Sosok.ID - Hari Perayaan adalah hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh keluarga.
Makan besar, kunjungan kerabat, canda, tawa, serta bahagia adalah hal yang umum kita temui tatkala merayakan hari raya.
Namun, sebuah keluarga di Sumatera Utara harus mengalami sebaliknya.
Tangis histeris menyeruak memenuhi tempat persemayaman Yayasan Sosial Budi Mulia Bakaran Batu, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (26/1/2020).
Jenazah Bunkim (64) dan Ana (60) nampak terbaring di ruangan, diselimuti kain berwarna merah dan putih, menutupi seluruh tubuh korban.
Isak tangis kelurga pecah usai melihat jenazah korban kebaran tersebut, yang diketahui sebagai sepasang suami istri.
Usai merayakan imlek, kediaman yang mereka huni mengalami kebakaran.
Kebakaran ini terjadi di Jalan Cokrominoto Pakam Pekan, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
Melansir dari Tribun Medan, kebakaran yang menewasakan pasangan Bunkim dan Ana, terjadi pada pukul 03.00 dini hari.
Salah seorang saksi, Taufik menyebutkan bahwa dirinya datang ke lokasi sekitar pukul 4.00 WIB.
Menurut Taufik, sat itu posisi api sudah tampak membesar di lantai 1 dan membakar dua sepeda motor yang berada di sana.
Pasangan suami istri tersebut terjebak dalam rumahnya yang terbakar.
Bibi, yang merupakan anak korban mengaku sangat terpukul dengan kejadian tersebut.
"Kemarin kami merayakan Imlek bersama di rumah orang tua. Rumah yang terbakar ini sebenarnya rumah kakak saya, tapi sudah sekitar dua tahun ditempati sama orang tua. Kemarin kami ngumpul di rumah orang tua yang ada di simpang tangsi Lubuk Pakam," ujar Bibi, dikutip dari Grid.Id.
Merasa terpukul, Bibi mengaku sang ayah sempat bergelagat tidak biasa.
Melansir dari Grid.Id, Bibi mengaku bahwa biasanya, sang ayah enggan untuk difoto bersama, namun hari itu, ia justru menjadi orang pertama yang mengajak berfoto tanpa dipaksa.
"Enggak ada gelagat aneh cuma itu saja lah dia minta foto sama saya dan anak saya. Dibilang bapak foto dulu kita hari ini. Dibilangnya lega kali aku kalau foto sama mu. Kalau mamak (Ana) sih biasa saja enggak ada firasat apa pun saya," ucapnya.
Salah satu keluarga yang terlihat sangat terpukul adalah Choon In, kakak kandung dari Ana.
Choon In diketahui sempat membuka kain yang menutupi jenazah adiknya, dan ia menangis semakin histeris usai melihat tubuh sang adik yang terbakar di bagian tangan dan wajahnya.
Isak Tangis keluarga menyaksikan jenazah Bunkim dan Ana yang dibalut kain merah putih.
Sisa-sisa rumah korban juga telah habis dilalap si jago merah.
Sementara saksi mata, Taufik menyebutkan bahwa sebenarnya, Ana telah berhasil meloloskan diri dari kobaran api bersama sang cucu.
Namun ia justru kembali ke dalam rumah demi menyelamtkan suaminya.
Hal tersebut lantas yang membuat keduanya terjebak di dalam rumah.
"Yang meninggal suami istri. Katanya tadi dia sudah sempat keluar rumah saat kejadian, tapi kemudian mau menyelamatkan cucunya. Setelah diselamatkan baru istrinya balik lagi dan diselamatkan suaminya. Itulah baru kemudian terjebak," kata Taufik, dilansir dari Tribun Medan.
Adapun kasus tersebut segera ditangan oleh pihak Polresta Deli Serdang.
Tempat Perkara Kejadian juga telah dipasang garis polisi.
Polisi berusaha mengusut kronologis menyebarnya api hingga menewaskan pasangan istri tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Deliserdang, AKP Rafles Langgak Putra Marpaung mengatakan kalau pihaknya belum dapat memastikan secara pasti dari mana asal mula api berasal sehingga bisa menghanguskan isi dalam rumah dan menewaskan korban.
Kondisi rumah Bunkim dan Ana usai kebakaran pada Minggu (26/1/2020).
"Kita belum tahu sekarang ini awal mula apa dari mana. Tidak bisa kita duga-duga penyebab kebakaran itu apa. Karena itu besok akan ditangani sama tim Labfor Polda. Rencananya pukul 10.00 akan turun ke lokasi kebakaran," kata Rafles, seperti dikutip dari TribunMedan.com, Selasa (28/1/2020).
Polisi juga menurunkan tim Labfor demi mengusut tuntas kejadian.
"Kita kan bukan ahlinya kalau seperti ini. Biar lah tim Labfor nanti yang menangani baru kemudian nanti bisa kita tau karena apa. Makanya sekarang kita pasang garis polisi agar tidak ada orang-orang yang masuk ke dalam rumah," kata Rafles.
Anak korban, Bibi, menyebut saat terjadi kebakaran ada empat orang di dalam rumah.
Mereka adalah Bunkim dan Ana, Yesa (19) adik Bibi, dan Karolin (6) keponakannya.
Diduga api berasal dari adaptor musik tape yang selalu dihidupkan.
"Jadi kata si Yesa yang mengabari saya tadi bilang kalau api berasal dari adaptor musik itu. Adaptornya ya memang hidup terus itu karena tempatnya ada di atas lemari TV yang jadi sekat pembatas ruangan," kata Bibi.
Di bawah lemari TV itulah, lanjut Bibi, bapaknya tidur pada malam itu, sementara tiga orang lainnya tidur di lantai dua.
Nahasnya, Bibi harus kehilangan Ayah dan Ibunya dalm kecelakaan itu.
(*)