Mudik Tahun Ini Kemungkinan akan Dilarang, Kasus Semakin Bertambah dan Terus Memakan Korban Jiwa, Pemerintah Sedang Kaji Skenario Terburuk Virus Corona

Senin, 23 Maret 2020 | 08:00
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Petugas keamanan bandara berjaga saat wisatawan asal China baru mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (28/1/2020). Saat ini ada sekitar 40.000 penumpang keberangkatan dan kedatangan internasional yang hilir mudik ke Bandara Soekarno-Hatta. Data terakhir mencatat wabah Corona sudah menjangkiti 4.500 orang dan menewaskan 106 orang di China.

Sosok.ID- Jumlah kasus virus corona di Indonesia yang terus bertambah setiap harinya tak menutup keungkinan mudik lebaran tahun ini akan dilarang.

Melansir dari Tribunnews, hingga Minggu (22/3/2020) jumlah kasus positif corona di Indonesia adalah 514.

Adapun, jumlah kematian juga meningkat sebanyak 10 pasien menjadi 48 orang.

Mengingat sebentar lagi memasuki bulan ramadhan, pemerintah Indonesia kini tengah mengkaji kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi di masa mendatang.

Baca Juga: Maia Estianty Prihatin Banyak Tenaga Medis yang Tangani Pasien Corona Kehilangan Nyawa karena Kekurangan APD, Rumah Sakit Ini Sampai Jadikan Jas Hujan dan Sepatu Boots Sebagai Alternatif

Salah satunya adalah larangan mudik untuk lebaran tahun ini.

Melansir dari Kompas.com, Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkaji beberapa hal.

Bersama kementerian dan lembaga terkait, pihaknya tengah melakukan pembahasan terkait pilihan pelaksanaan mudik lebaran tahun 2020 ini.

"Tadi didiskusikan apakah mudik akan dilakukan seperti biasa atau ada peninjauan ulang, atau bahkan ekstremnya dilarang.

Baca Juga: Hong Kong Umumkan 2 Kasus Virus Corona pada Anjing, Begini Kata Ahli Soal Kemungkinan Hewan Peliharaan dapat Tularkan Covid-19 ke Manusia

Tapi ini belum diputuskan," ujarnya dalam video conference, Jumat (20/3/2020), seperti dikutip .Sosok.ID dari Kompas.com.

Mengingat tradisi mudik yang sudah pasti terjadi perkumpulan dan mobilitas masyarakat, langkah itu mungkin saja akan dipilih.

Sebab potensi penyebaran virus corona yang lebih luas dan cepat dapat terjadi dengan adanya mudik.

Mobilitas besar-besaran dari warga kota ke desa nantinya akan menimbulkan ledakan pasien Covid-19.

Baca Juga: Tak Bisa Dibeli Sembarangan Gegara Punya Efek Samping Ganggu Irama Jantung, Klorokuin Bukan untuk Cegah Corona, Pakar Farmakologi: Harus Pakai Resep Dokter!

"Mudik itu sendiri kita tahu, pengumpulan massa dihindari. Bicara mudik sudah terbayang seperti apa akan terjadi perkumpulan masyarakat," ujar Adita.

Lebih lanjut, Adita menegaskan bahwa saat ini pemerintah tengah berfokus pada pencegahan penyebaran virus corona.

Ia mengatakan, nasib mudik lebaran akan dibahas oleh tim yang dibentuk secara khusus untuk menanganinya.

"Bagaimana mudik gratis? Ini juga sedang dibahas apakah akan dilarang, ditiadakan, atau dibatasi," ucapnya.

Baca Juga: Dikira Sakit Jantung, WNA di Bali yang Meninggal Dunia di Atas Motor dan Jasadnya Tergeletak di Pinggir Jalan Ternyata Posiitif Corona

Berdasarkan perkiraan, hari raya Idul Fitri tahun 2020 ini akan jatuh pada bulan Mei.

Sementara BNPB telah memperjanjang status darurat bencana hingga 29 Mei 2020 mendatang.

Untuk itu, perdebatan alot terkait tradisi mudik saat ini tengah terjadi di pemerintahan.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, tribunnews

Baca Lainnya