Sosok.ID - Nampaknya negara-negara Timur Tengah macam Qatar, Dubai dan Arab Saudi menjadi negara terkaya di dunia.
Saking mereka banyak duit, berbagai subsidi diberikan kepada rakyatnya.
Tapi sebelumnya ada sebuah daerah yang mengungguli kekayaan negara Timur Tengah itu.
Mengutip Intisari edisi 22/II/1965, dipinggir bengawan Amazon, 1.500 km kepedalaman,terletak kota Manaos.
Kehidupan dikota ini menyerupai cerita seribu satu malam.
Penduduknya 200.000 jiwa dan semuanya adalah jutawan.
Saking kayanya, dimana-mana dihamburkan uang.
Masyarakat Manaos juga memiliki kebiasaan buruk, yakni tak suka menabung.
Penjual cerutu, tukang gosok sepatu disini bisa hidup lebih dari cukup.
Bahkan pelayan restoran bisa mendapat Intan sebagai tip dari tamu.
Disini penjual makanan bisa menumpuk emas sampai berkilo-kilo.
Warga Amazonia juga senang akan arsitektur megah.
Mereka membangun Villa layaknya rancang bangun ala Eropa macam Skotlandia hingga model Istana Arab.
Di kota Manaos juga terdapat opera yang dindingnya terlapisi marmer impor dari Italia.
Dengan balkon-balkon bertingkat empat melebihi buatan Eropa.
Satu lagi kebiasaan super boros warga kota Manaos.
Mereka suka melaundry pakaiannya ke sejauh 25.000 km menuju London, Inggris.
Untuk itu warga membeli sebuah kapal hanya untuk mengangkut pakaian kotor mereka dan mengirimnya kembali ke Manaos.
Semua kekayaan dan keindahan itu terjadi pada tahun 1900.
Kejayaan Manaos mulai sirna tatkala mereka mengekspor biji-biji karet secara diam-diam ke Asia macam Pulau Jawa (Indonesia) Malaya dan Ceylon.
Karena itu tamatlah riwayat Manaos atas monopoli getah karetnya.
Memang kekayaan melimpah kota Manaos berkat 'hevea brasiliensis' alias pohon karet yang pada waktu itu dikira hanya dapat tumbuh di negara Brazil saja.
Kekayaan melimpah di Manaos dimasa lampau menggambarkan besarnya kekayaan yang terpendam di Amazonia, daerah aliran bengawan Amazon dan anak sungainya. (Seto Aji/Sosok.ID)