Sosok Nasionalis Modern Sampai di Penghujung Hayatnya, BJ Habibie: Saya Ini Sakit Ya Badan Tapi Otak Saya Tidak Sakit

Jumat, 13 September 2019 | 12:00
DOK. KEMENRISTEKDIKTI/BONI AGUSTA

Sosok Nasionalis Modern Sampai di Penghujung Hayatnya, BJ Habibie: Saya Ini Sakit Ya Badan Saya Sakit Tapi Otak Saya Tidak Sakit

Sosok.ID - Indonesia baru saja kehilangan sosok yang sangat hangat dan berjasa bagi Ibu Pertiwi.

Sosok kekasih yang sangat mencintai pasangannya, sosok bapak yang menebar kehangatan bagi anak-anaknya, dan sosok pemimpin yang memikirkan kemajuan bangsanya.

Bacharuddin Jusuf Habibie, merupakan presiden ketiga Republik Indonesia yang tak terhitung berapa jasanya bagi negerinya.

Seorang Teknokrat yang lahir dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie, RA. Tuti Marini Puspowardojo yang miliki kejeniusan diatas rata-rata.

Baca Juga: Sebuah Asteroid Dikabarkan Bakal Dekati Orbit Bumi, Diprediksi NASA Miliki Kekuatan Setara Puluhan Bom Nuklir

Bahkan sampai akhir hayatnya masih memikirkan tentang persoalan bangsa Indonesia.

Hal tersebut dibenarkan oleh sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto selepas acara tahlilan di kediaman Habibie, Kamis (12/9/19).

Sebelum Habibie menghembuskan nafas terakhir, ia bahkan sempat meminta untuk dibiarkan berinteraksi dengan dunia luar.

Ia menginginkan telepon genggam dan laptopnya untuk digunakan melihat perkembangan Indonesia saat itu dan membaca pesan baik dari surat elektronik maupun perpesanan instan Whatsapp.

Baca Juga: Diduga Emosi, Seorang Wanita Brutal Pukuli 3 Anak Hingga Nangis Histeris, Perekam Aksi: Habisi Mereka!

"Sebelum beliau dipanggil, masih minta handphone bahwasannya mengatakan 'Rubi, saya bisa gila nih karena saya harus berinteraksi dengan dunia luar'," kata Rubi menirukan ucapan Habibie, dilansir dari Kompas.com.

Habbie selalu bertanya berpa pesan Whatsapp nya yang masuk dan berapa pesan email yang ia terima.

(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membawa bingkai foto Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie menuju liang lahat saat tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). BJ Habibie meninggal dunia pada hari Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan di RSPAD.

Tak sampai disitu ia juga memikir jauh kedepan untuk kemajuan Indonesia.

"Berapa WA masuk ke saya harus balasnya dan harus saya jawab. Berapa email ke saya, saya harus buka dan saya harus jawab," kata Rubi kembali meniru ucapan Habibie, dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Begitu pedulinya dengan keadaan bangsa Indonesia hingga ia tak memikirkan masalah yang sedang ia hadapi saat berbaring di tempat tidur RSPAD Gatot Subroto.

Tetap saja memikirkan bagaimana Indonesia, apa perkembangan teknologi yang ada di Indonesia, siapa cucu intelektual yang sedang mentereng, dan masih banyak lagi pikiran-pikiran yang timbul hanya karena kepeduliannya yang besar untuk bangsanya.

Baca Juga: Ngaku Stres Sampai Tak Doyan Makan Gegara Dilabrak Nikita Mirzani, Elza Syarief Sesumbar Bakal Ngadu ke Presiden Jokowi

"Beliau mengatakan, "saya ini sakit ya badan saya sakit tai otak saya tidak sakit"," kata Rubi.

Melihat semangat yang ditunjukkan Habibie, Rubijanto mengaku kagum dengan sosok Habibie.

Ia menyebut, Habibie masih terus memikirkan masa deoan Indonesia hingga akhir hayatnya.

"Bapak masih setiap hari berpikir untuk wawasan bangsa indonesia ini. Jadi beliau sangat-sangat care dengan anak cucu intelektual, beliau sebut selalu anak cucu intelektual," tutup Rubi,dikutipSosok.IDdariKompas.com.

Begitu banyak jasa yang ditorehkan oleh Habibie untuk kemajuan Indonesia menjadi percontohan bagi generasi sekarang maupun mendatang mengenai rasa cinta tanah air.

Baca Juga: Muzdalifah Kepergok Jual Rumah Mewahnya Usai Tekor Puluhan Juta, Fadel Islami Singgung Irit Biaya Hidup, Bangkrut?

Kecintaannya bagi Indonesia itu tumbuh sejak ia masih kanak-kanak, bahkan saat terbaring dan mengidap penyakit parah ketika ia sedang menimba ilmu di Jerman.

Puisi tentang Ibu Pertiwilah yang menjadi penguatnya hingga bisa sembuh dan berkarya untuk negeri.

Puisi yang bejudul Sumpahku adalah gambaran bagaimana Habibie telah meletakkan dasar kasih sayangnya bagi Ibu Pertiwi sejak ia masih sangat muda.

Seorang Teknokrat yang begitu mencintai Istrinya, Keluarganya dan bahkan bangsanya telah berpulang pada hari Rabu (11/9/19) lalu pukul 18.05 WIB.

Jenazahnya telah dikebumikan di samping makam istrinya, Ainun Habibie dan disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, hari kamis kemarin. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, YouTube, Instagram, Tribunnews.com

Baca Lainnya