Sosok.ID - Mira, seorang transgender alias transpuan, meregang nyawa dengan cara menyedihkan.
Ia menjadi korban tewas setelah dikeroyok preman dengan julukan 'bajing loncat'.
Peristiwa nahas ini terjadi di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (3/4/2020).
Melansir Tribunnews Wiki, peristiwa yang terjadi pada Mira sempat dikisahkan sebuah akun Instagram dengan nama pengguna @rumahpuan pada Senin (6/4).
Dalam unggahan itu dikatakan Mira telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Budhi Darma, Cilincing.
Sementara dua pelaku pengeroyokan telah diamankan, kata akun tersebut, dikutip dari Tribunnews Wiki.
Dituduh mencuri, pelaku masih dikejar
Melansir Kompas TV, korban yang berusia 42 tahun itu dituduh mencuri dompet dan satu unit telepon seluler milik sopir truk.
Peristiwa ini juga telah dikonfirmasi dengan Polsek Cilincing.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Cilincing, AKB Bryan Rio Wicaksono mengatakan, pihaknya masih mengejar para pelaku yang terlibat dalam pembakaran Mira.
"Untuk sementara masih dalam pengejaran para pelakunya. Nanti kalau terungkap akan kami informasikan kembali. (Identitas korban, motif, dan jumlah pelaku) masih dalam penyidikan," kata Bryan.
Pasalnya dituturkan salah seorang rekan Mira, preman yang mengeroyok Mira lebih dari satu orang.
Keterangan kawan Mira
Salah seorang teman Mira, Yuni Irawan (48) menjelaskan, Mira dibakar oleh sekitar tujuh pelaku di Jalan Cilincing pada Jumat malam.
Mulanya, Mira dituduh mengambil dompet dan telepon seluler salah satu pelaku.
Namun, tidak ada bukti kuat atas tuduhan pencurian itu.
"Tidak ada barang bukti di tangan Mira, cuma preman-preman yang duduk di situ (Jalan Clincing) menuduh Mira yang ambil," kata Yuni, dikutip dari Kompas TV.
Yuni mengatakan, telepon itu adalah milik sopir truk yang setiap malam sering memarkirkan kendaraannya di sekitar Jalan Cilincing.
Barang-barang itu hilang sejak Kamis (2/4) malam.
Sopir truk yang menuduh Mira lantas mendatanginya di kontrakan untuk menanyakan keberadaan barang-barang tersebut.
Merasa tidak mengambil, Mira menjawab bahwa ia tak mengetahui keberadaan dompet dan ponsel yang dicari.
Dipukul, disiram bensin, dan terbakar
Setelah sopir truk meninggalkan kost Mira, tak lama kemudian datang sekitar 5 preman yang diduga diperintahkan oleh sopir truk tadi untuk menjemput Mira.
"Datanglah preman-preman ini dan jemput Mira," terang Yuni.
"Mira ikut saja karena merasa tidak bersalah. Setelah dijemput, dia kemudian dipukuli," lanjut Yuni.
Dalam keadaan sudah payah, Mira lantas disiram dengan bensin dan solar.
Menurut Yuni, salah seorang pelaku yang ikut memukuli korban sejak awal meminta pada pelaku lain untuk tak perlu membakar korban.
Namun karena korek sudah dinyalakan, tubuh Mira sontak dilalap api.
"Tetapi saat itu koreknya sudah nyala. Jadi, tanpa sengaja, korek itu jatuh, makanya terbakar," ucap Yuni.
Baca Juga: Hadapi Corona: Ketika Diberlakukan Physical Distancing Amankah Pergi ke Gym? Ini Jawaban untuk Anda
Mira tergopoh menuju kos-kosan
Dalam keadaan terbakar hidup-hidup, Mira tergopoh berusaha menuju indekos.
Tak sampai tiba di rumah kos, Mira tumbang di pos RW setempat dan dilarikan warga ke rumah sakit.
Setelah sempat dirawat selama satu hari, Mira dikabarkan meninggal dunia sebab luka bakar yang sudah terlalu parah.
Butuh bantuan biaya pengobatan
Rekan-rekan Mira mengaku membutuhkan biaya untuk mengurus pengobatan dan pemakan Mira.
Mira yang sebelumnya dirawat di RSUD Koja, harus membayar biaya pengobatannya.
Namun dikarenakan korban sudah meninggal dan identitas Mira sebagai transgender tidak jelas, satu dari pengurus RT 08 Cilincang bersedia menjadi jaminan.
Sementara estimasi biaya yang dibutuhkan rekan-rekan Mira dan petugas RT yakni sekitar Rp 6.500.000. (*)