Kisah Jack, Seekor Kera yang Bekerja Sebagai Pengirim Sinyal di Stasiun Kereta Api, 9 Tahun Tak Pernah Melakukan Kesalahan

Rabu, 21 Agustus 2019 | 20:16
wikipedia

Kisah Jack si Baboon, Seekor Kera yang Bekerja Sebagai Pengirim Sinyal di Stasiun Uitenhage, 9 Tahun Tak Pernah Melakukan Kesalahan

Sosok.id - Jack adalah seorang kera baboon chacma, yang memperoleh ketenaran karena bertindak sebagai asisten juru sinyal kereta api yang cacat di Afrika Selatan

Jack adalah nama yang diberikan untuk hewan peliharaan James Wide, seorang juru sinyal rel kereta api di Cape town, Afrika Selatan.

James Wide adalah pekerja untuk layanan Cape Town - Port Elizabeth Railway, di Afrika Selatan.

Ia bertugas di stasiun Uitenhage, Capetown, Afrika Selatan.

Ia dijuluki James "Jumper" Wide karena aksi nekatnya melompat di antara kereta api yang lewat di pos penjagaannya.

Baca Juga: Kerusuhan di Fakfak, Pentolan OPM Goliath Tabuni : Jajalah Benderaku Bintang Kejora

Pada Suatu ketika, pada tahun 1977, kejadian naas menimpa James Wide, hingga ia terjatuh dan mendapatkan luka serius.

Yang paling parah adalah akibat kecelakaan yang menimpanya tersebut, James Wide harus merelakan kedua kakinya diamputasi.

Kedua kaki yang diamputasi memuat gerak Wide tidak seperti sedia kala, hal itu menghambat pula pekerjaannya sebagai juru sinyal kereta.

Suatu ketika pada tahun 1881, Wide melihat ada seekor kera baboon sedang mengarahkan sebuah gerobak.

Baca Juga: Teliti Sebelum Makan! Seorang Pasien Konsumsi Masakan Aneh Saat Dirawat di Rumah Sakit Sidney, ini Daging Ayam atau Babi?

Ia kemudia berinisiatif untuk membeli kera baboon itu yang akan dijadikannya sebagai pembantu dalam ativitasnya sehari-hari.

James Wide yang beraktivitas diatas kursi roda bermaksud untuk melatih kera baboon itu sehingga bisa ia jadikan pembantu dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.

Kera baboon yang ia beri nama Jack tersebut awalnya hanya ia latih untuk mendorong kursi roda yang ia gunakan setiap hari.

redigest

Jack si Baboon mendorong James Wide diatas Troli

Tak hanya menjadi pendorong kursi roda yang James Wide gunakan saja, Jack si baboon juga dilatih untuk menyirami tanaman di sekitar stasiun kereta tersebut dan juga membawa kunci gudang batubara.

Akhirnya Wide berinisiatif untuk melatih Jack si baboon mengoperasikan tuas sinyal kereta.

Jack dengan cepat menghafal tiap label pada tuas-tuas penanda sinyal untuk kereta yang akan masuk ke stasiun Uitenhage itu.

Tugas penarik tuas haruslah jeli, ketika kereta mendekat masuk ke stasiun, tuas mana yang harus ditarik sehingga mengarahkan kereta tersebut supaya tidak menabrak kereta lain.

Baca Juga: Jika Jadi Dibeli, Su-35 Indonesia Tak Bisa Dibandingkan dengan F-35 Lightning II

Awalnya Jack si baboon menarik tuas seuai arahan dari James Wide, sampai akhirnya si pria yang diamputasi kakinya tersebut membiarkan Jack bertugas sebagai penarik tuas sinyal kereta tanpa arahannya.

Jack pun secara mahir langsung dapat menjalankan tugasnya sebagai pengirim sinyal kereta di stasiun Uitenhage menggantikan James Wide.

Namun tugasnya sebagai pengantar kunci gudang juga masih ia lakukan sesekali saat petugas teknis stasiun tersebut membutuhkan kunci gudan itu.

Keunikan dan kecerdasan Jack si baboon akhirnya sampai ketelinga masyarakat yang kemudian silih berganti setiap hari menonton Jack beraktivitas di Stasiun Uitenhage.

Baca Juga: Viral, Lantaran Kesal, Seorang Pria Nekat Tembak Mati Seekor Anjing Menggunakan Senapan Angin

Namun suatu ketika ada seorang wanita melaporkan kejadian yang ia anggap aneh tersebut kepada otoritas kereta api.

Menerima laporan tersebut, otoritas kereta api setempat kemudia memecat James Wide dan Jack si baboon.

Karena tak terima dengan pemecatan tersebut, Wide pun melayangkan protes kepada atasannya, yang kemudian melakukan investigasi.

Manager sistem dan beberapa staf lain mengunjungi stasiun tersebut , dan menguji kecakapan Jack dalam mengoperasikan persinyalan.

Baca Juga: Tak Merasa Langgar Aturan Tapi Dapat Surat Tilang Elektronik, Pria Ini Ajukan Gugatan Praperadilan Pada Polisi

Sang manager pun terkejut melihat Jack lulus dalam semua tes yang diberikan. Jack dan pak Wade pun mendapatan kembali pekerjaannya.

Jack si Babon dibayar dua puluh sen sehari, dan setengah botol bir setiap minggu.

Sejak itu pula Jack mendapat julukanya, yaitu “Jack The Signalman”.

Selama sembilan tahun Jack menjalankan tugasnya sebagai pengarah sinyal di Stasiun Uitenhage tanpa sekalipun melakukan kesalahan.

Namun pada tahun 1890, Jack si Baboon mengidap penyakit Tuberkulosis dan mati akibat penyakit tersebut.

Baca Juga: Baru Lima Bulan Jadian, Billy Syahputra Sesumbar Bakal Segera Nikahi Elvia Cerolline dan Gelar Pernikahan di Amerika

Karena kehebatan dan kecerdasannya, tulang Jack si Baboon kemudian dipajang di museum Albany di Grahamstown.

Dan foto-fotonya dipampang di stasiun Uitenhage.

Kisahnya pun diangkat di sebuah jurnal pada tanggal 24 Juli 1890 dan kembali diceritakan dalam sebuah surat kabar edisi 11 November 1990.(*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : wikipedia, thevintagenews.com, allthatinteresting.com

Baca Lainnya