Ketika Timnas Malaysia Memelas Agar Indonesia Mau Bertanding dengan Mereka, Semua Demi Pencitraan

Jumat, 06 September 2019 | 14:04
KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG

Ketika Timnas Malaysia Memelas Agar Indonesia Mau Bertanding dengan Mereka, Semua Demi Pencitraan

Sosok.ID - Kalahnya Timnas Indonesia dari Malaysia dengan skor 2-3 pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (6/9/2019) membuat banyak pihak kecewa.

Pasalnya dengan tampil dihadapan publik sendiri, timnas Indonesia diharapkan mampu mengalahkan Malaysia.

Namun apa mau dikata, Evan Dimas dkk harus menerima kekalahan dan harus lebih berjuang keras kedepannya demi hasil yang lebih baik lagi.

Mengutip Bolasport.com, tercatat timnas Indonesia dan Malaysia sudah bertemu sebanyak 96 kali bersua.

Baca Juga: Unik! Warna Bola Mata Seorang Balita Bisa Berubah Sewaktu-waktu, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Namun yang paling diingat tentu pertemuan kedua negara tahun 1969.

Mengutip buku Natakusumah : Drama Itu Bernama Sepakbola, Konfrontasi Indonesia-Malaysia pada tahun 1969 memang sudah reda, rampung.

Akan tetapi pada bulan Mei tahun 1969 negeri Jiran tersebut malah kisruh.

Kisruh bukan karena agresi negara lain, namun huru-hara antar etnis di Malaysia sendiri yang menimbulkan gejolak keamanan serius.

Sialnya, tahun itu di Malaysia sudah terdapat agenda pelaksanaan berbagai kegiatan multinasional.

Baca Juga: Mahasiswa S2 ITB Putuskan Gantung Diri Sambil Diiringi Lagu, Tinggalkan Pesan Trenyuh

Salah satunya agendanya ialah pagelaran turnamen sepakbola Asia Tenggara, Merdeka Games.

Tunku Abdul Rahman selaku Perdana Menteri Malaysia saat itu juga sempat ketar-ketir lantaran kondisi keamanan yang memburuk bisa mencoreng nama Malaysia di mata internasional jika Merdeka Games batal digelar.

Walhasil, Tunku Abdul Rahman mengambil keputusan tetap nekat mengadakan Merdeka Games dan dipilih bulan Oktober 1969 adalah waktu penyelenggaraannya.

Namun tak semudah membalikkan telapak tangan, negara-negara Asia Tenggara agak enggan mengirimkan timnas sepakbolanya untuk tampil di Merdeka Games 1969.

Alasannya wajar, keamanan Malaysia yang sedang sengkarut bisa membahayakan keselamatan para pemain timnas negara peserta.

Baca Juga: Bocah 2 Tahun Meregang Nyawa Setelah Dianiaya Seminggu Lamanya Oleh Ayah Tiri, Jasad Korban Ditemukan dalam Gundukan Tanah

Keengganan itu juga menghampiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

PSSI tak mau mengirimkan timnas Indonesia ke Merdeka Games 1969 karena situasi keamanan yang tak kondusif di Malaysia.

PSSI yang ogah-ogahan ikut lantas hanya menyanggupi akan mengirimkan timnas B ke Merdeka Games.

Tahu jika Indonesia hanya mengirim tim cadangannya, negeri persemakmuran Inggris itu mengirimkan surat berlogo dan bercap resmi Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman agar timnas Indonesia yang dikirm adalah skuat utama alias timnas A.

Seperti ditukil dari Arief Natakusumah, Drama Itu Bernama Sepakbola, Malaysia berharap jika timnas utama Indonesia yang bermain maka dunia internasional bakal percaya jika situasi keamanan di Malaysia sudah pulih.

Baca Juga: Bercerai dengan Raja Malaysia, Begini Curhatan Mantan Istri Cantik dari Rusia Sultan Kerajaan Kelantan

Hal ini wajar karena timnas Indonesia tahun 1969 merupakan kekuatan utama sepakbola benua Asia yang disegani.

PSSI awalnya tak mau menuruti kemauan Malaysia tersebut karena timnas Indonesia A sudah dipersiapkan untuk mempertahankan gelar King's Cup yang mana mereka akan berlaga di Thailand.

Akan tetapi karena permohonan memelas dari Tunku Abdul Rahman sampai membawa slogan 'Kita Serumpun' maka dikirimlah timnas utama Indonesia ke Merdeka Games.

Indonesia dengan mudah melibas lawan-lawannya di Merdeka Games 1969.

Korea Selatan dipecundangi 3-0, Thailand dikalahkan dengan skor 4-1, Malaysia 3-1, hingga Singapura dibantai 9-2.

Di Final Indonesia kembali mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2 dan menjadi kampiun Merdeka Games 1969.

Suksesnya Malaysia menggelar Merdeka Games 1969 dengan bantuan timnas Indonesia membuat mata internasional percaya jika kondisi dalam negerinya sudah kondusif, walaupun entah kenyataan bagaimana.(Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Natakusumah : Drama Itu Bernama Sepakbola, BolaSort.com

Baca Lainnya