Keberanian Pratu Suparlan, Personel Korps Baret Merah Melawan Puluhan Musuh Hanya Bersenjatakan Belati Komando

Kamis, 16 April 2020 | 20:00
KOMPAS/EDDY HASBY

Keberanian Pratu Suparlan, Personel Korps Baret Merah Melawan Puluhan Musuh Hanya Bersenjatakan Sebilah Pisau Komando

Sosok.ID-Dalam berbagai negara, satuan khusus di tubuh kemiliteran dipandang mutlak ada.

Karena peperangan zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu yang suka bar-bar main geruduk.

Saat ini ada namanya peperangan non-konvensional dimana satuan-satuan kecil lebih efektif dalam menekan lawan.

Oleh karena itu dalam berbagai latihan perang yang sangat keras, pasukan khusus pun memiliki moto tersendiri seperti ‘lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas’, ‘lebih baik mandi keringat dalam latihan daripada mandi darah dalam pertempuran’, atau seperti moto yang dimiliki oleh Kopassus TNI AD ‘Berani, Benar, Berhasil’.

Baca Juga: HUT ke-68 Kopassus, Sepak Terjang Satuan Khusus Korps Baret Merah Sarat Pengalaman Tempur di Berbagai Palagan Konflik

Jadi dalam setiap misi tempurnya pasukan khusus TNI harus mampu menjalankan tugas yang tidak bisa dilaksanakan oleh pasukan reguler karena membutuhkan kemampuan-kemampuan khusus, dan harus bisa bertempur menggunakan senjata apapun.

Selain mahir mengoperasikan beragam senjata api, pasukan khusus seperti Kopassus juga harus mahir bertarung menggunakan tangan kosong,seutas tali, dan pisau.

Pasalnya dalam pertempuran jangka panjang atau pertempuran yang tidak seimbang, setiap personel pasukan khusus bisa kehabisan peluru dan harus melanjutkan pertempuran meski hanya bersenjata sebilah pisau belati.

Prinsip bertempur sampai mati meski hanya bersenjata sebilah pisau komando demi memenangkan pertempuran itu ternyata bukan hanya cerita isapan jempol karena pernah dialami sendiri oleh prajurit Kopassus, Pratu Suparlan ketika bertempur di Timor-Timur pada tahun 1980.

Baca Juga: Hati-hati, Walau Sudah Cuci Tangan dan Phsyical Distancing, Keluarga Ini Malah Kena Corona Akibat Faktor Tak Terduga

Pratu Suparlan yang sedang bertempur bersama sejumlah prajurit Kopassus dan Kostrad posisinya ternyata berhasil didesak oleh gempuran gerilyawan Fretilin yang menyerang secara mengepung dan berjumlah lebih banyak.

Regu Suparlan yang bertempur mati-matian satu persatu gugur termasuk seorang prajurit Kostrad yang bersenjata senapan mesin ringan jenis Minimi.

Dalam kondisi yang kritis itu regu Suparlan yang bertempur sambil mundur akan mengalami kehancuran jika tidak segera datang bala bantuan atau tidak ada yang berani mengorbankan diri.

Tiba-tiba atas inisiatif sendiri, Suparlan yang saat itu berada di posisi paling belakang regunya dan bergerak perlahan karena terus diserang gencar Fretilin, melompat maju dan langsung menyambar senapan mesin Minimi dari prajurit Kostrad yang telah gugur.

Dengan senjata mesin ringan yang berisi ratusan peluru itu, Suparlan lalu merangsek maju menyongsong para gerilya Fretilin yang saat itu terus melakukan pengejaran sambil menembakan senjata secara membabi-buta.

Baca Juga: Menyoal Pembayaran Rp 15 Juta untuk Pemulasaran Jenazah Covid-19, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Sejumlah peluru senjata Fretilin sempat menghantam tubuh Suparlan dan membuatnya goyah.

Tapi prajurit Kopassus yang bertempur seperti banteng ketaton itu terus berusaha berdiri tegak sambil menembak.

Akhirnya karena peluru habis, Suparlan kemudian mencabut pisaunya dan bertempur satu lawan satu di tengah kepungan prajurit Fretilin yang semuanya mengarahkan senjatanya ke tubuh Suparlan.

Enam orang gerilyawan Fretilin tewas akibat tikaman maut pisau komando Suparlan.

Tapi Suparlan yang bersimbah darah akhirnya jatuh terduduk seperti orang kehabisan tenaga dan pisaunya yang berlumuran darah pun ikut terkulai di tanah.

Baca Juga: Pasca Bercerai dengan Veronica Tan, Ahok Serahkan Rumah Mewah Beserta Isinya Kepada Keluarga : Silahkan Vero Tinggal Sama Anak-anak

Para gerilya Fretilin pun maju mengepung Suparlan yang tampak sudah siap untuk dieskekusi. Tapi diam-diam Suparlan mencabut dua granat dan melepas kuncinya.

Ketika seorang gerilyan Fretilin maju ke depan sambil melepaskan satu tembakan pungkasan pada saat yang sama Suparlan pun melepaskan granat yang kemduian meledak dahsyat membunuh sejumlah gerilya Fretilin di sekitarnya.

Sejuimlah gerilyawan Fretilin yang hidup, di kemudian hari ternyata mengisahkan kehebatan Suparlan yang bertempur sampai gugur hanya bersenjata pisau itu kepada Kopassus pasca konflik di Timor-Timur.

Selain itu, sisa-sisa regu Suparlan juga bisa lolos setelah pasukan bantuan tiba dan berhasil memukul mundur pasukan gerilya Fretilin.

Sebagai penghargaan, nama Suparlan lalu digunakan untuk menamai Pangkalan Udara di Batujajar, Bandung yang biasa digunakan oleh Kopassus untuk latihan terjun payung. (Agustinus)

Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul "Kopassus Pasukan Tempur yang Didoktrin Untuk Memenangkan Pertempuran Meski Hanya Bersenjata Sebilah Pisau"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : intisari

Baca Lainnya