk bepergian.

Baca Juga: PNS Ketar-ketir, Negara Sedang dalam Tekanan Gaji ke-13 Terancam Ditiadakan

Presiden AS Donald Trump pada 1 April pernah berujar, jumlah kematian akibat virus corona dan infeksi yang dilaporkan oleh China "tampaknya terlalu sedikit".

Namun, Robert O'Brien--penasihat keamanan nasional Trump--mengatakan dalam jumpa pers yang sama, bahwa Washington "tidak di posisi untuk mengonfirmasi angka yang keluar dari China."

(Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wuhan Revisi Data Covid-19, Korban Meninggal Naik 50 Persen Jadi 3.869"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya