Nahas Nasib Li Weinlang, Orang Pertama yang Peringatkan Bahaya Wabah Virus Corona Ini Telah Berpulang, Netizen Tuntut Permintaan Maaf Pemerintah pada Sang Pahlawan

Jumat, 07 Februari 2020 | 15:15
scmp.com

Dokter Li Wenliang yang ditangkap karena mengirim pesan peringatan tentang virus corona, telah meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020).

Sosok.ID - Li Wenliang, merupakan dokter pertama yang sempat memberikan peringatan tentang adanya bahaya virus mirip SARS di China.

Ia menyampaikan peringatan tersebut jauh sebelum epidemi virus corona melanda dan merebak di seluruh daratan China.

Sayangnya pemerintah bukan mempercayai ucapannya, dan malah meminta Li untuk tutup mulut, menyebutkan bahwa peringatan Li adalah sebuah tindakan ilegal.

Lalu kini, Dokter Li Wenliang, meninggal dunia pada usia 34 tahun, setelah ia berjuang melawan virus corona.

Baca Juga: Beredar Kabar Orang Indonesia Kebal Berbagai Virus Sampai Dengan Corona, Ternyata Ini Sebab Tak Ada Orang di Indonesia Terjangkit Wabah Tersebut!

Li adalah salah satu dokter pertama yang mencoba berbagi informasi tentang virus corona hanya untuk ditegur oleh polisi Wuhan.

Melansir South China Morning Post, Rumah Sakit Pusat Wuhan awalnya membantah laporan bahwa Li sudah tiada, ia mengatakan bahwa Dr. Li dalam “kondisi kritis”, sebelum akhirnya memastikan bahwa ia benar-benar telah meninggal dunia.

Li dikabarkan meninggal pada Jumat pagi (7/2/2020), pukul 2:58 waktu setempat.

Dr Li meninggal setelah ikut terinfeksi virus corona dan berjuang melawannya.

Baca Juga: Ditanya Mengenai Panggilan Sayang Pada Ibu Sambungnya, Shafa Haris Tak Malu Panggil Jennifer Dunn Sebagai 'Jablay', Sarita Mukti: Itu Kayak Zikir Nak

“Dalam perang melawan epidemi pneumonia dari infeksi coronavirus baru, dokter mata rumah sakit kami, Li Wenliang, sayangnya terinfeksi." kata pihak rumah sakit di akun resmi Weibo.

"Dia meninggal setelah semua upaya yang kami lakukan untuk menyadarkannya. Kami sangat berduka atas kematiannya,” kata pihak rumah sakit.

Hampir seluruh media China dan lembaga kesehatan yang berjuang menangani pasien virus corona merasa sedih dan kehilangan.

Mereka berkabung usai mengetahui salah satu pahlawannya yang berdiri di garis depan demi pasien corona, telah berpulang.

Baca Juga: Candaan Deddy Corbuzier Makan Hati, Melaney Ricardo Sampai Nangis dan Ogah Satu Panggung dengan Sang Magician Selama Bertahun-tahun

Sebelumnya, beberapa media telah mengabarkan kematian dr. Li Wenliang (meskipun dibantah pihak rumah sakit), sehingga memicu respon bela sungkawa dari beberapa lembaga.

"Kami sangat menyesal mendengar hilangnya pekerja garis depan mana pun yang berkomitmen untuk merawat pasien ... kita harus merayakan hidupnya dan meratapi kematiannya dengan rekan-rekannya," kata Michael Ryan, direktur program kedaruratan kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan saat briefing pada hari Kamis.

Netizen Tiongkok di media sosial marah besar atas kematian dr. Li, beberapa dari mereka berduka dan menyalakan lilin untuk berdoa, dan yang lainnya menuntut pemerintah China untuk meminta maaf atas perlakuannya kepa dr. Li.

“Tak ada satupun polisi yang pernah meminta maaf kepada Anda. Anda bisa menjadi pahlawan nasional, tetapi tugas mulia telah merenggut nyawa Anda, bersama dengan beberapa ratus nyawa tak berdosa, sementara mereka melalaikannya (peringatan Li) ”kata seorang pengguna di Weibo.

Baca Juga: Kisah Nada Fedulla, Gadis Asal Indonesia Dipaksa Ayahnya Putus Sekolah Demi Bergabung Dengan ISIS di Suriah: Saya Tak Tahu Ayah Akan Bawa Kami ke ISIS

Seperti diketahui, pada 30 Desember 2019 lalu, Li sempat memperingatkan teman-teman sekolah kedokterannya dalam sebuah grup obrolan online, bahwa ia menemukan adanya penyakit mirip SARS.

Li menyebutkan bahwa penyakit tersebut telah melanda beberapa pasien di rumah sakit Wuhan dan semuanya dikarantina di unit gawat darurat.

Pada hari yang sama ketika dr. Li menyampaikan pesannya, otoritas kesehatan setempat mengumumkan bahwa kota tersebut telah mengkonfirmasi 27 kasus virus jenis baru, kebanyakan dari mereka terkait dengan pasar makanan laut.

Namun sayangnya, Li, bersama dengan tujuh orang lain yang berbagi informasi tentang wabah tersebut, termasuk setidaknya tiga dokter lain, justru dipanggil polisi setempat.

Baca Juga: Kerap Tampil Sangar di Hadapan Narasumbernya, Ternyata Najwa Shihab Simpan Cerita Manis Soal Pernikahannya di Usia Muda: Berasa Kek Pacaran Tapi Serumah..

Mereka dipaksa untuk menandatangani surat yang berjanji untuk tidak membuat pengungkapan lebih lanjut mengenai penyakit ini.

Pada awal Januari, CCTV, juru bicara Partai Komunis menuduh delapan orang di Wuhan telah menyebarkan apa yang oleh pemerintah disebut "rumor."

"Cyberspace sama sekali bukan perbatasan tanpa hukum, polisi tidak memiliki toleransi terhadap tindakan ilegal memalsukan atau menyebarkan desas-desus yang mengganggu ketertiban sosial," kata pihak berwenang menanggapi peringatan dr. Li dan kawan-kawannya.

Dalam sebuah pos Weibo yang membahas cara menyampaikan berita dan interaksinya dengan polisi, Li mengatakan ia kembali bekerja pada 3 Januari setelah polisi menegurnya.

Baca Juga: Sudah Digugat Cerai oleh Mantan Istri Karena Terbukti Berselingkuh, Faisal Harris Tanpa Malu Masih Minta Jatah Biologis dari Sarita Abdul Mukti Meski Ditolak

Namun beberapa hari kemudian, Li mulai menunjukkan gejala yag sama dengan pasien.

Ia diketahui mulai batuk pada 10 Januari 2020 lalu.

Sementara Li yakin dengan gejala pasien yang mirip SARS dan khawatir soal penyebarannya, pemerintah justru bersikeras bahwa virus jenis baru itu hanya menular dari hewan, dan tak ada penularan yang terjadi antar manusia.

“Saya demam pada 11 Januari dan dirawat di rumah sakit pada hari berikutnya. Saat itu, pemerintah masih bersikeras bahwa tidak ada penularan dari manusia ke manusia, dan mengatakan tidak ada staf medis yang terinfeksi. Saya hanya bingung, ” kata Li dalam postingannya di Weibo, dikutip dari South China Morning Post.

Baca Juga: Tak Habis Pikir! Bocah Ini Baru Berusia 5 Tahun dan Mengidap Autisme, Guru di Sekolahnya Malah Beri Julukan 'Predator'

Pada akhirnya, Li ditemukan terinfeksi virus corona pada hari Sabtu (11/1/2020).

“Tes virus saya masih negatif, tetapi saya kesulitan bernapas, saya hampir tidak bisa bergerak. Orang tua saya juga dirawat di rumah sakit, ”kata Li pada Weibo sehari sebelum dia didiagnosis terinfeksi.

Pada hari yang sama, Li juga melampirkan teguran yang ia tandatangani pada 3 Januari, teguran dari pihak kepolisian yang melarangnya membicarakan 'rumor virus berbahaya'.

"Kami dengan sungguh-sungguh memperingatkan Anda bahwa jika Anda tetap memegang senjata dan tetap tidak sabar, dan terus melakukan kegiatan ilegal, Anda akan dihukum oleh hukum," tulis polisi Wuhan dalam teguran tersebut.

Baca Juga: Bukan Penghargaan Sembarangan, KSAD Jenderal Andika Perkasa Terima Legion of Merit, Medali Sakral Hanya Ada Dua Jenis di Militer AS

Dokter Li Wenliang, kini telah meninggal dunia setelah peringatannya diabaikan oleh pemerintah China.

Sementara ia telah tiada, masyarakat akan selalu melihatnya sebagai pahlawan, meskipun ia diabaikan.

Adapun hingga Jumat (7/2/2020), virus corona telah menginfeksi 31.477 orang, menyebabkan 638 kematian, dan telah menyebar di 2 negara lain di luar China.

(*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : South China Morning Post

Baca Lainnya