Sosok.ID - Politisi PDI-P Puan Maharani secara resmi ditetapkan sebagai Ketua DPR periode 2019-2024 dalam Sidang Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Dengan demikian Puan menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR.
Sementara, empat Wakil Ketua DPR adalah Aziz Syamsuddin dari Fraksi Partai Golkar, Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Partai Gerindra, Rachmat Gobel dari Fraksi Partai Nasdem dan Muhaimin Iskandar dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.
Sementara itu, pada hari selanjutnya, Massa buruh yang berdemo di kawasan DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta pusat, Rabu (2/10/2019).
Sebuah permintaan diserukan dalam aksi buruh tersebut oleh koordinator aksi, Ketua Harian Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Muhammad Rusdi.
"Hari ini kami sengaja datang ke DPR karena kita tahu semua bahwa kemarin adalah pelantikan anggota DPR baru. Kami ingin bertemu dengan pimpinan DPR untuk memastikan bahwasanya DPR periode 2019-2024 dan presiden 2019-2024 memastikan kesejahteraan buruh meningkat, bukan dikurangi," ujar Rusdi di Kawasan DPR, Jalan Gatot Subroto, Rabu, dikutip dari Kompas.com.
Para buruh berbondong-bondong menuju Senayan hanya untuk menyerukan satu suara.
Mereka ingin bertemu dengan ketua DPR RI yang baru saja dilantik, Puan Maharani.
Anak dari politisi senior sekaligus mantan presiden kelima RI, Megawati Sukarnoputri tersebut menjadi buah bibir para buruh.
Bukan hanya sebagai wanita Indonesia pertama yang menduduki kursi ketua DPR RI.
Ia mengukir sejarah dalam parlemen Indonesia sejak 74 tahun yang lalu Indonesia merdeka.
Alumnus Jurusan Komunikasi Massa di FISIP UI tersebut selain pernah menjabat menjadi Menteri PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), ia juga tercatat pernah duduk sebagai anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada tahun 2006.
Segudang pengalaman yang ia miliki membuatnya dapat melenggang menjadi ketua DPR RI perempuan pertama sepanjang sejarah.
Hal itu menjadi salah satu faktor ribuan buruh yang berunjuk rasa menaruh harapan kepada Puan Maharani atas tuntutan-tuntutan mereka.
Perwakilan buruh yang menggelar aksi di depan kantor DPR RI tersebut menyerukan untuk bisa bertemu dengan Puan Maharani.
Rusdi mengatakan, pihak internalnya pun kini tengah melobi untuk bertemu dengan Puan Maharani.
Saat ini pihaknya masih menunggu balasan dari pihak DPR terkait permintaan itu.
"Kami tidak ingin aksi kami sia-sia. Kami berharap, kami masih menunggu lobi-lobi dari internal kami. Katanya sih mau nemuin. Kami masih nunggu," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Adapun ada tiga tuntutan buruh dalam aksi ini, Pertama, para buruh menolak revisi Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003.
Mereka menilai Undang-Undang itu bukan memperbaiki nasib kaum buruh, tetapi menjatuhkan mereka.
Kedua, mereka menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Khususnya BPJS kelas 3 yang banyak digunakan buruh.
Ketiga, mereka juga menuntut janji Presiden Jokowi yang akan merivisi PP nomor 78 tahun 2018 tentang Pengupahan. (*)