Sempat Telepon Ibunya dan Mengeluh Sakit, Mahasiswa Ini Ditemukan Sudah Tewas Membusuk di Kamar Kos, Tetangga Sebut Sosoknya yang Tertutup dan Tak Pernah Bersosialisasi

Selasa, 21 Januari 2020 | 14:45
KOMPAS.COM/BAGUS SUPRIADI

Rumah kos korban yang ditemukan meninggal dunia dipasang police line oleh Polsek Sumbersari Jember

Sosok.id - Temuan mayat seorang mahasiswa di dalam kamar kos menghebohkan warga Jalan Tidsar Pelindu Barat, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur.

Mayat mahasiswa Politeknik Negeri Jember bernama M Angga Nurmawan ditemukan pada Senin (20/1/2020).

Adanya temuan mayat ini dibenarkan oleh Kapolsek Sumbersari Kompol Faruk Mustafa Kamal.

“Iya benar, ada penemuan mahasiswa meninggal,” ujarnya, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com via Tribun Jatim.

Baca Juga: Demen Koleksi Tali Pocong Hingga Tidur di Keranda Mayat, Seorang Kakek di Tulungagung Ngaku Kebelet Pengin Lihat Hantu

Adapun, orang yang pertama kali menemukan mayat mahasiswa asal Kediri itu adalah seorang penghuni kos lain bernama Bagus Dwi.

Melansir dari Kompas.com, temuan itu bermula dari kecurigaan Bagus terhadap bau menyengat yang berasal dari kamar korban.

“Saya pertama datang dari Kecamatan Tanggul, saya ke kamar lalu balik ke parkiran ambil sandal, kok ada bau menyengat,” kata Bagus Dwi, salah satu teman penghuni indekos korban kepada Kompas.com, di lokasi kejadian, Senin (20/1/2020).

Selain itu, Bagus juga melihat banyak lalat di sekitar kamar nomor 07 yang disewa oleh korban.

Baca Juga: Viral! Beredar Video Ibu-Ibu Caci Maki Tukang Cilok yang Pacari Anaknya, Terus Menunjuk Hingga Banting Tutup Panci, Netizen Geram dengan Mulut Kejam Wanita Tersebut

Bagus mengaku awalnya tak berani mengintip, tapi karena penasaran akhirnya ia mengecek melalui jendela dari sebelah kanan dan tak terlihat apa pun.

“Dari sebelah kiri kelihatan, kakinya sudah banyak lalatnya, perutnya besar dan juga banyak lalat,” ujarnya.

Tak lama kemudian penghuni kos lainnya datang.

“Saya tanya, Mas anak ini kenapa, dia menjawab juga takut untuk melihat sejak siang hari,” ujar dia.

Baca Juga: 'Jalan Menuju Surga' Latihan Brutal Marinir Taiwan untuk Hadapi China, Tak Kalah Seram dengan Tentara Indonesia

Akhirnya mereka melaporkan ke pemilik kos yang kemudian mengadu ke polisi.

Masih melansir dari Kompas.com, menurut pengakuan mahasiswa universitas Muhammadiayah Jember itu, korban sangat tertutup.

Ia lebih banyak menyendiri di kamarnya daripada berbaur dengan penghuni kos lainnya.

“Sama anak-anak yang sudah lama di sini memang kurang akrab,” kata Bagus Dwi, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Baca Juga: Walaupun Miliki Gangguan Mental, Pria 50 Tahun Ini Mampu Biayai dan Rawat Ibunya yang Sakit-sakitan, Sebut Sudah Jadi Tugasnya untuk Mengabdikan Diri

Bagus mengaku, sejak tinggal di kos tersebut pada September 2019 lalu, ia jarang berkomunikasi dengan korban.

“Sama anak-anak yang sudah lama di sini memang kurang akrab,” ujarnya.

Ia hanya mengetahui bahwa korban adalah mahasiswa semester akhir di Politeknik Negeri Jember.

“Setahu saya, dia di sini sudah sejak tahun 2018,” tambahnya.

Baca Juga: 5 WNI Pekerja Kapal Ikan Malaysia Diculik Saat Sedang Melaut, Menkopolhukam Beri Wejangan Negara Tetangga: Baru Bebas 3 Diambil 5 Lagi...

Selain Bagus Dwi, penghuni kos lainnya yang menyewa kamar nomor 08, Aan turut membenarkan sifat korban yang tertutup ini.

“Anaknya introvert, jarang berbaur,” ucap dia.

Aan mengaku bau tak sedap sudah tercium dari dalam kamar korban sejak Jumat (17/1/2020) lalu, tapi tak terlalu menyengat.

“Baru parah tadi pagi, baru kerasa, lalat tambah banyak. Saya tepat di kamar sebelahnya di kamar nomor 8,” ujarnya.

Baca Juga: 5 WNI Pekerja Kapal Ikan Malaysia Diculik Saat Sedang Melaut, Menkopolhukam Beri Wejangan Negara Tetangga: Baru Bebas 3 Diambil 5 Lagi...

Walaupun kamarnya bersebelahan, Aan mengaku jarang berkomunikasi dengan korban.

Bahkan tidak pernah karena korban jarang bersosialisasi dengan penghuni lainnya.

Berdasarkan KTP yang ditemukan, korban berasal dari Dusun Ploso, RT 003 RW 002, Desa Ploso Lor, Kecamatan Plosi, Klaten, Kabupaten Kediri.

Saat ini mayat korban telah dibawa ke RSUD dr Soebandi Jember, Jawa Timur.

Baca Juga: Tak Hanya Punya Kekuasaan atas Dunia, Petinggi Sunda Empire Mengklaim dapat Mengendalikan Senjata Nuklir : Masyarakat Indonesia Tidak Perlu Resah!

Masih melansir dari Kompas.com, Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan Politeknik Negeri Jember Wahyu Kurnia Dewanto mengatakan korban sempat menelepon ibunya.

“Kami menghubungi orangtuanya, ternyata ibunya ditelepon seminggu lalu, bilangnya sakit,” saat dihubungi Kompas.com via telepon, Senin (20/1/2020).

Pihak kampus mengaku telah mendatangi lokasi kos korban untuk memastikan kebenarannya.

“Saya dapat informasinya sore tadi, dari kemahasiswaan, Pak Yahya dan Juwanto, yang ke TKP. Ternyata valid mahasiswa saya,” imbuhnya.

Baca Juga: Bos Televisi Ini Tak Malu Ajak ART Berpergian Hingga Belikan Barang Mewah, Ternyata Sudah Dianggap Ibu Sendiri

Korban diketahui adalah mahasiswa jurusan Teknik Komputer angkatan 2016 dan penerima beasiswa Bidik Misi.

Di sisa waktunya, korban yang memasuki semester 8 tengah sibuk mengerjakan tugas akhir.

“Baru selesai mengikuti PKL,” tambah Wahyu.

Setelah memastikan bahwa salah satu mahasiswanya meninggal dunia, pihak kampus langsung memberi tahu orang tua korban.

Baca Juga: Tak Pernah Terekspos Media, Anak Megawati Soekarnoputri Pernah Dikaitkan Dalam Kasus Ekspor Bahan Masakan, Ini Sosoknya!

“Orangtua kaget, pertama kami bilang 'kritis', namun setelah diskusi dengan kepolisian, diminta disampaikan apa adanya,” ungkapnya.

“Pihak orangtua agak tidak percaya, dipikir penipuan, namun kami memastikan,” terangnya.

Kemudian baru lah diketahui bahwa korban sempat menelepon ibunya sebelum meninggal dunia.

“Namun, bila dihubungkan dengan informasi dari pihak keluarga, memang sakit. Mungkin hepatitis ya, sekarang lagi wabah. Mungkin tapi ya,” tuturnya.

Baca Juga: Banting Setir Jadi Politisi Dan Duduk Jadi Anggota Dewan, Mantan Artis Ini Ungkap Sosok yang Selalu Mendukungnya, Ternyata Pengusaha Sukses!

Tetapi penyebab pasti kematian korban masih diselidiki oleh pihak kepolisian.

“Kayaknya kalau sakit beneran, cek nelongsonya arek iki (kasihan sekali anak ini) kalau sampai meninggal karena sakit,” tutur Wahyu.

“Kayaknya kalau feeling saya memang sakit,“ tandasnya.(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, Tribun Jatim

Baca Lainnya