Bupati Magetan Mengaku Selalu Menangis Tiap Tanda Tangani Surat Ini! Hanya Dapat Jatah 18 Persen dari 1.500 Kekurangan CPNS yang Dibutuhkan, Begini Penjelasannya!

Selasa, 19 November 2019 | 16:13
Kolase Kompas.com

Bupati Magetan Mengaku Selalu Menangis Tiap Tanda Tangani Surat Ini! Hanya Dapat Jatah 18 Persen Dari 1.500 Kekurangan CPNS yang Dibutuhkan, Begini Penjelasannya!

Sosok.ID - Pendidikan adalah salah satu jalan membentuk karakter penerus bangsa dikemudian hari bagi suatu negara.

Hingga di banyak negara maju, pendidikan menjadi perhatian utama bagi pemerintah di sana demi kemajuan negara di masa mendatang.

Oleh sebab itu banyak tenaga pendidik atau guru yang juga diperhatikan dengan sangat oleh pemerintah.

Karena tenaga pendidik tersebutlah yang setiap hari akan selalu menjadi ujung tombak dunia pendidikan.

Baca Juga: Nyengir Terus Saat Digiring Polisi, Pelaku Pelemparan Sperma Diminta Kapolres untuk Ikut Pemeriksaan Kejiwaan Usai Ngaku Lakukan Pelecehan Demi Kepuasan

Sementara itu di Indonesia, masalah seputar pendidikan acap kali silih berganti.

Dari permasalahan yang mendasar seperti sarana prasarana pendidikan hingga tenaga pendidik atau guru itu sendiri.

Setelah fenomena banyaknya kasus guru honorer yang hidup tidak layak bertahun-tahun bahkan belum juga diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Baru-baru ini muncul lagi permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.

Kali ini permasalahan itu timbul dari sangat kurangnya tenaga pendidikan di wilayah atau daerah ini.

Baca Juga: Terjebak Kobaran Api Gegara Dirantai Orang Tua, Bocah 10 Tahun Tewas Terbakar, Diduga Kelaparan Sampai Otak-atik Kompor Gas

Bahkan tak tanggung-tanggung, melansir dari Kompas.com yang melihat dari data Dinas Pendidikan Magetan.

Setiap bulan di Kabupaten Magetan rata-rata terdapat 20 guru yang purna tugas atau pensiun sebagai tenaga pengajar.

Bahkan Bupati Magetan secara pribadi merasa prihatin dengan fakta yang ada di dunia pendidikan di daerah yang ia pimpin tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, Suprawoto mengatakan saat ini Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur memang kekurangan banyak tenaga pendidik.

Baca Juga: Emosi Putrinya Ngobrol dengan Pacar Sampai Larut Malam, Ayah Ini Nekat Habisi Nyawa Anak Sendiri, Disetrum dan Digorok Lehernya Sampai Tewas

Tak tanggung-tanggung, wilayah yang berada di kaki gunung Lawu tersebut sampai saat ini kekurangan 1.500 tenaga pengajar.

(KOMPAS.COM/SUKOCO)

Bupati Magetan Suprawoto, kekurangan guru hingga 1.500 guru membuat Kabupaten Magetan krisi guru.

Dan yang lebih mengherankan lagi, wilayah Kabupaten Magetan hanya mendapat jatah 18 persen dari kekurangan guru yang mencapai 1.500 tenaga pendidik tersebut.

Suprawoto mengatakan, dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019, Kabupaten Magetan hanya mendapat kuota 412 formasi dari berbagai bidang termasuk pendidikan.

70 persen formasi penerimaan CPNS dialokasikan untuk mengisi kekurangan guru dan tenaga medis di Kabupaten Magetan.

“Hampir 70 persen guru sama tenaga medis. Paling baru 20 persen (yang terpenuhi) utuk formasi guru,” ujar dia, dikutip dari Kompas.com.

Jadi dari jatah sebanyak 412 CPNS yang diterima oleh pemerintah Kabupaten Magetan, hanya sebanyak 82 orang yang mengisi slot tenaga pendidik.

Baca Juga: Cuma Gegara Nawarin Korek Api Pas Lagi Joget di Kelab Malam, Ormas FBR dan PP di Bekasi Bentrok Hingga Dijaga Polisi

Hal tersebut masih jauh untuk menutupi kekurangan guru di Kabupaten Magetan yang mencapai angka 1.500 orang tersebut.

Suprawoto juga mengaku sangat sulit mendapatkan pengganti guru yang telah pensiun, bahkan dibanding dengan tenaga administrasi.

Hal tersebut berbanding lurus dengan fakta dilapangan yang ditemui oleh Suprawoto.

Setiap bulannya, Bupati Magetan tersebut selalu mendapati surat pensiun, namun yang rutin selalu ada di atas meja kerjanya untuk ditandatangani setiap bulan adalah surat pensiun guru.

Baca Juga: Cuma Gegara Nawarin Korek Api Pas Lagi Joget di Kelab Malam, Ormas FBR dan PP di Bekasi Bentrok Hingga Dijaga Polisi

Dan saat mendapati surat tersebut, Suprawoto mengaku selalu menangis dalam hati sembari menandatangai surat pensiunan itu.

"Saya menangis dalam hati kalau menandatangani pensiunan guru. Kurangnya kita ini 1.500 guru,” ujar Suprawoto, Selasa (19/11/2019), dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, yang membuat sulit untuk mendapatkan guru pengganti dari tenaga pendidik yang telah pensiun hingga sekarang minus 1.500 orang tersebut adalah kriteria untuk menduduki posisi tersebut.

Sebab menurutnya memilih tenaga pendidik tidak boleh asal-asalan, ia harus melihat banyak faktor. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya