Sosok.ID - Bagi Letda Michelle Anggraeni perjuangannya mengejar cita-cita menjadi seorang perwira tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak hal yang harus Letda Michelle Anggraeni hadapi untuk menjadi seorang perwira yang membanggakan kampung halamannya.
Kendati sempat berulang kali gagal lolos seleksi masuk, Letda Michelle Anggraeni nyatanya sukses menjadi Taruni asal Papua yang bertugas di kapal perang terbesar milik TNI AL, KRI Banda Ache 593.
Ya, Letda Michelle Anggraeni adalah taruni asal Papua yang kini bertugas selaku Asisten Kepala Divisi Komunikasi KRI Banda Aceh 593.
Dilansir Sosok.ID dari RRI.co.id dan Antara News via Kompas.com, Michelle Anggraeni merupakan taruni lulusan pertama asal SMAN 1 Biak, Papua.
Michelle dilantik menjkadi perwira pertama pada tahun 2018 dan ditugaskan di KRI Banda Aceh 593 dengan pangkat Letda Laut.
Mengutip dari RRI.co.id, Letda Michelle telah bertugas di KRI Banda Aceh 593 sejak 7 bulan yang lalu.
Ini adalah pengalaman pertamanya sebagai perwira bertugas di kapal perang terbesar milik TNI AL.
"Saya sudah bertugas di KRI Banda Aceh selama tujuh bulan, ya ini pengalaman pertama bertugas menjadi perwira wanita TNI AL menjalankan tugas sebagai prajurit pelaut," ungkap Michelle.
Untuk mencapai posisinya saat ini, Letda Michelle mengungkap itu bukanlah hal yang mudah.
Banyak hal yang harus ia lewati dan hadapi untuk mengejar cita-citanya sebagai perwira.
Secara jujur, Letda Michelle mengaku bahwa yang selama ini memotivasi dirinya untuk menjadi seornag anggota TNI adalah keinginannya mengikuti jejak sang ayah.
"Saya telah menetap di Biak sejak kelas 5 SD, kemudian melanjutkan SMP di SMP Negeri I Biak Kota dan SMA Negeri I Biak Kota.
Kemudian saya memiliki motivasi menjadi seorang anggota TNI Angkatan Laut setelah melihat pekerjaan ayah saya yang berdinas di Guskamla Armatim pada waktu itu," ungkap Letda Michelle seperti yang dikutip Sosok.ID dari AntaraNews via Kompas.com.
Kendati keinginannya kuat, rupanya Letda Michelle sempat berkali-kali gagal daftar seleksi.
Hal ini dikarenakan beragam faktor, misal seperti jumlah pendaftar yang dibatasai hanya untuk putra daerah atau posisi yang ada hanya untuk Taruna.
"Maka dengan tekad yang bulat saya mencoba untuk mendaftar menjadi Taruni melalui Lanal Biak namun Taruni pada saat itu terbatas dan dibatasi hanya bagi putra daerah maka saya mencoba di Makassar yang ternyata hanya untuk Taruna," lanjut Letda Michelle.
Tak menyerah, Letda Michelle mencoba daftar melalui tes online Taruni lewat Panitia Daerah (Panda) Surabaya.
Perjuangannya pun membuahkan hasil, Letda Michelle lolos seleksi tes di Malang dan melangkah maju hingga diterima sebagai Taruni Akademi Angkatan Laut kedua tahun 2014.
"Maka melalui tes online saya mengikuti tes menjadi Taruni melalui panitia daerah (Panda) Surabaya dan mendaftar hingga mengikuti tahapan tes di Malang.
Dan akhirnya tanggal 1 Agustus 2014 diteima sebagai Taruni Akademi Angkatan Laut angkatan ke dua tahun 2014,” jelas Letda Michelle.
Saat menceritakan perjuangannya menjadi seorang perwira, Letda Michelle mengajak para wanita asli Papua untuk tidak minder dan berkecil hati.
Siapapun bisa menggapai impiannya sebagai Taruni Angkatan Laut Indonesia jika memiliki tekad yang kuat.
Letda Michelle juga mengatakan bahwa untuk menggapai cita-cita kuncinya harus mau bekerja keras dan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.
Bila semua telah dilakukan, hal terakhir yang harus dilakukan tinggal memasrahkan hasilnya kepada Tuhan YME.
"Maka anak muda Biak harus giat belajar,memiliki kemauan keras dan tekat yang kuat,setelah itu berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai cita-cita yang diinginkan.
Setelah itu pasrahkan kepada Tuhan karena Tuhan yang menentukan yang terbaik kepada kita,” tutur Letda Michelle.
Ats pencapaiannya ini, Letda Michelle mengaku bangga bisa menjadi salah satu perwira yang ditugaskan di kapal perang terbesar milik TNI Angkatan Laut.
"Saya sangat bangga menjadi perwira prajurit perempuan TNI AL dan tetap bekerja profesional menjalankan tugas di KRI Banda Aceh," tutup Letda Michelle.
Melansir GridHot.ID, KRI Banda Aceh sendiri merupakan kapal perang berjenis Landing Platform Dock dengan ukuran panjang 22.004 meter dan lebar 125 meter.
Berat kapal ini mencapai 7.286 ton. Kapal perang ini memiliki kecepatan maksimum 15 knot dan memiliki daya angkut sebanyak 344 personel.
Kapal tersebut mampu menampung 5 unit helikopter jenis MI-2 atau Bell 412, 2 unit LCVP, 3 unit meriam Howitzer, dan 20 Tank.
Baca Juga: Cucu Gus Dur, Shabrina Arinka Sabet Medali di Ajang Peneliti Muda Dunia
Untuk persenjataan perang, kapal ini dilengkapi meriam kaliber 20 mm dan 40 mm.
Kapal tersebut bisa berlayar 30 hari nonstop dan dilengkapi dengan rumah sakit darurat di dalamnya.
KRI Banda Aceh juga sering digunakan untuk misi kemanusiaan di Tanah Air.
(*)