5 Adiknya Jadi Yatim Piatu dalam Hitungan Jam, Sulung yang Ditinggal Wafat Orang Tuanya Ini Cuma Bisa Duduk Gendong Adik Bayinya dengan Tatapan Kosong

Rabu, 26 Februari 2020 | 16:00
Dokumentasi Istimewa via Kompas.com/Zakarias Demon Daton

5 Adiknya Jadi Yatim Piatu dalam Hitungan Jam, Sulung yang Ditinggal Wafat Orang Tuanya Ini Cuma Bisa Duduk Gendong Adik Bayinya dengan Tatapan Kosong

Sosok.ID - Nasib hidup yang tragis harus dialami keenam bocah dikawasan Kelurahan Sepinggan Raya, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pasalnya, keenam bocah di Kalimantan Timur ini menjadi yatim piatu dalam waktu hitungan jam.

Tanpa diduga sama sekali oleh keluarga, kedua orangtua keenam bocah di Kalimantan Timur ini meninggal dunia pada hari yang sama dan cuma berselang beberapa jam, meninggalkan keenam anaknya menjadi yatim piatu.

Tak ayal, nasib pilu yang dialami keenam bocah di Kalimantan Timur ini menjadi perhatian publik di media sosial dan viral.

Baca Juga: Asal Nikita Mirzani Siap Dituntun ke Jalan yang Benar, Jika Berjodoh Sosok Satu Ini Menyanggupi Jadi Imam Masa Depan Nyai: Karena Laki-laki Harus Membimbing Istri

Ya, nasib pilu enam bocah di kawasan RT 20 Kelurahan Sepinggan Raya, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengundang simpati.

Keenam bocah ini menjadi yatim piatu, ditinggalkan ibu dan ayah meninggal dunia di hari yang sama.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (23/2/2020). Pada pagi, sekitar pukul 10.00 Wita, Siti Haryanti (27) ibu dari keenam bocah tiba-tiba meninggal dunia.

Dia ditemukan berbaring di lantai tak bernyawa oleh suaminya, Yaya Handani (33) di rumah mertua, tak jauh dari rumah orangtua Siti.

Baca Juga: Bikin Hilang Nafsu Makan! Pengemasan Snack Curah Ini Jauh dari Kata Bersih, Diletakkan di Pinggir Jalan Sampai Dinjak-injak Kaki Pekerjanya, Masih Mau Makan?

Sorenya, sekitar pukul 17.00 Wita, giliran Yaya yang meninggal dunia.

Yaya ditemukan tak bernyawa berbaring di rumah orangtua Siti.

Sebelum meninggal, Yaya sempat mengeluh sakit dada saat melihat istrinya meninggal dunia.

Di hari itu, Yaya dan Siti akhirnya meninggalkan enam anak yang masih bocah.

Baca Juga: Perut Masih Rata di Usia Kehamilan 5 Bulan, Nia Ramadhani Ngaku Tak Sadar Kalau Hamil, sang Mertua Sampai Geleng-geleng dengan Kelakuannya: Aku Ngerasanya Masih Gadis

Mereka, Ali Mardani siswa kelas tiga SD, Alika Mardani siswa kelas satu SD, Alifa Alfira Mardani (6), Aldo Lilah Mardani (4), Dira Naura Mardani (2) dan Safayanti Bulan Mardani yang berusia satu bulan enam hari.

Kini enam anak yatim piatu ini tinggal bersama nenek Waode Rusdiana (53) dan kakek Mustofa (53), orangtua Siti.

Kisah ini tersebar luas di jagat maya beserta foto-foto enam bocah.

Dukungan dan simpati membanjiri laman komentar para akun-akun Facebook yang mengunggah kisah enam bocah ini, Senin (26/2/2020).

Baca Juga: Dapat Wasiat, Angel Karamoy Tak Kuasa Tahan Tangis Saat Ikut Mandikan Jenazah Mantan Mertua: Momen Terakhir...

Dari media sosial, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi akhirnya memberi respon dan mengunjungi kediaman enam bocah ini, Selasa (26/2/2020).

Melalui akun resmi, Rizal memberikan informasi seputar enam anak tersebut di laman Facebooknya.

Rizal mengatakan sejak kematian kedua orang tua enam bocah, pekerja sosial masyarakat Sepinggan Raya telah menawarkan untuk pengasuhan enam anak tersebut di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau panti maupun adopsi melalui Dinas Sosial, Kota Balikpapan.

"Tetapi nenek dan keluarga tidak bersedia," tulis Rizal.

Baca Juga: Digemborkan Bakal Lepas Status Duda, Tetiba Sule Batal Nikah, Beredar Rumor Putri Delina Ogah Ayahnya Nikahi Perempuan Perusak Rumah Tangga Sule dan Lina

Selanjutnya, Rizal meminta Dinas Sosial, Kelurahan Sepinggan Raya, Puskesmas Sepinggan Baru dan pekerja sosial masyarakat Kota Balikpapan memverifikasi lapangan ke enam bocah malang tersebut, Selasa (25/2/2020).

Hasilnya, dari enam anak yatim piatu tersebut, empat anak belum memiliki akte kelahiran dan belum terdaftar dalam kartu keluarga orangtua.

Sementara, dua anak lainnya sudah masuk kartu keluarga orangtua.

Kemudian, ada empat anak belum memiliki BPJS karena belum terdaftar nomor induk kependudukan (NIK).

Baca Juga: Terlalu Semangat Ingin Perkosa Mahasiswi Cantik yang Jadi Penumpangnya, Sopir Angkot Malah Hilang Kendali dan Ceburkan Mobilnya ke Selokan

Sedangkan 2 anak sudah memiliki BPJS.

"Selanjutnya untuk kepengurusan akte dan kartu keluarga pihak kelurahan akan bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk pengurusan," tulis Rizal.

Sementara, untuk kepengurusan kepesertaan BPJS PBI akan dibantu Dinas Sosial.

Begitu pula dengan proses pengasuhan sementara melalui LKSA maupun upaya adopsi apabila difasilitasi oleh nenek dan kakek beserta seluruh keluarga enam bocah tersebut.

Baca Juga: Hamil di Kolam Renang Jadi Berita Terpopuler di Inggris, Netizen Minta Komisioner KPAI Undur Diri Sebab Dianggap Merendahkan Kredibilitas Negara

Tak hanya itu, lanjut Rizal, Waode Rusdiana dan Mustofa juga masuk peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima Bantuan Penerima Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial.

Rizal saat dihubungi melalui sambungan telepon belum merespon.

Begitu pula dengan pesan singkat. Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Balikpapan Purnomo mengatakan hampir semua sudah ditangani pemerintah kota sebagaimana disampaikan Wali Kota Balikpapan lewat media sosial.

"Itu langkah-langkah kita seperti yang disampaikan Pak Wali di media sosial," kata Purnomo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/2/2020).

Baca Juga: Ingin Ajak Pacar Jalan-jalan ke Bali Tapi Tak Punya Modal, Seorang Pemuda Nekat Bunuh Ibu Kosnya dan Gasak Semua Perhiasan Emasnya

Soal urusan BPJS PBI dan lainnya sedang diuruskan. Hanya saja, enam anak tersebut tak bisa dimasukkan ke panti anak.

"Neneknya enggak bolehin," ungkap Purnomo.

Purnomo juga mengimbau kepada relawan yang mengumpulkan sumbangan untuk enam anak ini sebaiknya mengurus perizinan terdahulu baru mengumpulkan donasi. (Zakarias Demon Daton)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Viral Kisah Pilu 6 Bocah Yatim Piatu, Ayah dan Ibu Meninggal Hampir Bersamaan

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya