Sosok.ID - Sempat memberikan tip sebanyak Rp 1 Juta pada sopir ojek online, hidup Nikita Mirzani setelahnya malah bak orang kena teror.
Setelah aksi mulianya viral di sosial media dan diketahui oleh publik, ia jadi sering kedatangan tamu tak di undang.
Tidak berlebihan jika Nikita naik pitam, pasalnya orang-orang jadi dengan sengaja menyerbu kediamannya.
Kisah ojek online yang mendapat tip sebesar Rp 1 juta dari Nikita Mirzani itu pertama kali dibagikan oleh akun Twitter @yogiadinugraha pada 25 Maret 2020.
Dari cuitan akun @yogiadinugraha, sang pengemudi ojek online girang bukan main dengan tip yang diberikan oleh Niki di tengah virus corona yang membuat orderannya sepi.
Tak pelak Niki mendapat pujian dari banyak orang, atas tindakannya itu.
Namun, hal itu malah membuat wanita yang akrab disapa Nyai itu kembali didatangi oleh banyak orang yang juga meminta uang.
Tak main-main, dalam sehari, Niki kedatangan 30 orang lebih hanya untuk dimintai sumbangan.
Hal itu pun membuat Nyai lama-lama menjadi emosi.
Dan pada Sabtu (4/4/2020) kemarin, Niki mencak-mencak dan meluapkan emosinya, melalui unggahan Insta story-nya.
Ibu 3 anak ini juga meminta bantuan kepada ketua RT di tempat tinggalnya.
"Astaghfirullahaladim ini orang pada kenapa sih, tiap hari ke kantor gue minta sumbangan, ya ampun pak RT tolong," ucap Niki.
Tak berselang lama, Niki meluapkan segala emosi yang telah dipendamnya.
"Dengerin pada semua orang yang gak punya uang atau enggak punya kerjaan, lama-lama gue emosi. Nggak usah pada ke kantor gue, di sini bukan tempat kalian untuk minta duit.
"Kalaupun gue kasih uang itu murni dari hati gue sendiri, karena gue mau bantu. Bukan kalian berbondong-bondong ke sini ngantri sampai 30 orang lebih, sinting," kata Niki dengan nada yang amat tinggi.
Niki pun tak segan memberikan peringatan kepada orang yang berani mendatangi rumahnya.
Sang artis akan memanggil pihak kepolisian untuk memberikan tindakan tegas, karena dirasa mengganggu pihak keluarganya.
"Buat kalian semua mau rombongan, mau per orang, mau bawa anak kek, terserah aja, sampai kalian semua ke sini minta sumbangan, minta duit, gadein setifikat sampai nangis.
"Saya nggak peduli, saya akan panggil polisi, karena kalian sudah menganggu keamanan saya dan keluarga saya yang tinggal di sini, saya bukan pemerintah," ungkap Niki.
"Jadi kalau kalian nggak punya uang, jangan datang ke sini," tambahnya.
Menurut Niki, ia membantu orang memang karena ikhlas, bukan dengan paksaan ataupaun harus dimintai.
"Saya membantu orang itu ikhlas dari hati paling dala bukan dipaksa kalian ke sini minta duit. Saya mau bantu orang itu dari hati bukan dipaksa," ucapnya.
Setelah emosinya mereda, Niki kembali mengunggah imbauan bagi orang-orang yang akan meminta sumbangan kepadanya.
"Teruntuk kalian semuanya. Habis maka uda reda sedikit ini emosi. Sekali lagi saya mau konfirmasi.
"Rumah saya bukanlah tempat untuk kalian berbondong-bondong datang dan memaksa saya untuk kasih kalian uang dengan cuma-cuma. Semua orang yang saya pernah kasih uang adalah orang yang beruntung atau sudah menang dalam give away saya.
"Saya Nikita Mirzani bersedekah dari dalam hati yang dalam. Bukan karena paksaan gotong royong," tulis Nikita.
Lebih lanjut, ia merasa bukan bank maupun pemerintah yang harus mengurus masyarakat karena pendemi virus corona ini.
"Apa kalian nggak berpikir kalau di rumah ini ada anak saya, ada keluarga saya? Apa kalian nggak sadar sekarang lagi pendemic di dunia dan Indonesia. Tapi kalian malah datang ke rumah saya tanpa saya undang.
"Alih-alih meminta uang pada saya. Saya bukan bank, saya bukan pemerintah. Kalian masih sehat, masih berakal, apa kalian nggak malu sampai harus begini?
"Camkan sekali lagi ya netizen Indonesia, rumah atau kantor saya bukan tempat charity umum. Next time ada lagi yang datang akan saya telepon polisi biar kalian semua diangkut," pungkasnya.
(Nopsi Marga)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul:Kepergok Beri Tip Ojol Rp 1 Juta, Nikita Mirzani Kini Mencak-mencak Sampai Ancam Bakal Lapor Polisi Setelah Rumahnya Disatroni 30 Orang yang Minta Sumbangan: Saya Bukan Bank, Bukan Pemerintah!