Curhatan Perawat Lihat Pasien Covid-19 yang Memprihatinkan Sampai Tampung Keluh Kesah Mereka Lewat Grup WhatsApp: Ada yang Nyaris Bunuh Diri Gegara Stress

Minggu, 05 April 2020 | 14:35
Ilustrasi tenaga medis via Kompas.com/Slamet Widodo

Curhatan Perawat Lihat Pasien Covid-19 yang Memprihatinkan Sampai Tampung Keluh Kesah Mereka Lewat Grup WhatsApp: Ada yang Nyaris Bunuh Diri Gegara Stress

Sosok.ID - Menjadi seorang tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien covid-19 memang tak mudah.

Bahkan sudah ada beberapa kasus mengenai dokter atau perawat yang terinfeksi virus corona saat tangani pasien.

Tak sampai disitu saja, bahkan sampai ada korban jiwa dari tenaga medis di garda depan penanganan pasien corona.

Bukan hanya itu saja yang dihadapi oleh para garda depan atau pahlawan yang menangani pasien covid-19 tersebut.

Baca Juga: Bucin Setengah Mati dengan Adik Kelas Hingga Rela Kerja Tanpa Dibayar, Oknum Pembina Pramuka di Sumsel Bunuh dan Perkosa Siswi SMP, Pelaku: Saya Naksir Tapi Susah Dekati

Masih ada juga beberapa masalah berkaitan dengan kondisi psikis pasien yang dapat mempengaruhi waktu penyembuhan dari virus corona.

Salah satu kisah menyayat hati diungkap oleh salah seorang perawat yang tangani pasien corona.

Perawat tersebut bekerja di salah satu rumah sakit di Jawa Timur yang menjadi rujukan pasien covid-19.

Bahkan dirinya rela mempertaruhkan nyawa dan waktu untuk berjibaku melawan virus corona yang bisa saja menginfeksinya setiap saat.

Baca Juga: Kekhawatiran Infeksi Corona Gelombang Dua, Karakteristik Virus Pembawa Penyakit Covid-19 Ini Kian Sulit Dikenali, Muncul Orang-orang Positif Tanpa Gejala

Minarsih (47) mengungkap bagaimana pengalamannya menangani pasien corona di ruang isolasi dengan risiko paling tinggi terpapar virus tersebut.

Di rumah sakit dimana ia mengambi telah dilakukan pembentukan tim dan sarana perawatan pasien yang terpapar penyakit, dirinya termasuk dalam tim tersebut.

Ia pun menceritakan sebelum terbentuknya tim tersebut, banyak rekannya yang menolak tugas tersebut.

Namun dirinya lebih memilih untuk menerima tugas sebagai tim perawat yang akan merawat pasien corona.

Baca Juga: Sukses Bikin Reino Barack Klepek-klepek Hingga Jatuh ke Pelukannya, Syahrini Diramal Denny Darko Nasib Hidupnya Bakal Berubah Drastis: Dia Mendapatkan Segalanya

Alasannya adalah tak ingin menolak tugas kemanusiaan dengan risiko apapun.

Termasuk bisa terpapar virus corona seperti saat ini.

Menurutnya tugas yang berada di pundaknya kini tak sebanding dengan penderitaan dan ketakutan pasien yang terindikasi corona.

Bahkan ia menjadi saksi mata saat ada pasien yang dinyatakan positif dan harus dirawat di ruang isolasi.

Baca Juga: Indonesia Latah Stigma Negatif, Ketakutan Tertular Virus Corona Berujung Melukai Tenaga Medis Secara Mental dan Psikis

Para pasien tersebut sepengelihatannya terlihat sangan ketakutan hingga tegang dan depresi.

Sampai suatu ketika ada salah satu pasien yang begitu stress lantaran dinyatakan positif covid-19 hingga membuatnya nekat ingin bunuh diri.

“Setiap kali pasien dimasukkan ruang isolasi, wajah mereka sangat tegang dan depresi. Bahkan ada yang nyaris bunuh diri karena stres,” ungkapnya, Jumat (3/4/2020), yang dikutip dari Surya.co.id.

Perannya pun kini ganda, selain merawat pasien untuk segera sembuh, Minarsih juga harus menyemangati semua pasien agar tak stress saat menjalani isolasi dan pengobatan.

Baca Juga: Kabar Baik Dari Surabaya, Untuk Meminimalisir Petugas Medis yang Terinfeksi Corona, ITS Kembangkan Robot Untuk Melayani Pasien Covid-19

Dalam mengemban tugas tersebut juga ada kendala yang harus dihadapi oleh dirinya dan rekan sekerjanya.

APD (alat pelindung diri) yang minim membuat Minarsih dan rekan medis lainnya harus menyiasati hal tersebut dengan tak terlalu sering masuk ruang isolasi.

“Kami terpaksa mengurangi intensitas keluar masuk ruang isolasi karena keterbatasan APD. Di zona merah, APD hanya bisa dipakai sekali dan langsung dibuang,” jelas Minarsih.

Selain kendala tersebut, salah satu rekannya yang termasuk perawat senior di sana, Tri Sudaryati (54) pun sempat dikucilkan di lingkungannya.

Baca Juga: Bualan Pembebasan Koruptor, Yasonna Laoly Dianggap Manfaatkan Wabah Covid-19, Alasan Kemanusiaan cuma Omong Kosong, Koordinator ICW: Ini Aji Mumpung, Ambil Peluang

Alasannya tak lain lantaran dia adalah perawat yang bersinggungan langsung dengan pasien positif corona.

“Mereka mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak sesederhana itu,” katanya.

Tak hanya oleh tetangga di rumah, beberapa rekan kerja di rumah sakit turut menjaga jarak dengan para tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi.

Sampai-sampai para pahlawan negara itupun harus terpisah dengan anak mereka lantaran takut bisa membawa penyakit bagi buah hati.

Baca Juga: Tak Tau Adat, Nekat Bercinta di Taman Saat Siang Bolong di Tengah Wabah Virus Corona, Sepasang Kekasih Diteriaki Warga : Tolong, Dua Meter!

“Saya juga terpaksa tidur terpisah dengan anak saya agar tidak terpapar. Sejak bertugas di ruangan ini, secara otomatis saya masuk dalam kategori orang dalam resiko,” tambahnya.

Dengan tekanan tersebut mereka juga harus bisa jadi tempat berbagi cerita para pasien yang stress lantaran di isolasi selama waktu yang cukup panjang.

Oleh sebab itu setiap hari mereka membangun komunikasi dan membangkitkan semangat pasien untuk sembuh.

Baca Juga: Bisnis Anang dan Ashanty Merugi di Tengah Wabah, Ngaku Rumahkan 200 Karyawan dan Hanya Bayar Sebagian Upah Pegawainya: Semua Kami Rumahkan Dulu

Salah satunya membuat grup WhatsApp dengan para pasien agar dapat memotivasi pasien agar cepat sembuh. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Surya.co.id