Sang Ibu Pernah Jatuh di Toilet Saat Mengandungnya, Bocah 12 Tahun Ini Lahir Tanpa Kemampuan Bergerak, Bertahan Hidup Cuma dari Bubur Saset

Selasa, 03 Desember 2019 | 16:40
Kompas.com/Dian Ade Permana

Dimas, berusia 12 tahun diegndong oleh Ramelan

Sosok.ID - Bagi ayah dua anak ini, hidup adalah anugerah yang harus diperjuangkan sebaik mungkin.

Bagaimana tidak, anak bungsunya, Dimas Andre Kurniawan yang kini sudah berusia 12 tahun sejak lahir hanya bisa tergolek lemah tanpa mampu bergerak.

Jangankan bergerak, untuk bicara saja sejak lahir DimasAndre Kurniawan sudah kesulitan.

Baca Juga: Berita Militer : HUT OPM, TNI Berhasil Obrak Abrik Markas KKB Papua yang Sebelumnya Dikenal Amat Kuat dan Tak Tertembus

Anak-anak seusianya mungkin sudah duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), namun Dimas yang hanya berbobot 10 kilogram itu tak mampu beraktivitas.

Ramelan dan anaknya adalah warga RT 7/RW 6 Dusun Berokan, Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Rupanya, Dimas terlahir prematur saat usia kandungan istrinya lima bulan.

Baca Juga: Ditinggal Istri Sibuk Kerja Sampai Gagal Bulan Madu, Mantan Suami Yeslin Wang Ngaku Pengin Tiap Hari Honeymoon Biar Langsung Punya Momongan

"Saat itu, istri saya kerja di pabrik. Waktu di kamar mandi terpeleset, sehingga bayinya harus dikeluarkan," jelasnya, Senin (2/12/2019).

Ketika lahir, Dimas dinyatakan ada gangguan di syaraf punggung dan kepala.

Tak hanya itu anak ketiga Ramelan itu memiliki tenggorokannya sempit, sehingga mengganggu pita suaranya.

Baca Juga: Erick Thorir Dibuat Geram Gegara Semua BUMN Punya Bisnis Hotel, Stafsus: Dari Pada Mereka Buat Lagi, Buat Lagi, Kita Stop Dulu!

Untuk kebutuhan sehari-hari, Ramelan bekerja sebagai tenaga serabutan.

Dengan penghasilan yang tak seberapa itu Ramelan telah mengupayakan berbagai cara untuk menyembuhkan anaknya.

"Dia menjalani terapi selama empat tahun. Hasilnya, kepala Dimas bisa digerakkan.

Baca Juga: Erick Thorir Dibuat Geram Gegara Semua BUMN Punya Bisnis Hotel, Stafsus: Dari Pada Mereka Buat Lagi, Buat Lagi, Kita Stop Dulu!

Tapi terapi tidak saya lanjutkan karena tidak ada biaya," jelasnya.

Ibu meninggal akibat kanker serviks

Keadaan makin berat saat sang istri meninggal setahun lalu akibat kanker serviks.

Baca Juga: Terbongkar dari Pengakuan Bisik-bisik Malu ke Tetangga, Seorang Satpam Habis Jadi Sasaran Tinju Warga Usai Puluhan Kali Perkosa Anak Tirinya Selama 2 Tahun

Pasca meninggal istrinya, praktis hanya dialah yang bisa menjaga Dimas.

Dimas yang enggan diajak orang lain hanya bisa bergantung pada ayahnya.

"Bahkan untuk mandi dan menggantikan baju pun harus saya.

Baca Juga: Curhatan Pilu Istri yang Dimadu Suaminya : Saya Berpikir Lebih Baik Mati Daripada Harus Sakit Seperti Ini

Pernah saya titipkan ke kakak saya, tapi dia malah meng-kakukan diri saat ganti baju," ungkapnya.

Waktu Ramelan habis untuk menjaga Dimas, iapun tak bisa bekerja lagi.

Pemasukan keluarga menjadi tersendat bahkan bisa dikatakan tak ada.

Baca Juga: Bukan Hanya Ditenggelamkan, Ini yang Akan Dilakukan Menteri Edhy Prabowo Terhadap Kapal Asing Pencuri Ikan Indonesia

Kesulitan ekonomi ini membuat pembayaran biaya sekolah kakak Dimas yang bernama Melati Suryaningrum sempat tersendat

Siswa kelas III sebuah SMK di Bawen tersebut menunggak pembayaran hingga lima bulan.

"Tapi saat ini sudah dibayarkan oleh komunitas relawan agar Melati bisa tetap sekolah.

Baca Juga: Selalu Merintih Kesakitan dan Alami Pendarahan, Bocah SD Ini Idap Kanker Anus Stadium 4 Usai Puluhan Kali Diperkosa Nelayan Hingga Saluran BAB Membusuk

Apalagi, sebentar lagi dia akan ujian jadi saya berusaha agar dia bisa lulus sekolah," kata Ramelan.

Kondisi ekonomi susah

Melihat kondisi keluarganya yang susah Melati sempat berpikir untuk melanjutkan sekolah.

Alasannya karena ia ingin bekerja agar bisa membantu orang tua.

Namun, meski hidup serba kekurangan Ramelan tetap ingin melihat anaknya sekolah.

Baca Juga: Mau Bikinnya Doang, Ibu Muda di Surabaya Ditinggal Minggat Suami Lantaran Buah Hati Berkebutuhan Khusus : Malu Punya Anak Tidak Sempurna

Ia menekankan pentingya pendidikan bagi Melati, meskipun ia harus menjual perabot rumahnya.

Ramelan menyampaikan disela-sela waktunya menjaga Dimas, ia biasa mencuri waktu untuk ngojek.

"Ngojek itu dapatnya hanya sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu, karena saya tidak bisa full kerja.

Baca Juga: Asyik Dugem Mendadak Digeruduk Polisi, Model Majalah Dewasa Ini Ngamuk Gegara Diminta Tes Urine Sampai Bikin Geger Pengunjung Kelab Malam

Tapi yang penting bisa buat saku Melati sekolah," terangnya.

Sedangkan untuk makan sehari-hari, Ramelan tak perlu memikirkannya.

"Kalau makan saya dan kakaknya, gimana caranya pasti ada.

Baca Juga: Malu Jadi Omongan Gegara Punya Anak Berkebutuhan, Pria Ini Ceraikan Istri dan Telantarkan Bayinya di Gubuk Penuh Tikus, Pemkot Surabaya Sampai Turun Tangan

Tapi kalau Dimas harus bubur sachet, dia sekali makan dua bungkus.

Sementara minumnya maunya yang susu kental, karena kalau bubuk tidak mau," kata Ramelan.

Lantaran kondisi Dimas Ramelan berharap bisa membuka sebuah usaha di depan rumah.

Dia berharap, ia bisa membuka usaha makanan kecil dan es untuk warga di sekitarnya. (Ruhil Yumna/Gridhype.ID)

Artikel ini pernah tayang di Gridhype.ID dengan judul: Hidup dalam Belas Kasihan Orang Lain, Dimas, Bocah 12 Tahun yang Bobot 10 Kilogram Diasuh Sendiri oleh Ayahnya, Usai Sang Ibu Meninggal karena Kanker Serviks

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : GridHype.ID

Baca Lainnya