Pernah Berulang Kali Gagal Daftar Seleksi, Letda Michelle Sukses Jadi Taruni Asal Papua yang Bertugas di KRI Terbesar Milik TNI AL Demi Ikuti Jejak sang Ayah

Selasa, 27 Agustus 2019 | 14:00
Kolase gambar RRI.co.ID dan Pusepen TNI via Tribunnews.com

Pernah Berulang Kali Gagal Lolos Seleksi, Letda Michelle Sukses Jadi Taruni Asal Papua yang Bertugas di KRI Terbesar Milik TNI AL.

Sosok.ID - Bagi Letda Michelle Anggraeni perjuangannya mengejar cita-cita menjadi seorang perwira tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Banyak hal yang harus Letda Michelle Anggraeni hadapi untuk menjadi seorang perwira yang membanggakan kampung halamannya.

Kendati sempat berulang kali gagal lolos seleksi masuk, Letda Michelle Anggraeni nyatanya sukses menjadi Taruni asal Papua yang bertugas di kapal perang terbesar milik TNI AL, KRI Banda Ache 593.

Ya, Letda Michelle Anggraeni adalah taruni asal Papua yang kini bertugas selaku Asisten Kepala Divisi Komunikasi KRI Banda Aceh 593.

Baca Juga: Jadi Anak Angkat dan Banjir Kasih Sayang dari Ruben Onsu, Betrand Peto Ternyata Terpisah dari Orang Tua Sejak Bayi: Bapak Ada Kasus dengan Mama

Dilansir Sosok.ID dari RRI.co.id dan Antara News via Kompas.com, Michelle Anggraeni merupakan taruni lulusan pertama asal SMAN 1 Biak, Papua.

Michelle dilantik menjkadi perwira pertama pada tahun 2018 dan ditugaskan di KRI Banda Aceh 593 dengan pangkat Letda Laut.

Mengutip dari RRI.co.id, Letda Michelle telah bertugas di KRI Banda Aceh 593 sejak 7 bulan yang lalu.

Ini adalah pengalaman pertamanya sebagai perwira bertugas di kapal perang terbesar milik TNI AL.

Baca Juga: Kejaksaan Bakal Jalankan Hukum Kebiri Pertama di Indonesia, Ikatan Dokter Ogah Jadi Eksekutor: Tak Adil dan Langgar Etik Kedokteran!

"Saya sudah bertugas di KRI Banda Aceh selama tujuh bulan, ya ini pengalaman pertama bertugas menjadi perwira wanita TNI AL menjalankan tugas sebagai prajurit pelaut," ungkap Michelle.

Untuk mencapai posisinya saat ini, Letda Michelle mengungkap itu bukanlah hal yang mudah.

Banyak hal yang harus ia lewati dan hadapi untuk mengejar cita-citanya sebagai perwira.

Secara jujur, Letda Michelle mengaku bahwa yang selama ini memotivasi dirinya untuk menjadi seornag anggota TNI adalah keinginannya mengikuti jejak sang ayah.

Baca Juga: Cerita Tragis Alan Turing, si Jenius Pemecah Kode yang Pilih Bunuh Diri Usai Dipaksa Hukum Kebiri Gara-gara Kelainan Seksual

"Saya telah menetap di Biak sejak kelas 5 SD, kemudian melanjutkan SMP di SMP Negeri I Biak Kota dan SMA Negeri I Biak Kota.

Kemudian saya memiliki motivasi menjadi seorang anggota TNI Angkatan Laut setelah melihat pekerjaan ayah saya yang berdinas di Guskamla Armatim pada waktu itu," ungkap Letda Michelle seperti yang dikutip Sosok.ID dari AntaraNews via Kompas.com.

Kendati keinginannya kuat, rupanya Letda Michelle sempat berkali-kali gagal daftar seleksi.

Hal ini dikarenakan beragam faktor, misal seperti jumlah pendaftar yang dibatasai hanya untuk putra daerah atau posisi yang ada hanya untuk Taruna.

