Berita Menggembirakan, Gebrakan Baru Pemerintah Buat Virus Corona Segera Enyah dari Indonesia Pertengahan Tahun Ini

Sabtu, 11 April 2020 | 13:00
Kompas.com

Berita Menggembirakan, Gebrakan Baru Pemerintah Buat Virus Corona Segera Enyah dari Indonesia Pertengahan Tahun Ini

Sosok.ID- Walau terjadi pro-kontar di tengah masyarakat, pemerintah tetap melakukan langkah-langkah drastis untuk mengakhiri wabah corona di negeri ini.

Meski hasilnya belum terlihat memuaskan, kita patut mengapresiasi langkah pemerintah sejauh ini yang tak berdiam diri menangani virus corona.

Kini setelah mendatangkan peralatan medis untuk menunjang percepatan pembasmian wabah corona, pemerintah melakukan gebrakan baru.

Kementrian BUMN mendatangkan alat tes swab canggih dari Swiss yang membuat deteksi Virus Corona jadi lebih cepat dengan jumlah berkali lipat.

Baca Juga: Sudah Jadian dengan Ryochin? Luna Maya Malu-malu Kucing Jawab Pertanyaan Raffi Ahmad Soal Hubungannya dengan si Pria Jepang : Ya Memang Benar Adanya

Indonesia bisa lebih awal mencapai puncak wabah Virus Corona setelah pemerintah mendatangkan perangkat deteksi berbasis molekuler dari luar negeri, menurut Peneliti ITB.

Kementerian BUMN baru saja mengimpor 20 mesin polymerase chain reaction (PCR) yang diklaim mampu menguji 9.000 hingga 10.000 spesimen setiap hari.

Dengan alat-alat baru ini, pemerintah menargetkan untuk melakukan 300.000 tes dalam sebulan.

Prediksi Puncak Virus Corona

Nuning Nuriani, ketua Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi ITB, memprediksi bahwa dengan jumlah tes sebanyak itu, Covid-19 di Indonesia bisa mencapai puncak pada akhir April atau awal Mei.

Baca Juga: Raffi Ahmad Mati-matian Bantah Gosip dengan Ayu Ting Ting, Nagita Slavina Disebut Mbah Mijan Diam-diam Simpan Kebencian Lewat Sorotan Mata: Itu Nggak Bisa Dibohongi!

Dengan satu syarat: 90% masyarakat melakukan isolasi mandiri.

"Jika [Pembatasan Sosial Berskala Besar] dimulai 12 April, terus hanya 10% orang yang bergerak,"

"Terus pada saat periode infeksi ini PCR dan isolasinya dijalankan dengan baik, itu sebenarnya yang sangat diharapkan."

"Jadi puncak kasus aktifnya bisa turun lebih cepat, jumlah kematiannya juga lebih sedikit," kata Nuning.

Namun target 300.000 tes per bulan mungkin tidak bisa segera tercapai, kata Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bidang Penelitian Fundamental Herawati Sudoyo.

Ia menjelaskan perlu waktu untuk meningkatkan fasilitas laboratorium dan melatih SDM di tingkat provinsi.

Langkah Pemerintah

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan pemerintah telah mendatangkan dua mesin MagnaPure 96 dengan kapasitas 1.000 tes per hari.

Serts 18 LightCycler PCR detector dengan kapasitas 500 tes per hari.

Baca Juga: Unik! Rasakan Kebebasan Setelah Dapat Hak Asimilasi, Beberapa Napi Ini Pilih Keluar Dari Lapas Dengan Bermain Tik Tok

Mesin-mesin dari Swiss itu diklaim mampu menguji total 9.000 hingga 10.000 spesimen setiap hari dan pemerintah menargetkan 300.000 tes swab dalam sebulan.

"Dengan alat ini kita harapkan Indonesia semakin bisa mendata berapa banyak orang yang terkena virus corona,"

"Sehingga antisipasi kita untuk menghadapi virus corona akan semakin baik," ujar Arya dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (8/4/2020).

Pemerintah Indonesia selama ini dikritik karena kurangnya jumlah tes swab.

Per Rabu (8/4/2020), Indonesia telah mengetes 14.571 spesimen, menurut data Kementerian Kesehatan.

Namun angka tersebut dianggap kecil dibandingkan populasi Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa.

Menurut Nuning Nuriani, dengan bertambahnya jumlah tes, semakin cepat kasus positif bisa ditemukan dan diisolasi.

"Artinya puncak kasus aktifnya itu bisa sangat tinggi tapi karena ditesnya lebih cepat, maka lebih dini dideteksi."

Namun perempuan itu menekankan bahwa peningkatan jumlah tes perlu dibarengi periode isolasi.

Sebelumnya, dengan kapasitas tes saat ini dan aturan pembatasan yang longgar.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Meletus hingga 2 Kali, Warga Bogor dan Tangerang Ngaku Dengar Suara Dentuman Berkali-kali dan Rasakan Getaran Tak Biasa

Yaitu hanya 30-60% masyarakat yang melakukan isolasi.

Sementara sisanya bergerak bebas.

Ia memprediksi puncak wabah tercapai pada awal Juli, dengan durasi wabah 10 bulan.

Dengan dilakukannya tes secara masif, beserta aturan pembatasan ketat sehingga hanya 10% orang yang keluar rumah, puncak penyebaran wabah bisa bergeser ke akhir April/Mei.

Namun, tanpa pembatasan ketat, maka puncaknya hanya akan bergeser sedikit ke akhir Mei atau Juni.

Bagaimanapun, Nuning menekankan bahwa perhitungan model merupakan simulasi, bukan angka pasti yang 100% dijamin akan terjadi. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Kabar Gembira, Peneliti Beber Puncak Wabah Virus Corona Lebih Cepat Berkat Aksi Jajaran Erick Thohir

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Tribun kaltim