Curhatan Dokter Saat Virus Corona Merebak di Indonesia, Dari Resah Hingga Perubahan Jadwal Kerja!

Selasa, 17 Maret 2020 | 12:13
China Out

(Gambar Ilustrasi) Curhatan Dokter Saat Virus Corona Merebak di Indonesia, Dari Resah Hingga Perubahan Jadwal Kerja!

Sosok.ID - Paparan virus corona tak hanya meresahkan masyarakat biasa, tetapi juga berdampak pada tenaga medis yang harus menjadi pasukan pertama untuk menghadapi virus asal Wuhan, China, tersebut.

Seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit nasional di daerah Jakarta. Inisialnya dokter Y, tetapi Y hanyalah inisial samaran buka suara saat di wawancarai.

Y membeberkan pengalamannya menjalani karantina di rumah selama beberapa hari usai merawat seorang pasien diduga terinfeksi virus corona.

Tentu, itulah salah satu risiko yang harus Y terima ketika memutuskan menjadi seorang dokter dan siap menjadi garda terdepan menghadapi virus corona.

Baca Juga: Terpaksa Didiskon karena Banyak Fans yang Batal Beli Tiketnya hingga Masalah Virus Corona, Konser Tunggal Perdana Ayu Ting Ting Akhirnya Ditunda, sang Biduan Sampai Dibuat Stres : Saya Udah Nggak Bisa Ngapa-ngapain

Beruntungnya, Y dapat melalui masa karantinanya dengan baik.

Bahkan, hasil pemeriksaan Y dan pasien yang dia rawat menunjukkan negatif virus corona.

Setidaknya, Y masih bisa bernapas lega dan bisa melanjutkan pengabdiannya sebagai tenaga medis untuk menghadapi virus corona.

"Kebetulan kemarin saya juga baru dirumahkan. Beruntungnya pasiennya (yang dirawat dan kontak langsung dengan Y) negatif (virus corona)," ujar Y yang dikutip dari Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Baca Juga: Susul Kuwait, Fatwa MUI Izinkan Muslim di Indonesia Tinggalkan Shalat Jumat: Haram Melakukan Aktifitas Ibadah yang Berpeluang Menularkan...

Keresahan Y menghadapi virus corona tak hanya berhenti di situ.

Dia juga harus siap menerima dan merawat sejumlah pasien dengan beberapa gejala klinis yang datang ke rumah sakit, tempat dia praktik.

Saat merawat pasien, dia tak dapat membedakan antara pasien satu dan pasien lainnya.

Semua pasien harus dia rawat sesuai prosedur, walaupun dari lubuk hati terdalamnya dia juga khawatir terpapar virus corona.

Baca Juga: Berawal Insiatif Menghibur Wanita yang Nangis, Pria Asal Afrika Ini Malah Menemukan Pasangan Hidup Hingga Melenggang ke Pelaminan

Dokter Y mengaku menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai aturan Kementerian Kesehatan RI, tetapi bukan berarti virus corona tak dapat menembus kekebalan tubuhnya.

Menurut Y, jumlah pasien yang datang untuk periksa ke rumah sakit tempat dia bekerja membeludak setiap hari sejak diumumkannya beberapa orang yang terinfeksi virus corona.

"Sudah beberapa hari ini terjadi pembeludakan, terutama yang suspect (virus corona), PDP (pasien dalam pengawasan). Mau enggak mau harus kita tangani, terutama yang mengalami perburukan gangguan respiratori akut," ujar Y, dikutip dari Kompas.com.

Padahal, lanjut Y, rumah sakit itu bukan rumah sakit rujukan pasien terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Hidup 'Bertani' dengan Aset Kekayaan Mencapai Rp 16 Miliar, Jaringan Bisnis Pria Ini Rupanya Telah Berskala Internasional, Polisi Sampai Kaget dengan Identitas Aslinya

Oleh karena itu, rumah sakit tempat praktik Y hanya melayani pemeriksaan swab.

Pasien yang positif terinfeksi virus corona akan langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat.

Sedangkan pasien yang negatif terinfeksi virus corona akan menjalani perawatan seperti biasa sesuai gejala klinis para pasien.

Jadwal kerja dirombak Perjuangan Y di tengah mewabahnya virus corona tak berhenti di situ.

Baca Juga: Istri Blak-blakkan Ngaku Berbadan Dua Sebelum Nikah, Aktor Tampan Ini Bersedia Nikahi sang Istri Meski Awalnya Sempat Menolak Dipinang

Dia pun harus menyesuaikan jadwal praktiknya.

Pasalnya, pihak rumah sakit mengubah jadwal praktik semua dokter agar dapat melayani para pasien secara maksimal.

Pihak rumah sakit juga membagi beberapa klaster perawatan bagi para dokter. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para dokter untuk merawat pasien dan mengantisipasi penyebaran virus corona.

"Nah, sekarang (jadwal) kita benar-benar dirombak habis-habisan, dibikin supaya jam kerja enggak 'manusiawi', dalam tanda kutip ya. Jujur sekarang kerja office hour aja, enggak ada piket jaga lagi," ungkap Y.

Baca Juga: Alami Flu Atau Pilek? Jangan Takut, Ini Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona yang Harus Dipahami!

Kendati demikian, pihak rumah sakit tak selamanya memperlakukan tenaga medisnya sebagai "budak" untuk melayani para pasien.

Mereka juga diberi waktu istirahat agar meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Pasalnya, dokter harus selalu sehat agar dapat merawat para pasien dan menghindari jatuhnya pasien-pasien berikutnya yang berasal dari tenaga medis.

"Tapi, dibikin juga jam kerjanya itu lebih sehat, imun kita lebih bagus, ada upaya-upaya seperti itu jaga," lanjutnya.

Baca Juga: Dipaksa Layani Nafsu Bejat Puluhan Pria Hingga Dijual di Pasar Bak Hewan Ternak, Budak Seks ISIS Ini Tak Sengaja Makan Bayinya Sendiri Usai Dibuat Kelaparan Berhari-hari

Adapun, hingga Senin sore, pemerintah memastikan jumlah pasien yang terkonfirmasi mengidap virus corona atau Covid-19 bertambah sebanyak 17 orang.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam keterangan pers kepada wartawan di Jakarta.

"Ada penambahan jumlah pasien sebanyak 17 orang (positif tertular virus corona) sehingga saat ini ada 134 pasien yang tertular," ujar Yuri. (Rindi Nuris Velarosdela)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Dokter Rawat Pasien Covid-19, Resah dan Harus Patuh Perubahan Jadwal Kerja"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya