Punggung Tertekuk Hingga Kepala Menempel ke Kaki Selama 28 Tahun, Pria Berjuluk 'Manusia Lipat' Ini Akhirnya Bisa Berdiri Tegak Berkat Dokter Ini

Selasa, 17 Desember 2019 | 16:55
Asian Wire via Metro

Li Hua (28), pria asal China yang dijuluki 'Manusia Lipat' gegara alami kondisi langka akhirnya bisa berdiri tegak.

Sosok.id - Sejak lahir, tubuh pria ini sudah tertekuk hingga dirinya mendapat julukan sebagai 'Manusia Lipat'.

Melansir dari Metro, Li Hua (46) didiagnosa menderita ankylosing spondylitis sejak tahun 1991.

Saat itu, rasa sakit di persendiannya membuat tubuhnya semakin membungkuk seiring berjalannya waktu.

Kelainan pada tulang belakangnya yang sangat parah membuat Li Hua tak dapat duduk dan berbaring layaknya orang normal pada umumnya.

Baca Juga: Temukan Bom Masa Perang Dunia, 54.000 Warga Dievakuasi, Daya Ledaknya, Bisa Ratakan 2 Kota Sekaligus! Masih Ada 10 Peledak Lagi

Sehingga, ia hars terus-terusan bergantung pada ibunya yang sudah sepuh itu sepanjang waktu.

Lima tahun belakangan kondisi Li Hua semakin memburuk, sehingga ia harus ekstra berjuang untuk sekadar makan, minum, maupun mengangkat kepalanya.

Karena kondisinya yang semakin memburuk ini, tersisa jarak 5 cm antara dagu dan pahanya.

Keluarga pasien yang berasal dari Yongzhou, Provinsi Hunan, China ini telah mencari bantuan, tetapi tak mendapat uang untuk membayar biaya operasi.

Baca Juga: Menderita Gegara Memilih Jadi PSK Usai Diperkosa Kakak Tiri, Hidup Wanita Ini Berubah Drastis Setelah Dinikahi Pelanggannya, Simak Kisah Hidupnya yang Tragis

Petugas medis di tempat asalnya juga sempat menolak untuk melakukan tindakan operasi pada 2018 lalu.

Sebab, operasi tersebut dinilai berisiko tinggi bagi nyawa Li Hua.

Namun, pada Mei 2019, Profesor Tao Huiren memutuskan untuk menyelamatkan hidup Lu Hua.

Pria yang memimpin departemen bedah tulang belakang dan ortopedi di Rumah Sakit Umum Universitas Shenzhen ini setuju untuk melakukan operasi pada Li Hua.

Baca Juga: Bocorkan Skandal Perselingkuhan Ratu Kecantikan dan Aktor, Supir Ini Diduga Dapat Lebih dari Rp 2 Miliar Usai Jual Rekaman Video Mesra Keduanya ke Media

Walaupun operasi yang akan dilakukannya ini memiliki risiko 20 sampai 30 kali lipat dari pasien bedah tulang belakang biasanya.

Serta, adanya kemungkinan besar bahwa Li Hua akan mengalami kelumpuhan bila operasi ini gagal.

Sebelum Li Hua, Tao diketahui telah menangani 'pasien lipat' lain yang memiliki kondisi serupa.

Namun, sejauh ini tak ada pasien yang kondisinya begitu parah seperti dalam kasus Li Hua.

Baca Juga: Habiskan Uang Rp 1,4 Miliar Demi Miliki Istri Muda, Kakek di Sulawesi Ini Gigit Jari Setelah Ditipu Dan Diselingkuhi, Begini Kronologinya!

Saking menantangnya, Tao bahkan menyebut operasi Li Hua ini terasa seperti operasi pendakian di Gunung Everest.

Dalam operasi yang berlangsung 4 tahap ini, petugas medis memecahkan dan menyusun kembali tulang belakang Li Hua satu per satu.

Kemudian, barulah tulang belakangnya itu diluruskan sepenuhnya.

Walaupun ada masa kritis ketika tekanan pada jantung dan paru-parunya berkurang, namun operasi ini berjalan dengan lancar.

Baca Juga: Video Skandalnya Disebar Sopir Hingga Dibeli Rp 2,6 M,Artis Ini Sembunyi Selama 8 Tahun, si Pacar Gelap Sibuk Ngemis Maaf di Depan Media

AsiaWire / Shenzhen University General Hospital via Metro
AsiaWire / Shenzhen University General Hospital via Metro

Gambar tulang Li Hua (28), manusia lipat. sebelum dan sesudah menjalani operasi.

Setelahnya, Li Hua diizinkan untuk duduk, mengangkat kepalanya, serta berbaring.

Sebuah foto menunjukkan ketika Li Hua akhirnya bisa kembali berdiri tegak setelah 28 tahun.

Kini ia bisa bergerak dengan alat bantu berjalan.

Operasi ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah China di mana kerusakan parah pada tulang belakang berhasil diperbaiki.

Baca Juga: Dikira Sakit Perut Biasa, Ternyata Ada Janin di Rahim Bocah Berusia 8 Tahun Ini, Begini Penjelasan Medis!

"Tidak akan ada obat untuk saya, bila tanpa bantuan Dokter Tao," ujar Li Hua, seperti dikutip dari Metro.

"Dia adalah penyelamat saya, dan saya mengucapkan terima kasih padanya untuk yang kedua setelah ibu saya," lanjutnya.

Profesor Tao mengungkapkan bahwa Li akan segera merasakan gerakan dengan leluasa setalah menjalani terapi fisik selama dua sampai tiga bulan.

"Tentu saja dia tidak akan bisa melakukan yang terlalu ekstrem seperti tinju atau bermain tenis, tetapi semua gerakan tubuh umum tidak akan menjadi masalah," ujar Profesor Tao.(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Metro

Baca Lainnya