Curhat Pilu Keluarga Pasien Postif Virus Corona di Indonesia, Dikucilkan hingga Diteror Para Tetangga karena Dianggap Sebagai Aib

Minggu, 05 April 2020 | 09:35
Dokumentasi istimewa via Surya.co.id

Bikin Para Tukang Gali Kubur Kabur Ketakutan, Jenazah Pasien Positif Corona Ini Dimakamkan Lewat Tengah Malam, Plt Bupati Sidoarjo Sampai Ikut Turun ke Liang Lahat Bantu Proses Penguburan

Sosok.ID - Menjadi salah satu dari mereka yang terjangkit virus corona sudah berat bagi seseorang.

Bahkan pihak keluarga juga turut merasakan tekanan dari pasien Covid-19.

Selain karena tak bisa bertemu dengan keluarga yang terjangkit, lingkungan juga turut mengucilkan mereka.

Anggapan bahwa terjangkit virus corona adalah aib menjadi dampak sosial yang tidak bisa dipungkiri.

Baca Juga: Hadapi Corona: Ini 10 Cara Sederhana dan Alami untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Stigma tersebut membuat orang-orang terdekat pasien positif, mulai dari pasangan hingga keluarga dikucilkan dan dipandang sebagai pembawa aib oleh warga setempat.

Salah satu keluarga pasien positif di Bandar Lampung bahkan mengancam hendak membakar rumahnya sendiri lantaran diteror oleh para tetangga.

Cerita mengenaskan ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Lampung, Reihana.

“Kejadian, istri salah satu pasien positif, mungkin ada tetangga yang tahu suaminya positif, lalu keluarganya diteror,” kata Reihana melalui pesan WhatsApp, Kamis (2/4/2020).

Baca Juga: Diteror Tetangga Gegara Istrinya Positif Corona, Suami di Lampung Ancam Bakar Rumah Sendiri Lantaran Dilarang Kemana-mana: Covid-19 Bukan Aib!

Teror yang diterima keluarga pasien positif corona itu antara lain, dilarang keluar rumah meski itu membeli kebutuhan hidup saat isolasi mandiri, hingga dikucilkan.

Saking kesalnya menerima perlakuan dari tetangga, keluarga pasien positif corona ini pun marah.

“Katanya, kenapa kamu orang larang saya keluar, nanti saya bakar sekalian rumah ini,” kata Reihana menirukan istri pasien positif corona tersebut.

Kebijakan tidak buka data pribadi pasien positif corona Menurut Reihana, berkaca dari peristiwa tersebut, pihaknya sangat berhati-hati untuk tidak mengungkap data pribadi, by name by address pasien positif corona.

Baca Juga: Donald Trump Sendiri Sudah Pontang-panting, Prabowo Justru Tetap Minta Bantuan Atasi Corona pada Amerika Serikat, Ini yang Terjadi..

Pun begitu dengan orang-orang yang di-tracing.

“Itu peristiwa yang benar-benar terjadi di lapangan. Jadi, kami berhati-hati mengeluarkan data by name by address, bukan karena kami mau meng-keep nama pasien tersebut. Covid-19 bukan aib, masih bisa disembuhkan,” kata Reihana.

Begitu juga dengan pemakaman pasien positif yang meninggal dunia.

Reihana mengatakan, ada ketakutan di masyarakat akibat kurangnya edukasi dan pemahaman.

Baca Juga: Xi Jinping Turut Prihatin Covid-19 Merebak di Nusantara, Jokowi Tegur Rakyat soal Stigmatisasi, Indonesia dan China Bahu-membahu demi Merdeka dari Corona

Diketahui, pemakanan pasien positif 02 Lampung sempat ditolak warga di dua lokasi sebelum akhirnya dimakamkan di lahan milik Pemprov Lampung, Selasa (31/3/2020).

Akibat penolakan tersebut, jenazah baru bisa dikebumikan dua hari setelah meninggal dunia pada Senin (30/3/2020) pukul 00.30 WIB.

SOP pemulasaran jenazah pasien positif Covid-19

Menurut Reihana, pemulasaran jenazah pasien positif Covid-19 sudah memiliki SOP sendiri.

Baca Juga: Malang Tak Dapat Ditolak, Dokter Muda Pejuang Corona Ini Dianggap telah Tularkan Virus dan Berakhir Tewas di Tangan Perawat yang juga Kekasihnya, Walikota Angkat Bicara

Pertama, setelah jenazah dimandikan, jenazah disemprot cairan disinfektan.

Penyemprotan cairan disinfektan ini kemudian diulangi setelah jenazah dikafankan.

“Jika mau dikafankan lagi dua lapis, disemprot lagi dengan cairan disinfektan,” kata Reihana.

Lalu jenazah dimasukkan ke dalam kantung plastik dan ditutup rapat.

Baca Juga: Jadi Dokter Pertama yang Ungkap Kasus Virus Corona di China, Ai Fen Menghilang Secara Tiba-tiba Setelah Negaranya Terbebas Dari Covid-19

Setelah itu disemprot lagi dengan cairan disinfektan.

“Baru dimasukkan ke dalam peti. Petinya juga disemprot dengan disinfektan lalu disegel, tidak boleh dibuka lagi. Insya Allah, sudah aman,” kata Reihana.

(Tri Purna Jaya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Keluarga Pasien Positif Corona Diteror Tetangga: Saking Kesalnya Ancam Bakar Rumah Sendiri"

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya