Sosok.ID - Dikenal sebagai pemimpin negara yang kejam, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un rupanya juga menyukai hal-hal yang indah, mulai dari barang seni hingga wanita.
Kabarnya, saking senangnya dengan wanita, Kim Jong Un memburu ribuan wanita cantik dari setiap pelosok Korea Utara dan memeliharanya untuk tujuan tertentu.
Ribuan wanita dengan kecantikan dan kemolekan tubuh tak biasa ini bahkan kabarnya sampai sanggup membuat pemimpin kejam seperti Kim Jong Un boros puluhan miliar cuma untuk pakaian dalam.
Bukan rahasia lagi bila Korea Utara dikenal sebagai negara penuh dengan misteri dan kebijakan yang yang tak biasa dan cenderung tidak manusiawi.
Mulai dari rakyat yang diharuskan setia memuja pemimpin mereka sampai mati hingga perintah perburuan perawan ke seleruh pelosok negeri.
Ya, salah satu kebijakan yang tak biasa dan masih tidak bisi diterima akal sehat adalah perintah militer untuk melakukan perburuan perawan.
Para perawan yang terdiri dari anak-anak hingga wanita dewasa ini dikumpulkan dari setiap pelosok negeri setiap tahunnya oleh anggota militer.
Mengutip Intisari Online dan Grid.ID, Sabtu (4/4/2020) nantinya, para perawan ini bakal dikelompokkan menjadi organisasi resmi pemerintah bernama Kippumjo (Gippeumjo).
Organisasi Kippumjo ini juga dikenal sebagai Kim Jong Un's Pleasure Squad.
Sebanyak 2 ribu lebih wanita Kippumjo direkrut secara paksa untuk melayani para elit di Korea Utara.
Organisasi resmi pemerintah yang berisi 2 ribu lebih wanita dan anak-anak ini memiliki tugas dan misi khusus di pemerintahan Kim Jong Un.
Kelompok Kippumjo sendiri sudah ada jauh sejak masa kepemimpinan ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il dan masih terus dilakukan hingga detik ini.
Dilansir Sosok.ID dari Mirror, Sabtu (4/4/2020), organisasi Kippumjo didirikan bertujuan untuk memberikan kesenangan (sebagian besar bersifat seksual) dan hiburan kepada para elit politik.
Mulai dari pejabat Parta Buruh Korea (WPK) yang berpangkat tinggi hingga elit militer boleh menggunakan jasa Kippumjo.
Bahkan terkadang para wanita Kippumjo ini dianggap sebagai tamu kehormatan.
Wanita Kippumjo yang direkrut untuk melayani para elit Korut ini rata-rata berwajah cantik dan memiliki bentuk tubuh yang indah.
Melansir Express UK,proses perekrutan biasanya dilakukan secara acak oleh anggota militer.
Seorang anak perempuan yang berusia 13 atau lebih biasanya diambil paksa dari sekolah atau rumah mereka oleh anggota militer tanpa boleh memberontak atau menolak.
Jika berani memberontak, maka keluarga atau orang-orang terdekatnya harus menghadapi eksekusi.
Setelah diambil paksa dari kehidupan normal mereka para wanita Kippumjo ini akan menjalani pemeriksaan medis secara rutin untuk memastikan keperawanan mereka tetap utuh.
Bahkan kabarnya, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un sampai menggelontorkan dana hingga 2,7 juta Poundsterling atau sekitar Rp 51 miliar untuk membeli pakaian dalam wanita.
Pakaian dalam itu kabarnya dibeli sang pemimpin sendiri untuk para wanita Kippumjo yang ia miliki.
Pembelian yang tidak masuk akal tersebut mengkonfirmasi bahwa diktator Korea Utara dengan senang hati menikmatikemewahan sementara dua juta warganya berjuang untuk mendapatkan persediaan makanan yang memadai.
Dan di balik keglamoran kisah tentang wanita Kippumjo, rupanya banyak pengalaman pahit dan mengerikan yang terselip.
Seorang mantan wanita Kippumjo yang berhasil kabur sempat menceritakan kisahnya sebagai pasukan perawan pada majalah Marie Claire pada tahun 2010.
Kala itu usianya baru 15 tahun dan seorang anggota militer membawanya dari kelas secara tiba-tiba dan bertanya apakah dia pernah berhubungan intim dengan laki-laki seumur hidupnya.
Yang tidak ia kektahui adalah jawabannya kala itu membuat dirinya menghabiskan satu dekade penuh untuk melayani Kim Jong Il, ayah kandung Kim Jong Un.
Parahnya lagi, sepeninggal sang ayah, rupanya tradisi memelihara ribuan perawan ini tetap diteruskan oleh Kim Jong Un di masa kepemimpinannya.
Bahkan meski telah menikahi penyanyi Ri Sol Ju, Kim Jong Un mengirim militernya untuk mencari wanita-wanita dengan wajah cantik dan tubuh tinggi di seluruh pelosok negeri.
(*)