Sosok.ID- Mobil pertama yang digunakan oleh presiden Indonesia memiliki cerita menarik di baliknya.
Mobil merek Buick buatan Amerika itu merupakan hasil "curian".
Mobil yang kini terparkir di Museum Joang 45 itu awalnya adalah milik Kepala Departemen Perhubungan Jepang.
Dilansir dari Kompas.com, Pemandu Museum Joang 45 Untung Supardi menjelaskan kejadian unik tersebut.
"Pada masa Jepang itu kan kita masih belum punya anggaran untuk beli mobil.
Baca Juga: Mengenang Peristiwa di Balik Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
Sedangkan terbentuknya negara baru berjalan satu bulan," kata Untung.
Bersdasarkan keterangannya, saat itu, Sahabat Soekarno yang bernama Sudiro mendekati sopir mobil Rep 1 yang tengah beristirahat.
Sementara, pemilik mobil sedang mengikuti rapat.
Kemudian, Sudiro merayu sang sopir secara diplomatis.
Berkat rayuannya, sopir itu pun akhirnya memberikan kunci mobil pada Sudiro.
Tak lupa, Sudiro memberikan uang sebesar Rp300 kepadanya untuk ongkos pulang ke Kebumen.
Setelah itu, Sudiro membawa mobil tersebut ke kediaman Soekarno.
Yakni di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.
Sejak saat itu, mobil itu digunakan untuk pelaksanaan tugas Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Mungkin dia (pemilik mobil) tidak memikirkan tentara republik yang mengambil (mobil). Mungkin perhatiannya kepada sopirnya yang membawa kabur, entah di bawa kemana.
Nah, mobil ini sebenarnya tersimpan di rumah Bung Karno," tambah Untung.
Baca Juga: 4 Tangisan Soekarno yang Tercatat Sejarah, Salah Satunya Saat Pembacaan Pancasila Untuk Pertama Kali
Buick Super 1949
Masih dilansir dari Kompas.com, mobil itu merupakan Buick Super 1949.
Hal itu disampaikan oleh dedengkot Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), Tri Dharma.
Menurutnya, Buick Super 1949 yang digunakan oleh Soekarno itu memiliki posisi setir di sebelah kanan.
Itu juga menjadikannya mobil satu-satunya mobil dinas Bung Karno yang posisi setirnya sudah ada di kanan.
Menurut keterangannya, mobil itu juga digunakan oleh beberapa Perdana Menteri Indonesia saat era Demokrasi Liberal.
"Mobilnya ini juga dipakai Perdana Menteri, diantaranya Juanda dan Nasyir," ujar Tri, mengutip Kompas.com (12/3/2018).
Mobil ini bermesin delapan silinder, segaris, dan berkapasitas 4.063 cc.
Mobil ini juga digunakan untuk mengantarkan Bung Karno saat menghadiri Konferensi Asia Afrika (KAA).
Hingga mengantar Bung Karno saat acara kunjungan kepresidenan pada 1949 di Yogyakarta.
"Ini mobil yang prestisius, baik sejarahnya maupun harganya," ujar Tri, mengutip Kompas.com.
(*)