Merasa Kagum dan Hormat dengan Sosok Gus Dur, Mbah Moen Putuskan untuk Bergabung dengan NU

Selasa, 06 Agustus 2019 | 14:53
Embun Hati

KH Maimun Zubair atau akrab disapa Mbah Moen, wafat di Mekkah saat melangsungkan ibadah haji pada pukul 04.17 waktu setempat (6/8/2019)

Sosok.ID- Mbah Moen,Kyai Haji Maimun Zubair menghembuskan napas terakhirnya di Mekkah pada Selasa (6/8/2019), saat menunaikan rangkaian ibadah haji.

Mbah Moen, sapaannya, dikenal sebagai ulama karismatik yang selalu menjadi panutan bagi umat Islam di Jawa Tengah terutama.

Namanya kembalidiperbincangkan saat pemilihan Presiden 2019 lalu diselenggarakan.

Mbah Moen memang menjadi rujukan para politisi, tak terkecuali dalam kontetasi pemilihan presiden lalu.

Baca Juga: Diduga Depresi, Seorang Remaja Nekat Rebut Bocah 6 Tahun dari sang Ibu dan Melemparnya dari Gedung Setinggi 60 M Tanpa Alasan

Bahkan, Jokowi dan Prabowo yang bertarung untuk memenangkan kursi presiden 2019-2024 kala itu berebut simpati dari Mbah Moen.

Kyai Haji Maimun Zubairadalah tokoh ulama ulama besar yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928.

Beliau Merupakan putra pertama anak dari KH Zubair Dahlan dan cucu dari Kyai Ahmad Syu’aib.

Sekitar tahun 1945, beliau memulai pendidikannya di Pondok Lirboyo Kediri, di bawah bimbingan KH. Abdul Karim atau yang biasa dikenal sebagai Mbah Manaf.

Baca Juga: Tak Kalah Apik dengan Menara Eifel di Paris, Berikut 5 Karya Arsitektur Soekarno yang Jarang Diketahui!

Selain kepada Mbah Manaf, Beliau juga menimba ilmu agama dari KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuqi.

Kompas.com/Fitria Chusna Farisa
Kompas.com/Fitria Chusna Farisa

Ketua Majelis Syariah PPP Maimoen Zubair tiba di kantor PPP, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2019).

Mbah Maimun merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang.

Mbah Moen juga pernah terjun di dunia politik nasional.

Ia tercatat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Mbah Maimun pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun.

Baca Juga: Perjuangan Pengungsi Palu, Kembali Bangkit Setelah Temukan Peralatan Dekorasi Pengantin yang Ditelan Bumi Bersama Rumahnya

Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya.

Dia juga sempat menjabat sebagai anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.

Dikutip dari Kompas.con melansir dari nu.or.id, KH Maimun Zubair sebagai salah satu tokoh pejuang NU bersama KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Chasbullah ini menceritakan kecintaannya terhadap NU yang tumbuh sejak masa remaja.

Mbah Moen bercerita tentang keikutsertaanya pertama kali dalam organisasi NU.

Baca Juga: Meninggal Saat Melakukan Ibadah Haji, Mbah Moen Sempat Terima Tamu Sebelum Menghembuskan Napas Terakhir

"Sebelum saya di PBNU tahun 1990. Saya mulai di NU tahun 1950 sebagai kader IPNU, tahun 1960 di Ansor, terus tahun 1970 di NU Cabang," terang Mbah Moen sapaan akrabnya kepada NU Online di Rembang, Jawa Tengah.

RIZA FATHONI/HARIAN KOMPAS
jalu

[ARSIP FOTO] KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, difoto pada Januari, 2000

Pada tahun 1980, lanjut Mbah Moen, ia masuk di kepengurusan PWNU Jawa Tengah, tahun 1990 di PBNU sebagai Rais sampai kepada Thariqat.

"Kemudian saya pensiun sebentar di tahun 2000, dan masuk lagi menjadi Mustasyar PBNU hingga sekarang," ungkapnya.

Ada sebuah kisah menarik dituturkan Mbah Moen ketika Gus Dur akan berangkat melawat ke Mesir, Baghdad dan Eropa.

Mengisahkan ketika Gus Dur berkunjung ke Pesantren Al-Anwar Sarang. Gus Dur, kala itu, meminta Mbah Maimoen untuk membaca kitab Tadzkirah karangan Syekh Nawawi sebelum dirinya berangkat belajar ke Mesir.

Baca Juga: Sosok Mbah Maimunn Zubair, Ulama Kondang yang Kerap Jadi Rujukan Ilmu Fiqh

“Gus Dur ke Sarang untuk membaca kitab Tadzkirah sebelum ke Mesir, Baghdad, dan Eropa,” tutur Mbah Maimun menghadiri hari peringatan Gus Dur di Ciganjur, dilansir dari Kompas.com.

Sepulangnya ke tanah air, Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU dan langsung mengajak Mbah Moen untuk mengabdi di NU.

Pernah satu ketika KH Maimun Zubair mengungkapkan rasa penasarannya terhadap Gus Dur.

Salah satu kiai sepuh NU asal Sarang Jawa Tengah itu penasaran tentang amalan apa yang dilakukan oleh Gus Dur sehingga sampai meninggal pun orang terus menghormatinya.

Baca Juga: Diduga Depresi Karena Ditinggal Mati Sang Istri, Seorang Bapak Ajak Anaknya yang Tunanetra dan Tunawicara Gantung Diri

Tidak heran jika Mbah Maimun memberikan rasa hormat kepada Gus Dur dan ikut tergabung dalam menjadi bagian dari NU.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com, nu.or.id

Baca Lainnya