Demi Jaga Tradisi dan Tolak Bencana Kematian, Laki-laki dan Perempuan di Dua Desa Ini Tak Boleh Saling Jatuh Cinta

Sabtu, 21 Desember 2019 | 06:00
dok. kompas.com

Tradisi Asrah Batin

Sosok.ID - Bukan rahasia lagi bila Indonesia memiliki beragam tradisi, budaya dan etnis suku

Didaulat sebagai negara kepulauan dengan etnis suku terbanyak kedua di dunia, Indonesia memiliki beragam tradisi dan adat budaya yang masih kental dilakukan masyarakatnya hingga kini.

Salah satu tradisi yang ada di Indonesia adalah tradisi Asrah Batin di Grobogan, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Baca Juga: Siang Ini Jokowi Akan Lantik Dewan Pengawas KPK, Ini Bocorannya! Salah Satunya Pernah Didemo Pegawai KPK

Dalam tradisi budaya yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam ini, warga Desa Karanglangu berduyun-duyun melintasi sungai berarus deras sedalam 70 sentimeter yang membelah Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Sementara itu, warga Desa Ngombak menyambut kedatangan warga Desa Karanglangu dengan pelayanan yang maksimal.

Terdapat banyak suguhan hidangan khas Jawa serta hiburan kesenian untuk tamu undangan dan tradisi yang digelar setiap dua tahun sekali ini, dimulai dari sejak pagi hingga siang hari.

Baca Juga: Kaget! Opick Ternyata Pernah Interaksi Dengan Istrinya 6 Tahun Lalu, Dan Tak Sadar Akan Ia Nikah, Ini Buktinya!

Seperti yang dilansir dari Kompas.com, tradisi Asrah Batin erat hubungannya dengan kepercayaan warga tentang sosok Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah, yang diyakini sebagai leluhur pendiri Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Menurut mitologi, Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung. Mereka terpisah sewaktu keduanya masih kecil.

Keduanya berkelana secara terpisah melewati hutan dan sungai, hingga akhirnya Kedhana berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama dengan Desa Karanglangu.

Baca Juga: Gelap Mata Saat Cekcok Soal Pelakor, Seorang Istri di Probolinggo Ngamuk dan Injak Kemaluan Suami Sampai Pingsan

Sedangkan, Kedhini berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama Desa Ngombak. Singkat cerita setelah keduanya dewasa, mereka pun bertemu hingga saling jatuh cinta dan hampir menikah.

Pernikahan itu akhirnya urung terjadi setelah terungkap bahwa mereka adalah kakak beradik yang telah lama terpisah.

Kepala Desa Ngombak, Kartini, menyampaikan, secara turun-temurun tradisi Asrah Batin ini dilaksanakan pada Minggu Kliwon untuk mengenang Kedhana dan Kedhini.

Baca Juga: Tak Kunjung Nikah Hingga Diramalkan Bisa Seret Jodoh,Luna Maya Diperingatkan Mbak You untuk Perbaiki Hubungan dengan sang Ibu

Asrah Batin sendiri merupakan kata lain dari "Pasrah Batin". Berusaha ikhlas dengan kenyataan yang terjadi.

Pasrah Batin juga pengejawantahan dari rasa syukur kepada Sang Khalik. Karena atas izin Sang Pencipta, pernikahan terlarang antara saudara sekandung tersebut akhirnya urung terjadi.

"Rencananya, rombongan Desa Karanglangu hendak mengantar Kedhana melamar Kedhini di Desa Ngombak. Namun, nasib berkata lain.

Baca Juga: Bukan Lagi Sebelum Janur Kuning Melengkung, Pria di Yogya ini Nekat Ajak Duel Suami Orang Demi Rebut Istrinya

Prosesi pernikahan gagal dan diganti menjadi hajatan syukuran karena ternyata Kedhana Kedhini adalah saudara kandung yang lama terpisah.

Bentuk syukur kepada Tuhan yang telah membuka tabir. Momen sedih dan bahagia bercampur menjadi satu," ungkap Kartini. (Alsabrina/NOVA)

Artikel ini pernah tayang di NOVA.id dengan judul: Warga Dua Desa di Indonesia Ini Tak Boleh Saling Jatuh Cinta Karena Tradisi

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : NOVA

Baca Lainnya