Baca Juga: Sempat Ditolong Siswa SMK yang Lihat Tubuhnya Terbakar Saat Unjuk Rasa di Cianjur, Ipda Erwin Meninggal Dunia

"Maka dengan tekad yang bulat saya mencoba untuk mendaftar menjadi Taruni melalui Lanal Biak namun Taruni pada saat itu terbatas dan dibatasi hanya bagi putra daerah maka saya mencoba di Makassar yang ternyata hanya untuk Taruna," lanjut Letda Michelle.

Tak menyerah, Letda Michelle mencoba daftar melalui tes online Taruni lewat Panitia Daerah (Panda) Surabaya.

Perjuangannya pun membuahkan hasil, Letda Michelle lolos seleksi tes di Malang dan melangkah maju hingga diterima sebagai Taruni Akademi Angkatan Laut kedua tahun 2014.

"Maka melalui tes online saya mengikuti tes menjadi Taruni melalui panitia daerah (Panda) Surabaya dan mendaftar hingga mengikuti tahapan tes di Malang.

Baca Juga: Bakal Jadi Ibukota Baru Karena Minim Bencana Alam, Kaltim Disebut BMKG Miliki 3 Sesar Gempa Aktif yang Pernah Timbulkan Tsunami

Dan akhirnya tanggal 1 Agustus 2014 diteima sebagai Taruni Akademi Angkatan Laut angkatan ke dua tahun 2014,” jelas Letda Michelle.

Saat menceritakan perjuangannya menjadi seorang perwira, Letda Michelle mengajak para wanita asli Papua untuk tidak minder dan berkecil hati.

Siapapun bisa menggapai impiannya sebagai Taruni Angkatan Laut Indonesia jika memiliki tekad yang kuat.

Letda Michelle juga mengatakan bahwa untuk menggapai cita-cita kuncinya harus mau bekerja keras dan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.

Baca Juga: Gubernur Sumsel Tanyakan Kebenaran Isu Oknum Pejabat Minta Jatah Kursi Konser Westlife, Promotor: Itu Misinformasi Pemberitaan Media!

Bila semua telah dilakukan, hal terakhir yang harus dilakukan tinggal memasrahkan hasilnya kepada Tuhan YME.

"Maka anak muda Biak harus giat belajar,memiliki kemauan keras dan tekat yang kuat,setelah itu berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai cita-cita yang diinginkan.

Setelah itu pasrahkan kepada Tuhan karena Tuhan yang menentukan yang terbaik kepada kita,” tutur Letda Michelle.

Ats pencapaiannya ini, Letda Michelle mengaku bangga bisa menjadi salah satu perwira yang ditugaskan di kapal perang terbesar milik TNI Angkatan Laut.

Baca Juga: Seorang Ayah Terpaksa Bopong Jenazah Anaknya Pulang Jalan Kaki Gara-gara Ditolak Pinjam Ambulans, Dinkes Tangerang: Saya Mohon Maaf

"Saya sangat bangga menjadi perwira prajurit perempuan TNI AL dan tetap bekerja profesional menjalankan tugas di KRI Banda Aceh," tutup Letda Michelle.

Melansir GridHot.ID, KRI Banda Aceh sendiri merupakan kapal perang berjenis Landing Platform Dock dengan ukuran panjang 22.004 meter dan lebar 125 meter.

Berat kapal ini mencapai 7.286 ton. Kapal perang ini memiliki kecepatan maksimum 15 knot dan memiliki daya angkut sebanyak 344 personel.

Kapal tersebut mampu menampung 5 unit helikopter jenis MI-2 atau Bell 412, 2 unit LCVP, 3 unit meriam Howitzer, dan 20 Tank.

Baca Juga: Cucu Gus Dur, Shabrina Arinka Sabet Medali di Ajang Peneliti Muda Dunia

Untuk persenjataan perang, kapal ini dilengkapi meriam kaliber 20 mm dan 40 mm.

Kapal tersebut bisa berlayar 30 hari nonstop dan dilengkapi dengan rumah sakit darurat di dalamnya.

KRI Banda Aceh juga sering digunakan untuk misi kemanusiaan di Tanah Air.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, RRI.co.id

Baca Lainnya