Rusia Bingung, Raja Salman Ajak Uni Emirat Arab Genjot Produksi Minyak Mentah untuk Perangi Negeri Beruang Merah

Kamis, 12 Maret 2020 | 15:00
Al Jazzera/Saudi Kingdom Council

Rusia Bingung, Raja Salman Ajak Uni Emirat Arab Genjot Produksi Minyak Mentah untuk Perangi Negeri Beruang Merah

Sosok.ID - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud nampaknya amat serius ingin menjepit Rusia.

Raja Salman marah lantaran Rusia menolak memangkas produksi minyak bumi saat pertemuan OPEC dengan Negeri Beruang Merah.

Produksi minyak ingin sengaja dipangkas karena rusaknya pasar akibat virus Corona.

Akan tetapi Rusia tak menggubris hal ini dan tetap memproduksi minyak seperti biasa.

Baca Juga: Hati-hati Pelihara Kucing, Jari Bocah 11 Bulan di Sragen Bengkak dan Terancam Diamputasi Gegara Kutu Kucing, Ibu: Racun Bekas Gigitan Kutu Kucing Tidak Bisa Terurai

Mengutip kontan.co.id, Kamis (12/3/2020) mendapati penolakan Rusia, Raja Salman langsung memerintahkan perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco untuk menggenjot produksinya menjadi 13 juta barel per hari.

Hal ini sengaja dilakukan untuk mengguyur dunia akan minyak mentah demi merebut pasaran dari Rusia.

Akibatnya pada kemarin malam pukul 23.28 WIB, harga minyak Brent jatuh ke 36,44 dolar AS per barel.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) jatuh 2,97 persen ke 33,34 dolar AS per barel.

Harga minyak dunia saat ini sedang anjlok.

Baca Juga: Arab Saudi Tantang Perang Dagang Rusia, Raja Salman Bakal Guyur Dunia dengan Minyak Mentah

Belum puas, Raja Salman kemudian mengajak negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

Ajakan Raja Salman langsung disambut baik oleh Dubai

Melalui kilang minyak nasionalnya, ADNOC, UEA langsung meningkatkan kapasitas produksinya dari 4 juta barel per hari menjadi 5 juta barel per hari.

Padahal UEA sejatinya pada tahun 2030 baru mulai meningkatkan produksinya, namun ajakan Raja Salman membuat mereka mengubah pikiran.

Baca Juga: Hampir Dikaruniai 2 Anak, Nyatanya Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Keceplosan Sangat Jarang Berhubungan Badan: Kadang si Rafatar Sering Jadi Pengganggu...

"Strategi kejutan dan kekaguman Saudi menunjukkan kepada kita bahwa untuk membawa Rusia kembali ke meja perundingan, itu serius karena menyebabkan harga dan pendapatan yang menyakitkan bagi semua produsen minyak," kata analis UBS dalam sebuah catatan.

"Persediaan minyak yang lebih tinggi kemungkinan akan membebani harga selama beberapa bulan mendatang," lanjut catatan tersebut.

Kini Moskow menganggap perang dagang yang dilancarkan Arab Saudi amat serius.

Vladimir Putin

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan rencana Arab Saudi untuk meningkatkan kapasitas produksi "mungkin bukan pilihan terbaik".

Putin dan pemerintahannya harus segera mengambil tindakan jika tak mau pasar minyak mereka habis digerus oleh Arab Saudi. (Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya