Sosok.id - Drs. H. Wahyu Sardono, M.S. atau lebih dikenal sebagai Dono Warkop, Pelawak Indonesia yang pernah gemilang dengan membintangi beberapa judul film komedi bersama kedua sahabatnya dengan nama grup Warkop DKI.
Dekade 1970, 1980 dan 1990 adalah masa kegemilangannya dalam dunia komedi di Indonesia.
Pria kelahiran Delanggu, Klaten, Jawa Tengah pada 30 September 1951 silam, tak kan terlepas dari Warkop DKI.
Dalam setiap filmnya, karakter Dono yang terlihat bodoh dan ndeso dalam setiap penampilannya memang berbanding terbalik dengan di kehidupan nyata sang aktor.
Semasa kuliah di Universitas Indonesia, Jakarta, ia sempat bekerja di bagian redaksi surat kabar.
Dono muda juga tergabung dalam kelompok pecinta alam di universitasnya bersama Kasino dan Nanu, pentolan Warkop DKI lainnya.
Wahyu Sardono, nama lengkapnya, juga pernah bekerja sebagai penyiar radio pada kurun waktu 1974 sampai 1980.
Mantan Ketua Osis SMA Negeri 3 Surakarta ini juga termasuk mahasiswa yang cerdas.
Baca Juga: Youtuber Meninggal Akibat Jatuh dari Ketinggian 150 Kaki Saat Merekam Aksinya Sendiri
Ia tercatat pernah menjadi Asisten Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia.
Selepas dari bangku kuliah bahkan ia juga menjadi dosen di almamaternya tersebut.
Begitu banyak profesi yang digeluti oleh komedian Indonesia ini menunjukkan ia bukanlah orang sembarangan.
Dilansir dari akun Instagram anak Dono yang bernama Andika Aria Sena, @masari0, selain sebagai seorang Komedian, Jurnalis, Dosen, Fotografer, Penulis, Novelis, Sutradara, Produser, Dono juga pernah menggeluti dunia kartun.
Bahkan ada cerita unik ketika ia menjadi kartunis.
Baca Juga: Kisah Pilu di Akhir Hayat Bung Karno, Sendiri dan Diasingkan, Bahkan Kentut Pun Dianggap Berpolitik
Aria, anak Dono, menulis dalam keterangan gambar di akun Instagramnya bahwa jarang masyarakat tahu sang ayah pernah menjadi kartunis.
Bahkan profesi kartunis sudah digeluti oleh Dono sejak masih SMP.
Dono kecil mengirimkan hasil karyanya untuk koran-koran di wilayah Klaten, Jawa Tengah.
Aria juga menulis ketika sang ayah masih duduk di bangku kuliah, karya-karyanya dalam bidang kartun sudah diketahui orang.
Sang bernama Titi Kusumawardhani.
Namun uniknya, Dono tak pernah menggunakan nama aslinya dalam karya kartunnya, tapi ia menggunakan nama sang istri.
Hingga suatu ketika ada sebuah surat kabar mengundang kartunis-kartunis untuk menjadi pembicara di sebuah acara.
Arya juga menulis bahwa saat itu sang Ibu (Istri Dono) terkejut ketika mendapatkan undangan sebagai kartunis padahal beliau tidak tahu bagaimana cara menggambar kartun.
Dan setelah dicari tahu ternyata karya kartun tersebut adalah buatan sang komedian yang sengaja tidak mencantumkan namanya tapi nama sang istri.
Aria juga menambahkan bahwa hingga saat ini ia belum menemukan lagi karikatur yang dibuat oleh sang ayah.
Ia juga menambahkan beberapa karya ayahnya di rumah sudah dalam kondisinya sudah rusak.(*)