Kisah Tati Sumirah, Bawa Indonesia Juara Dunia Badminton Untuk Pertama Kali, Harus Jadi Kasir Untuk Sambung Hidup, Juniarto: Sangat Kehilangan Atas Meninggalnya...

Jumat, 14 Februari 2020 | 15:35
Kolase Tribunnews/Kompas

Kisah Tati Sumirah, Bawa Indonesia Juara Dunia Badminton Untuk Pertama Kali, Harus Jadi Kasir Untuk Sambung Hidup, Juniarto: Sangat Kehilangan Atas Meninggalnya...

Sosok.ID - Bendera Merah Putih berkibar tinggi di Istora Senayan dibarengi dengan sorak sorai penonton saat Indonesia keluar jadi juara dunia.

Tahun 1975 menjadi salah satu kenangan dan kebanggaan rakyat Indonesia untuk pertama kali menjuarai Piala Uber.

Sebuah kejuaraan dunia dalam cabang olahraga bulu tangkis khsususnya wanita.

Untuk pertama kali Indonesia juara dunia di cabang bulu tangkis dunia mengalahkan juara bertahan, Jepang kala itu.

Baca Juga: Terlanjur Mati karena Gantung Diri Gegara Takut Bakal Tularkan Virus Corona, Pria Ini Ternyata Cuma Sakit Flu Biasa

Salah satu dari atlet yang mampu menyumbangkan poin hingga membuat nama Indonesia mendunia adalah Tati Sumirah.

Mantan atlet bulu tangkis ini membawa nama Indonesia terutama pebulu tangkis wanita disegani di dunia internasional.

Kabar duka dari Tati Sumirah pada Kamis (13/2/2020) kemarin, mantan atlet berusia 68 tahun tutup usia di RSUP Persahabatan Rawamangun, Jakarta.

Menjadi salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, tidak membuat kehidupan Tati Sumirah juga gemilang seperti kariernya semasa masih aktif di cabang olahraga ini.

Baca Juga: Anggap Dirinya yang Buat Dewa 19 Jadi Tenar, Ahmad Dhani Remehkan Sheila On 7, PADI Sampai Kahitna: PADI, Sheila On 7 Enggak Punya!

Sempat menapakkan karier gemilang saat jadi salah satu anggota skuat Indonesia di kejuaraan Piala Uber 1975 dan sabet juara dunia, kehidupan Tati berbanding terbalik.

Satu-satunya tunggal putri yang diandalkan Indonesia kala itu sangat ditakuti oleh lawan-lawannya.

(TRIBUNNEWS.com)
(TRIBUNNEWS.com)

Mantan pebulu tangkis Indonesia, Tati Sumirah.

Dikejuaraan dunia 1980, nama Tati Sumirah juga menjadi andalan di kejuaraan dunia bulu tangkis hingga dapat meraih perunggu.

Namun setahun setelah itu, Tati Sumirah memilih untuk gantung sepatu.

Kehidupan Tati pun berubah 180 derajat, dari masa gemerlap sebagai salah satu pahlawan Indonesia di bidang olahraga bulu tangkis, ia harus berjuang keras bertahan hidup.

Baca Juga: Acara Pesta Ulang Tahunnya Tak Bisa Diselenggarakan karena Virus Corona, Pria 59 Tahun Ini Ngamuk Nekat Lakukan Aksi Bakar Diri

Meski sempat ditawari untuk menjadi pelatih di PB Tangkas, klub yang membesarkan nama Tati Sumirah, ia menolak.

Tati beralasan tak cukup cakap menjadi seorang pelatih bulu tangkis.

Demi menyambung hidup selepas gantung sepatu, Tati Sumirah sempat bekerja sebagai seorang kasir di sebuah apotek di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Betapa berubahnya hidup Tati dari seorang yang dielu-elukan saat Indonesia juara Dunia Piala Uber.

Baca Juga: Dengar Menteri BUMN Bicara Soal Karakter Pejabat, Aa Gym Ngaku Salut Sampai Panggil Erick Tohir Ustaz: Saya Sangat Tersengat

Namun akhirnya apa yang dialami oleh Tati untuk menyambung hidup sebagai seorang kasir apotek itu didengar kawan-kawan atletnya.

Hingga dengan bantuan para rekan, Tati Sumirah sempat berganti profesi sebagai tenaga di bagian perpustakaan perusahaan minyak pelumnas di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Tapi kini salah satu pahlawan Indonesia itu tinggal nama, diusia senjanya, tepat 68 tahun, Tati Sumirah harus tutup usia.

Meninggalnya salah satu pahlawan bulu tangkis Indonesia ini adalah duka bagi dunia bulu tangkis.

Baca Juga: Kontras dengan Putri Sulung dan Menantunya yang Hamburkan Miliaran Rupiah Demi Plesiran Keliling Dunia, Tengok Nasib Ayah Nagita Slavina Sampai Berburu Babi dan Lempar Kapak

Wakil Ketua PB Tangkas, Juniarto mengatakan Tati Sumirah bukan hanya pahlawan bagi klubnya tetapi juga bagi Indonesia.

"Kami merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Tati Sumirah. Dia tidak saja pahlawan bagi klub, tetapi juga untuk bulu tangkis Indonesia," kata Juniarto dalam rilis yang diterima Kompas.com.

"Berkat dedikasinya Indonesia pertama kali bisa merebut Piala Uber tahun 1975," ucapnya melanjutkan.

Baca Juga: Kisah Penuh Peluh Si Badut Mampang, Dari Mulung Sampai Ngamen untuk Kredit Motor dan Malah Digadaikan Anaknya, Sesenggukan Pak Bolot Usap Air Mata: Padahal Itu Transportasi Ngebadut Saya

(Dok. KOMPAS)
(Dok. KOMPAS)

Para srikandi kita (Minarni cs) yang telah berhasil merebut Piala Uber dari tangan Jepang pada 6 Juni 1975, dan ini untuk pertama kali kita memboyongnya, diabadikan bersama di Istora Senayan 1975.

Semangat juang dan dedikasi dari seorang Tati Sumirah harus menjadi contoh bagi atlet muda lainnya.

Tati Sumirah sudah dirawat di RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, sejak Selasa (4/2/2020) sebelum akhirnya berpulang pada Kamis (13/2/2020) malam sekitar pukul 22.30 WIB.

Kisah hidup Tati Sumirah bisa jadi pelajaran bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan pahlawan-pahlawan yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Baca Juga: Mulan Jameela Bukan Pelakor, Maia Estianty lah yang Main Serong, Jengah Selalu Salah, Ahmad Dhani Kuliti Borok Mantan Istri Hingga Jatuhkan Talak 3: Mulai Hari Ini, Saya Haramkan Tubuh Saya Menyentuh Tubuh Kamu

Semoga kedepannya perhatian bagi mantan atlet berprestasi bisa dipandang oleh semua pihak.

Selamat Jalan Pahlawan Wanita Indonesia, Tati Sumirah. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Kompas.com, tribunnews, harian kompas